Angkutan Pedesaan Masuk Jurang, Satu Tewas
A
A
A
KARANGANYAR - Kecelakaan maut terjadi di jalan penghubung antardesa di Dusun Banjar Buntung, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, kemarin pagi.
Mobil angkutan pedesaan (angkudes) yang membawa sekitar 30 penumpang terjun bebas ke jurang sedalam 15 meter. Satu orang tewas dan 14 lain luka berat, sedang, dan ringan. Kecelakaan diduga akibat mobil melebihi kapasitas penumpang. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa maut berlangsung sekitar pukul 06.30 WIB.
Kala itu mobil angkudes Nopol AD 1172 F yang dikemudikan Supatno, 34, warga Desa Gantiwarno, Matesih, Karanganyar, membawa puluhan penumpang yang sebagian besar adalah pelajar. Mobil meluncur dari Terminal Matesih menuju Terminal Karangpandan. Meski jalanan sudah beraspal, medan cukup berat karena naik-turun dan berkelok kelok.
Sesaat sebelum sampai di lokasi kejadian, angkudes jalur G tersebut menuruni jalur menikung. Namun, mobil berwarna kuning itu mendadak sulit dikendalikan sebelum terjun bebas ke jurang. Mobil sempat terguling sebelum akhirnya masuk ke sungai. “Saya mendengar suara sraksraksrak- srak sebelum mobil jatuh ke jurang. Di lokasi juga ada bekas rem sekitar 3 meter,” ungkap Sulardi, 24, warga setempat di lokasi kejadian, kemarin.
Kala itu angkutan jalur G ini memang sarat penumpang. Selain duduk di dalam mobil, ada juga penumpang yang duduk di atap. Sebagian bahkan bergelantungan di depan pintu dan bagian belakang yang diberi anjang-anjang untuk injakan kaki. Para penumpang yang ada di luar langsung terlempar ke berbagai arah. Nahas bagi Rudiyanto, 14, siswa kelas 8E SMPN 3 Karangpandan. Korban tewas di lokasi kejadian dengan luka serius di kepala.
Kondisi sopir angkot, Supatno, pun kritis. Warga yang mengetahui kejadian itu berupaya memberikan pertolongan. Korban luka dan tewas kemudian dievakuasi ke RSUD Karanganyar guna mendapatkan pertolongan medis. Sebagian ada yang dibawa ke Puskesmas Karangpandan karena hanya mengalami lecet-lecet. “Mereka dibawa dengan truk dan mobil bak terbuka. Para penumpang hampir seluruhnya pelajar. Penumpang umum hanya dua orang ibu-ibu,” lanjut Sulardi.
Terdapat 15 korban yang dibawa ke RSUD Karanganyar. Lima di antaranya rawat jalan, delapan menjalani rawat inap, dan satu pasien mendapatkan penanganan khusus. Satu orang lagi dalam kondisi meninggal dunia.
“Sopir kondisinya kritis dan satu anak mengalami trauma kepala,” ungkap Ita Kusumawati, kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan RSUD Karanganyar. Dari delapan pasien yang menjalani rawat inap, enam di antaranya pelajar yakni Felix, Angga Prasetyo, Wahyu Widyaningsih, Pudji Rahayu, Edhiska, dan Adimas Nur Adiansyah.
Dua lainnya ibu-ibu yakni Suyami dan Sawistri. Salah satu korban luka, Wahyu Widyaningsih, 12, mengaku laju angkudes cukup kencang. “Saya duduk di kursi paling belakang. Kondisi di dalam mobil penuh sesak,” ungkap siswa kelas VI SDN Gerdu, Karangpandan itu.
Ary wahyu wibowo
Mobil angkutan pedesaan (angkudes) yang membawa sekitar 30 penumpang terjun bebas ke jurang sedalam 15 meter. Satu orang tewas dan 14 lain luka berat, sedang, dan ringan. Kecelakaan diduga akibat mobil melebihi kapasitas penumpang. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa maut berlangsung sekitar pukul 06.30 WIB.
Kala itu mobil angkudes Nopol AD 1172 F yang dikemudikan Supatno, 34, warga Desa Gantiwarno, Matesih, Karanganyar, membawa puluhan penumpang yang sebagian besar adalah pelajar. Mobil meluncur dari Terminal Matesih menuju Terminal Karangpandan. Meski jalanan sudah beraspal, medan cukup berat karena naik-turun dan berkelok kelok.
Sesaat sebelum sampai di lokasi kejadian, angkudes jalur G tersebut menuruni jalur menikung. Namun, mobil berwarna kuning itu mendadak sulit dikendalikan sebelum terjun bebas ke jurang. Mobil sempat terguling sebelum akhirnya masuk ke sungai. “Saya mendengar suara sraksraksrak- srak sebelum mobil jatuh ke jurang. Di lokasi juga ada bekas rem sekitar 3 meter,” ungkap Sulardi, 24, warga setempat di lokasi kejadian, kemarin.
Kala itu angkutan jalur G ini memang sarat penumpang. Selain duduk di dalam mobil, ada juga penumpang yang duduk di atap. Sebagian bahkan bergelantungan di depan pintu dan bagian belakang yang diberi anjang-anjang untuk injakan kaki. Para penumpang yang ada di luar langsung terlempar ke berbagai arah. Nahas bagi Rudiyanto, 14, siswa kelas 8E SMPN 3 Karangpandan. Korban tewas di lokasi kejadian dengan luka serius di kepala.
Kondisi sopir angkot, Supatno, pun kritis. Warga yang mengetahui kejadian itu berupaya memberikan pertolongan. Korban luka dan tewas kemudian dievakuasi ke RSUD Karanganyar guna mendapatkan pertolongan medis. Sebagian ada yang dibawa ke Puskesmas Karangpandan karena hanya mengalami lecet-lecet. “Mereka dibawa dengan truk dan mobil bak terbuka. Para penumpang hampir seluruhnya pelajar. Penumpang umum hanya dua orang ibu-ibu,” lanjut Sulardi.
Terdapat 15 korban yang dibawa ke RSUD Karanganyar. Lima di antaranya rawat jalan, delapan menjalani rawat inap, dan satu pasien mendapatkan penanganan khusus. Satu orang lagi dalam kondisi meninggal dunia.
“Sopir kondisinya kritis dan satu anak mengalami trauma kepala,” ungkap Ita Kusumawati, kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan RSUD Karanganyar. Dari delapan pasien yang menjalani rawat inap, enam di antaranya pelajar yakni Felix, Angga Prasetyo, Wahyu Widyaningsih, Pudji Rahayu, Edhiska, dan Adimas Nur Adiansyah.
Dua lainnya ibu-ibu yakni Suyami dan Sawistri. Salah satu korban luka, Wahyu Widyaningsih, 12, mengaku laju angkudes cukup kencang. “Saya duduk di kursi paling belakang. Kondisi di dalam mobil penuh sesak,” ungkap siswa kelas VI SDN Gerdu, Karangpandan itu.
Ary wahyu wibowo
(ars)