Mantan Gubernur Sulsel Andi Oddang Wafat
A
A
A
MAKASSAR - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Brigjen TNI (Purn) Andi Oddang Makka meninggal dunia dalam usia 89 tahun pada pukul 11.30 Wita kemarin.
Sebelumnya sosok yang memimpin Sulsel pada 1978-1983 itu dirawat selama satu bulan di ICU Rumah Sakit Siloam Makassar. Menurut anak ketiga Andi Oddang, Andi Akbar Oddang, almarhum terinfeksi sejenis virus yang menggerogoti paru-parunya sehingga berpengaruh ke ginjal dan organ tubuh dalam lainnya.
“Diagnosisnya komplikasi. Tadinya flu berat saja, tapi akhirnya datang beragam penyakit karena usia. Anak saya yang nomor dua didatangi dan beliau bilang sudah tidak sanggup,” kata Akbar di rumah duka Jalan Ratulangi, Makassar, kemarin. Akbar menjelaskan, selama hidupnya, almarhum telah mendidik anak-anaknya dengan sangat baik dan memberikan perhatian serta motivasi belajar untuk masa depan.
Almarhum meninggalkan empat orang anak yakni Andi Irfan, Andi Taufan, Andi Akbar, dan Andi Siradjuddin, serta tujuh orang cucu. Sedangkan dua istri almarhum sudah meninggal lebih dulu yakni Andi Maminanga dan Rostina. Andi Maminanga meninggal dua bulan lalu, sementara Rostina wafat 40 tahun lalu.
Almarhum akan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, dengan upacara militer hari ini. Kepergian Andi Oddang menjadi duka mendalam seluruh masyarakat Sulsel. Terbukti, ratusan pelayat bergantian memasuki rumah duka.
Termasuk para pejabat dan tokoh Sulsel seperti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu”mang, Ketua DPRD Sulsel Muh Roem, Kepala BKD Sulsel Mustari Soba, Sekprov Abdul Latif, dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyatakan, almarhum adalah gubernur yang mampu mengantar Sulsel menjawab eranya.
Almarhum bahkan dinilainya sebagai sosok gubernur yang telah banyak memberikan kontribusi kepada pemerintah dan negara pada zamannya untuk swasembada pangan.
“Beliau dikenal dengan program Lappo Ase. Beliau pula yang mendatangkan (mendiang) Presiden Soeharto sebanyak dua kali hanya untuk menikmati program intens,” ungkapnya.
Kurniawan Eka Mulyana/ ant
Sebelumnya sosok yang memimpin Sulsel pada 1978-1983 itu dirawat selama satu bulan di ICU Rumah Sakit Siloam Makassar. Menurut anak ketiga Andi Oddang, Andi Akbar Oddang, almarhum terinfeksi sejenis virus yang menggerogoti paru-parunya sehingga berpengaruh ke ginjal dan organ tubuh dalam lainnya.
“Diagnosisnya komplikasi. Tadinya flu berat saja, tapi akhirnya datang beragam penyakit karena usia. Anak saya yang nomor dua didatangi dan beliau bilang sudah tidak sanggup,” kata Akbar di rumah duka Jalan Ratulangi, Makassar, kemarin. Akbar menjelaskan, selama hidupnya, almarhum telah mendidik anak-anaknya dengan sangat baik dan memberikan perhatian serta motivasi belajar untuk masa depan.
Almarhum meninggalkan empat orang anak yakni Andi Irfan, Andi Taufan, Andi Akbar, dan Andi Siradjuddin, serta tujuh orang cucu. Sedangkan dua istri almarhum sudah meninggal lebih dulu yakni Andi Maminanga dan Rostina. Andi Maminanga meninggal dua bulan lalu, sementara Rostina wafat 40 tahun lalu.
Almarhum akan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, dengan upacara militer hari ini. Kepergian Andi Oddang menjadi duka mendalam seluruh masyarakat Sulsel. Terbukti, ratusan pelayat bergantian memasuki rumah duka.
Termasuk para pejabat dan tokoh Sulsel seperti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu”mang, Ketua DPRD Sulsel Muh Roem, Kepala BKD Sulsel Mustari Soba, Sekprov Abdul Latif, dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyatakan, almarhum adalah gubernur yang mampu mengantar Sulsel menjawab eranya.
Almarhum bahkan dinilainya sebagai sosok gubernur yang telah banyak memberikan kontribusi kepada pemerintah dan negara pada zamannya untuk swasembada pangan.
“Beliau dikenal dengan program Lappo Ase. Beliau pula yang mendatangkan (mendiang) Presiden Soeharto sebanyak dua kali hanya untuk menikmati program intens,” ungkapnya.
Kurniawan Eka Mulyana/ ant
(ftr)