Parpol Islam Didorong Sejalan Perjuangkan Agama

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:54 WIB
Parpol Islam Didorong Sejalan Perjuangkan Agama
Parpol Islam Didorong Sejalan Perjuangkan Agama
A A A
YOGYAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mendorong partai-partai politik berasaskan Islam di Indonesia sejalan dalam memperjuangkan kepentingan agama yang dianut mayoritas penduduk di Tanah Air.

“Partai politik (parpol) Islam sebagai sarana politik kekuasaan kami dorong untuk mau menjalin koalisi dan jika menyangkut kepentingan umat Islam mereka harus satu hati,” kata Din pada pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta kemarin. Din mengatakan, meski beberapa parpol Islam mempunyai visi dan misi yang berbeda, kader yang ada di parlemen maupun lembaga legislatif diharapkan mengaitkan diri dengan nilai Islam saat mengambil kebijakan.

“Kebetulan pada kongres ini pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mau menghadiri, sementara (parpol Islam) yang lain tidak mau, makanya kita dorong itu,” katanya. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini mengatakan, dorongan agar parpol Islam sejalan dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam tersebut perlu karena secara politik di lapangan, umat Islam kalah dengan parpol yang memiliki massa maupun dalam mengendalikan kekuasaan.

“Politik lapangan umat Islam kalah, karena kita (umat Islam) tidak menguasai sumber daya politik, (tokoh) yang menguasai massa dan uang. Sebenarnya kita punya massa, tapi ketika ada ‘wani piro’ (berani berapa) massa porak-poranda,” katanya. Din juga menyinggung kurangnya komunikasi intensif antarparpol Islam menjelang pemilihan umum (pemilu) tahun lalu, sehingga belum bisa satu suara dalam menentukan calon kepala negara yang akan memimpin bangsa tersebut.

Oleh sebab itu, kata Din, melalui kongres lima tahunan yang dihadiri pada ulama, tokoh Islam, cendekiawan muslim dari berbagai elemen muslim di Tanah Air tersebut diharapkan bisa merancang dan mengendalikan perubahan Indonesia menjadi lebih baik. “Karena jika melihat ke belakang, tokoh reformasi kita yaitu Amien Rais, Gus Dur (alm Abdurrahman Wahid) yang memprakarsai perubahan, tapi tidak bisa mengendalikan perubahan itu, makanya harus ada antisipasi ke sana,” katanya.

Sementara itu, Presiden PKS Anis Matta mengatakan pencapaian politik partai politik berasaskan Islam pada Pemilihan Presiden 2014 tetap harus diapresiasi, meskipun tidak berada dalam pemerintahan. “Baru kali ini partai-partai Islam berada dalam oposisi, kecuali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namunbagaimanapunharus ada apresiasi terhadap pencapaian politik tersebut,” katanya saat menjadi narasumber pada kongres yang sama kemarin.

Dia mengatakan, absennya sebagian besar parpol Islam dalam pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi- JK) merupakan keputusan dan realitas politik yang harus dihadapi bangsa Indonesia. “Melihat realitas politik saat ini, (bagi parpol Islam) memang dapat dikatakan ada kesalahan besar dalam pencapaian politik tahun ini, setidaknya sejak terjadi reformasi,” kata Anis.

Dia juga mengatakan umat Islam yang terwadahi dalam parpol Islam mempunyai capaian yang luar biasa, bahkan koalisi yang terbentuk saat Pemilu 2014 mempunyai tujuan yang juga memperjuangkan mayoritas rakyat Indonesia.

Namun demikian, pihaknya menegaskan parpol Islam melalui Koalisi Merah Putih (KMP) tetap akan mendukung kebijakan pemerintah dalam pembangunan Indonesia dan mengkritisi kebijakan-kebijakan jika dirasakan dapat mengesampingkan ajaran Islam.

ridwan anshori/ ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8042 seconds (0.1#10.140)