Pilot TransAsia Jalani Ujian Terbang
A
A
A
TAIPEI - Para pilot maskapai penerbangan TransAsia kemarin mengikuti uji terbang mengenai bagaimana mengendalikan mesin pesawat yang mati dan kondisi darurat di udara.
Ujian itu dilakukan setelah kecelakaan pesawat ATR 72-600 milik TransAsia pekan lalu. Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Taiwan mengungkapkan, ujian dilaksanakan bagi 71 pilot pesawat TransAsia. Sedangkan pilot pesawat Airbus tidak diikutkan dalam ujian itu. Pilot dari China Airlines dan EVA Airdua maskapai besar Taiwan-tidak dilibatkan dalam ujian itu. ”Hasil ujian itu akan diumumkan pada Rabu (besok),” kata pejabat CAA, dikutip Reuters .
Bagi pilot yang gagal dalam ujian itu, mereka tidak diperbolehkan menerbangkan pesawat. Keputusan untuk dilakukan ujian ulang para pilot itu dipertanyakan serikat pilot Taiwan. Mereka mengungkapkan, kecelakaan bukan hanya disebabkan kesalahan pilot, tetapi juga karena berbagai faktor. ”CAA dan ASC (Dewan Keselamatan Penerbangan) tidak boleh langsung mengambil kesimpulan seperti itu,” kata Lee Pingchung, sekjen Serikat Pilot Taiwan.
Jatuhnya pesawat itu dapat disebabkan faktor mesin, cuaca, manajemen pilot, dan tingkat kelelahan pilot. Akibat pelatihan pilot itu, TransAsia harus membatalkan 52 penerbangan kemarin dan hari ini. Sebelumnya maskapai ini juga telah membatalkan 90 jadwal penerbangan sejak kecelakaan itu. Akibat pembatalan itu, TransAsia harus menanggung kerugian besar sebagai konsekuensi terhadap jaminan keselamatan penerbangan.
Para pejabat penerbangan sipil di Taiwan dan analis penerbangan mengungkapkan, bukti penyelidikan menunjukkan kalau awak kabin menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat. Kendati demikian, mereka masih menyelidiki kemungkinan kerusakan mesin. ”Memang ada kesalahan dengan apa yang dilakukan awak kabin,” kata seorang pejabat CAA yang enggan disebutkan namanya. Dia menambahkan, risiko sangat besar ketika pilot mematikan salah satu mesin setelah lepas landas.
Laporan sementara penyelidikan kecelakaan itu akan dilaksanakan pada 30 hari mendatang. Sedangkan laporan akhir akan dilaksanakan pada tiga hingga enam bulan setelah tragedi itu terjadi. Laporan sementara mengindikasikan kalau salah satu mesin pesawat mati setelah lepas landas dari Bandara Songshan, Taipei. Namun, awak kabin kemudian mematikan mesin lainnya yang masih aktif. Ketika berusaha menghidupkan kembali mesin itu, pesawat jatuh ke sungai.
Menurut para analis penerbangan, pesawat dapat terbang dalam kondisi satu mesin. Namun, otoritas penerbangan belum menjelaskan kenapa pilot itu mematikan mesin pesawat yang masih aktif. Sementara itu, tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi 40 jenazah.
Andika hendra m
Ujian itu dilakukan setelah kecelakaan pesawat ATR 72-600 milik TransAsia pekan lalu. Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Taiwan mengungkapkan, ujian dilaksanakan bagi 71 pilot pesawat TransAsia. Sedangkan pilot pesawat Airbus tidak diikutkan dalam ujian itu. Pilot dari China Airlines dan EVA Airdua maskapai besar Taiwan-tidak dilibatkan dalam ujian itu. ”Hasil ujian itu akan diumumkan pada Rabu (besok),” kata pejabat CAA, dikutip Reuters .
Bagi pilot yang gagal dalam ujian itu, mereka tidak diperbolehkan menerbangkan pesawat. Keputusan untuk dilakukan ujian ulang para pilot itu dipertanyakan serikat pilot Taiwan. Mereka mengungkapkan, kecelakaan bukan hanya disebabkan kesalahan pilot, tetapi juga karena berbagai faktor. ”CAA dan ASC (Dewan Keselamatan Penerbangan) tidak boleh langsung mengambil kesimpulan seperti itu,” kata Lee Pingchung, sekjen Serikat Pilot Taiwan.
Jatuhnya pesawat itu dapat disebabkan faktor mesin, cuaca, manajemen pilot, dan tingkat kelelahan pilot. Akibat pelatihan pilot itu, TransAsia harus membatalkan 52 penerbangan kemarin dan hari ini. Sebelumnya maskapai ini juga telah membatalkan 90 jadwal penerbangan sejak kecelakaan itu. Akibat pembatalan itu, TransAsia harus menanggung kerugian besar sebagai konsekuensi terhadap jaminan keselamatan penerbangan.
Para pejabat penerbangan sipil di Taiwan dan analis penerbangan mengungkapkan, bukti penyelidikan menunjukkan kalau awak kabin menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat. Kendati demikian, mereka masih menyelidiki kemungkinan kerusakan mesin. ”Memang ada kesalahan dengan apa yang dilakukan awak kabin,” kata seorang pejabat CAA yang enggan disebutkan namanya. Dia menambahkan, risiko sangat besar ketika pilot mematikan salah satu mesin setelah lepas landas.
Laporan sementara penyelidikan kecelakaan itu akan dilaksanakan pada 30 hari mendatang. Sedangkan laporan akhir akan dilaksanakan pada tiga hingga enam bulan setelah tragedi itu terjadi. Laporan sementara mengindikasikan kalau salah satu mesin pesawat mati setelah lepas landas dari Bandara Songshan, Taipei. Namun, awak kabin kemudian mematikan mesin lainnya yang masih aktif. Ketika berusaha menghidupkan kembali mesin itu, pesawat jatuh ke sungai.
Menurut para analis penerbangan, pesawat dapat terbang dalam kondisi satu mesin. Namun, otoritas penerbangan belum menjelaskan kenapa pilot itu mematikan mesin pesawat yang masih aktif. Sementara itu, tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi 40 jenazah.
Andika hendra m
(ars)