Ngomong Inggris, Kena Denda Rp5000

Sabtu, 07 Februari 2015 - 12:18 WIB
Ngomong Inggris, Kena Denda Rp5000
Ngomong Inggris, Kena Denda Rp5000
A A A
Melakoni peran seorang mahasiswa keturunan Tionghoa yang ada pada zaman 98 itu ternyata menjadi tanggung jawab tersendiri bagi Boy William. Pria berwajah oriental ini mengaku degdegan sekali karena harus mewakili kaum Tionghoa.

“Aku diberi peran sebagai seorang mahasiswa aktivis berdarah Tionghoa. Deg-degan banget sebenarnya. Di sini, keseriusanku mendalami peran Daniel di film ini benar-benar dituntut,” cerita Boy. Di film ini, Boy William dan Chelsea Islan menjadi sepasang kekasih yang juga mahasiswa di Universitas Trisakti. Keduanya rajin turun ke jalan menjadi demonstran yang menyuarakan dibubarkannya Orde Baru.

Aktor-aktor muda yang bermain di “Di Balik 98” mungkin tidak secara langsung terlibat dalam peristiwa naas tersebut pada masa itu. Terlebih, Boy saat itu masih berada di New Zealand. Untuk mampu mendalami perannya, ia sampai rela melakukan riset selama satu bulan lamanya. “Selama satu bulan, aku dan Chelsea melakukan riset langsung ke Trisakti, buka YouTube, dan wawancara juga. Di situ kami menggali informasi sebanyak-banyaknya,” bebernya.

Boy tidak ingin tanggung-tanggung dengan apa yang dilakukannya. Untuk mendalami peran, Boy bahkan rela berjalan kaki ke daerah kota, naik bajaj, dan naik metro mini bersama Chelsea. Ia juga mengubah gaya sehari-harinya jadi lebih kalem, “Ya pokoknya gimana caranya supaya bisa seperti anak 98 deh,” katanya. Dari film itu, ia baru pertamakalinya merasakan bagaimana rasanya kehilangan keluarga.

“Dalam sebuah adegan, aku harus menangis. Disitu aku benar-benar merasakan banget gimana rasanya kehilangan keluarga. Karena selama ini aku belum pernah kehilangan siapa-siapa,” katanya. Bicara soal keterlibatannya sebagai seorang aktor dalam film Di Balik 98ini, Boy William merasa sangat bangga bisa terlibat dalam pembuatan film ini. “Tentu bangga banget bisa ambil peran dalam sebuah film berlatar belakang sejarah Indonesia,” kata Boy.

Banyak cerita menarik kala syuting film garapan Lukman Sardi ini. Sesuai namanya, film Di Balik 98 memaparkan lahirnya era reformasi di Indonesia. Sikap nasionalisme yang kuat pun turut mengakar sampai lokasi syuting. Baik Boy maupun Chelsea, jika keduanya terucap satu kata saja bahasa Inggris, maka masingmasing dikenakan denda Rp5000. Karena kebiasaan Boy yang jika berbicara selalu menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maka ia sampai mengeluarkan uang hingga ratusan ribu.

Tidak sedikit memang yang mengkritik soal film ini. Namun, Boy menanggapinya dengan santai. “Yang pasti, sebuah film tentu ada pro dan kontranya. Terlebih, film Di Balik 98yang sensitif sekali untuk diangkat. Sebagai aktor, aku hanya bisa klarifikasi bahwa cerita ini memang pure mengangkat soal cinta dibalik peristiwa 98 itu,” ungkapnya.

DEASY AMALIA
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8182 seconds (0.1#10.140)