Dua Alasan Kesaksian Zainal dan Hasto di Komisi III Janggal

Jum'at, 06 Februari 2015 - 23:31 WIB
Dua Alasan Kesaksian...
Dua Alasan Kesaksian Zainal dan Hasto di Komisi III Janggal
A A A
JAKARTA - Direktur Institute for Transformation Studies (Intrans) Saiful Haq menilai ada yang janggal dari kesaksian politikus Nasdem Zainal Tahir dan Plt Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto terkait Ketua KPK Abraham Samad di hadapan Komisi III, Kamis 5 Februari2015.

"Aroma kriminalisasi tidak bisa dihindarkan," jelas Saiful saat dihubungi wartawan, Jumat (6/2/2015).

Pertama, soal Zainal Tahir yang merasa dirinya terusik karena melihat foto yang diambilnya pada Februari 2007 tersebut beredar di publik.

Yang mengherankan adalah, jika dirinya terusik dengan alasan moral untuk menyampaikan kebenaran, mengapa Zainal Tahir tidak mengeluarkan foto tersebut ketika panitia seleksi KPK memberikan kesempatan untuk masyarakat mengajukan sanggahan ketika proses seleksi dilakukan.

"Kenapa baru sekarang Zainal terusik," Saiful Haq mempertanyakan.

Lalu pengakuan Zainal, bahwa dia mengambil gambar tersebut dengan menggunakan kamera Nokia E90 berwarna cokelat yang telah terkelupas lapisan luarnya. Padahal Nokia sendiri baru merilis seri tersebut pada Juli 2007.

Belum lagi jika ditanyakan, bagaimana Zainal bisa tahu foto yang diambilnya Feburari 2007 tersebut sama persis dengan foto yang kini beredar di publik. Padahal menurut Zainal, handphone tersebut hilang di Senayan City pada tahun 2012.

Sementara, dia mengaku bahwa foto tersebut tidak pernah disebarkan sekalipun kepada siapapun. "Atas dasar tersebut, seluruh kesaksian Zainal Tahir, patut untuk dicurigai sebagai upaya kriminilasasi terhadap Abraham Samad," tekan Saiful.

Kedua, mengenai kesaksian Hasto yang membeberkan soal pertemuannya dengan Abraham Samad. Perlu diketahui jika Komisioner KPK hanya dilarang untuk bertemu dengan pihak yang sedang berkasus.

"Pertemuan pertama Hasto dengan Samad, terjadi di rumah Abraham Samad. Masihkah kita percaya bahwa yang menginisiasi pertemuan tersebut adalah Samad? Jelas kedatangan Hasto untuk merayu Samad menjadi Cawapres Jokowi," tegas Saiful.

Menurutnya, tuduhan bahwa Abraham Samad ingin membarter kasus tertentu agar dapat menjadi Cawapres Jokowi rasanya sangat sulit dipercaya. Ditambah lagi tuduhan Abraham dendam kepada PDIP karena tidak ditunjuk sebagai Wapres Jokowi juga berlebihan.

"Bagaimana jika dibalik, bahwa PDIP justru panik karena Abraham Samad tidak bersedia membarter kasus tertentu yang berkaitan dengan PDIP, atas dasar itu PDIP mengurungkan niat untuk memasangkan Samad dengan Jokowi. Saya kira motif ini jauh lebih kuat ketimbang Samad yang sakit hati kepada PDIP," pungkas Saiful Haq.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)