Kepungan Globalisasi

Selasa, 03 Februari 2015 - 14:58 WIB
Kepungan Globalisasi
Kepungan Globalisasi
A A A
Pemuda merupakan sosok yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perubahan Indonesia. Pemuda merupakan gambaran dari Indonesia di masa mendatang.

Cerminan Indonesia kelak dapat dibaca melalui bagaimana pemuda Indonesia sekarang ini memberikan sumbangsih terhadap negaranya. Pembawaan yang dinamis dan terbuka terhadap perkembangan yang ada menjadikan pemuda seharusnya mampu menyikapi bagaimana mereka harus bertindak seiring globalisasi yang kian merasuki Indonesia.

Pemuda dibutuhkan masyarakat sebab ide-ide yang mereka cipta mampu diaplikasikan sebagai solusi permasalahan yang sekarang ini sedang mendera Indonesia. Globalisasi merupakan proses pembaruan dunia menuju ke arah yang semakin maju dengan adanya teknologi-teknologi yang mempermudah kehidupan.

Perlahan tapi pasti, globalisasi bergerak memasuki gerbang-gerbang negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang tak ketinggalan dalam daftar destinasi globalisasi. Indonesia secara tidak sadar, otomatis akan hanyut dalam arus globalisasi yang kian tak terbendung. Semua elemen masyarakat di Indonesia yang tidak mampu mengontrol diri maka dikhawatirkan akan menanggalkan nasionalisme yang mereka punyai.

Pemuda sebagai insan Indonesia yang masih memiliki kecenderungan emosi yang belum stabil memiliki peluang terjebak dalam globalisasi. Pemuda rentan terseret ke dalam pusaran globalisasi yang mencengkeram apabila tidak ada benteng nasionalisme yang kuat.

Globalisasi dan nasionalisme merupakan dua hal yang bisa dikatakan sulit untuk berjalan berdampingan.Keduanya berebut untuk mendapat perhatian dari pemuda-pemuda Indonesia. Di sinilah kita bisa mengamati seberapa jauhkah globalisasi telah mengepung nasionalisme pemuda Indonesia.

Apakah pemuda Indonesia masih bisa memilah mana yang harus mereka dahulukan antara pesatnya globalisasi atau menipisnya kadar nasionalisme di Indonesia. Lahirnya pemimpin baru diharapkan mampu menggerakkan pemuda menuju nasionalisme yang seutuhnya. Nasionalisme yang merasuk tanpa perlu dipaksa melalui kekerasan.

SHELA KUSUMANINGTYAS
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi,
Universitas Diponegoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6220 seconds (0.1#10.140)