Mengecam Biksu Myanmar karena Ucapan Kasar
A
A
A
NAYPYIDAW - Mulutmu adalah harimaumu. Ungkapan ini layak dialamatkan kepada biksu Myanmar Ashin Wirathu. Garagara tak mampu mengontrol lidahnya, sang biksu mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ucapan itu keluar pada Jumat (16/1) saat Wirathu berbicara di hadapan publik. Wirathu memanfaatkan momen itu untuk menyerang Yanghee Lee, utusan khusus PBB yang tengah melakukan kunjungan 10 hari ke negara Asia Tenggara tersebut, dengan kata-kata tak sopan. “Kami sedang mengupayakan undang-undang perlindungan, tetapi si jalang mengkritik hukum tanpa mempelajarinya secara menyeluruh.
Jangan menganggap anda sebagai orang terpandang karena posisi anda. Bagi kami, anda adalah pelacur,” kata Wirathu, dikutip BBC. Ungkapan keras Wirathu ada kaitannya dengan pernyataan Lee sebelumnya. Utusan khusus PBB asal Korea Selatan itu mengkritik draf undang-undang yang diajukan koalisi nasionalis biksu Buddha. Beberapa di antaranya berisi pelarangan pernikahan antaragama dan perpindahan agama.
Akibat itu, Wirathu kini dikecam oleh PBB. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Zeid Ra’ad Al Hussein meminta Pemerintah Myanmar mengutuk biksu Wirathu. “Saya meminta para pemimpin agama dan politik di Myanmar secara tegas mengutuk segala bentuk hasutan dan kebencian termasuk serangan publik yang menjijikkan,” ucap dia.
Pernyataan Hussein erat kaitannya dengan posisi yang diembannya saat ini sebagai ketua HAM PBB. Lebih-lebih wakil tetap Yordania untuk PBB di New York ini sangat memerhatikan masalah HAM serta perdamaian internasional. Salah satu wujud perhatiannya terhadap perdamaian internasional adalah kebijakannya soal pengelompokan pelanggaran individu atau kejahatan genosida.
Lulusan University of Cambridge ini juga memainkan peran sentral dalam pembentukan Mahkamah Pidana Internasional. Selain terlibat dalam berbagai isu perdamaian dan kejahatan kemanusiaan, Hussein juga sangat memerhatikan isuisu perempuan dan kerap terlibat dalam berbagai proyek pembangunan PBB untuk perempuan.
Sosok yang mendapat gelar doktor kehormatan hukum dari Southern California Institute of Law pada 2008 ini banyak membuat karya yang membahas keadilan internasional dan berperan dalam pemilihan pasukan pen-jaga perdamaian.
Ayah tiga anak ini diusulkan menjadi kepala HAM PBB oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki- Mon dan disetujui oleh 193 negara Majelis Umum PBB. Secara resmi dia mulai menjabat pada September 2014. Dia muslim pertama yang menjadi kepala HAM PBB. Kendati begitu, dia tidak membeda-bedakan mana komunitas yang harus dibela. “Karena tidak ada alasan apa pun untuk membenarkan eksploitasi atas bangsa, ras, etnis, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, kecacatan, usia, dan kasta lain,” papar Hussein.
Rini agustina
Ucapan itu keluar pada Jumat (16/1) saat Wirathu berbicara di hadapan publik. Wirathu memanfaatkan momen itu untuk menyerang Yanghee Lee, utusan khusus PBB yang tengah melakukan kunjungan 10 hari ke negara Asia Tenggara tersebut, dengan kata-kata tak sopan. “Kami sedang mengupayakan undang-undang perlindungan, tetapi si jalang mengkritik hukum tanpa mempelajarinya secara menyeluruh.
Jangan menganggap anda sebagai orang terpandang karena posisi anda. Bagi kami, anda adalah pelacur,” kata Wirathu, dikutip BBC. Ungkapan keras Wirathu ada kaitannya dengan pernyataan Lee sebelumnya. Utusan khusus PBB asal Korea Selatan itu mengkritik draf undang-undang yang diajukan koalisi nasionalis biksu Buddha. Beberapa di antaranya berisi pelarangan pernikahan antaragama dan perpindahan agama.
Akibat itu, Wirathu kini dikecam oleh PBB. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Zeid Ra’ad Al Hussein meminta Pemerintah Myanmar mengutuk biksu Wirathu. “Saya meminta para pemimpin agama dan politik di Myanmar secara tegas mengutuk segala bentuk hasutan dan kebencian termasuk serangan publik yang menjijikkan,” ucap dia.
Pernyataan Hussein erat kaitannya dengan posisi yang diembannya saat ini sebagai ketua HAM PBB. Lebih-lebih wakil tetap Yordania untuk PBB di New York ini sangat memerhatikan masalah HAM serta perdamaian internasional. Salah satu wujud perhatiannya terhadap perdamaian internasional adalah kebijakannya soal pengelompokan pelanggaran individu atau kejahatan genosida.
Lulusan University of Cambridge ini juga memainkan peran sentral dalam pembentukan Mahkamah Pidana Internasional. Selain terlibat dalam berbagai isu perdamaian dan kejahatan kemanusiaan, Hussein juga sangat memerhatikan isuisu perempuan dan kerap terlibat dalam berbagai proyek pembangunan PBB untuk perempuan.
Sosok yang mendapat gelar doktor kehormatan hukum dari Southern California Institute of Law pada 2008 ini banyak membuat karya yang membahas keadilan internasional dan berperan dalam pemilihan pasukan pen-jaga perdamaian.
Ayah tiga anak ini diusulkan menjadi kepala HAM PBB oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki- Mon dan disetujui oleh 193 negara Majelis Umum PBB. Secara resmi dia mulai menjabat pada September 2014. Dia muslim pertama yang menjadi kepala HAM PBB. Kendati begitu, dia tidak membeda-bedakan mana komunitas yang harus dibela. “Karena tidak ada alasan apa pun untuk membenarkan eksploitasi atas bangsa, ras, etnis, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, kecacatan, usia, dan kasta lain,” papar Hussein.
Rini agustina
(bbg)