Polisi Tangkap Puluhan Preman
A
A
A
JAKARTA - Polisi menangkap puluhan preman di dalam gerbong kereta api (KA) dan Terminal Blok M, Jakarta Selatan kemarin. Polsek Tambora mengamankan 11 orang diduga preman di gerbong kereta.
Satu orang di antaranya tanpa identitas kedapatan membawa senjata tajam. Kapolsek Tambora Kompol Dedi Tabrani mengatakan, 11 preman yang diamankan dari razia di Stasiun Angke dan Stasiun Duri. Dipilihnya dua lokasi itu, karena rawan terjadi tindak kriminal. Dua stasiun itu menjadi kawasan transit kereta dari Tangerang, Serang, dan Jakarta Kota, yang menyebabkan banyaknya orang datang.
”Kita sisir mulai dari peron sampai dalam gerbong kereta. Satu orang kita proses hukum karena membawa senjata tajam jenis gunting yang diberi gagang kayu,” ujarnya. Selama dua pekan terakhir, pihaknya telah mengamankan 75 pria yang diduga preman. Sebagian besar yang diamankan merupakan pemabuk. ”Kita juga temukan bukti minuman keras dan dikuatkan dengan laporan masyarakat,” katanya.
Untuk selanjutnya belasan pria tanpa identitas itu dibina, kemudian dikirim ke panti sosial. ”Pengamanan ini untuk menciptakan rasa aman di ruang publik,” katanya. Sebanyak 15 orang yang diduga preman juga diamankan di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Operasi yang digelar Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan untuk memberikan rasa aman di terminal tersebut.
Karoops Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu mengatakan, apa yang dilakukan ini adalah salah satu program pemberantasan preman. Sekitar 100 personel gabungan dari Brimob dan Sabhara langsung menyebar menelusuri jalur-jalur bus di terminal tersebut. Sempat terjadi kejar-kejaran antara aparat dengan orang yang disinyalir kerap melakukan aksi premanisme.
”Ini kegiatan rutin yang ditingkatkan sesuai perintah Presiden dan Kapolri untuk memberantas preman,” ucapnya. Dari hasil operasi diamankan 15 orang yang terindikasi melakukan tindak premanisme. ”Terlebih dahulu oknum yang meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum kita amankan. Pengamen pun ada yang tidak semestinya, tapi memaksa,” ujarnya.
Pihak kepolisian akan melakukan pendataan dulu. Jadi tidak semuanya dari orang yang diamankan akan dilanjutkan ke proses hukum. ”Nantinya diberikan pembinaan,” kata Daniel. Sejak awal 2015 sudah lebih dari 1.000 orang diamankan dalam razia preman. Bahkan, minggu lalu ada 865 orang yang diamankan. ”Memang tidak semuanya diproses hukum, tapi setidaknya pencegahan sudah dilakukan,” tambahnya.
Yan yusuf/Helmi syarif
Satu orang di antaranya tanpa identitas kedapatan membawa senjata tajam. Kapolsek Tambora Kompol Dedi Tabrani mengatakan, 11 preman yang diamankan dari razia di Stasiun Angke dan Stasiun Duri. Dipilihnya dua lokasi itu, karena rawan terjadi tindak kriminal. Dua stasiun itu menjadi kawasan transit kereta dari Tangerang, Serang, dan Jakarta Kota, yang menyebabkan banyaknya orang datang.
”Kita sisir mulai dari peron sampai dalam gerbong kereta. Satu orang kita proses hukum karena membawa senjata tajam jenis gunting yang diberi gagang kayu,” ujarnya. Selama dua pekan terakhir, pihaknya telah mengamankan 75 pria yang diduga preman. Sebagian besar yang diamankan merupakan pemabuk. ”Kita juga temukan bukti minuman keras dan dikuatkan dengan laporan masyarakat,” katanya.
Untuk selanjutnya belasan pria tanpa identitas itu dibina, kemudian dikirim ke panti sosial. ”Pengamanan ini untuk menciptakan rasa aman di ruang publik,” katanya. Sebanyak 15 orang yang diduga preman juga diamankan di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Operasi yang digelar Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan untuk memberikan rasa aman di terminal tersebut.
Karoops Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu mengatakan, apa yang dilakukan ini adalah salah satu program pemberantasan preman. Sekitar 100 personel gabungan dari Brimob dan Sabhara langsung menyebar menelusuri jalur-jalur bus di terminal tersebut. Sempat terjadi kejar-kejaran antara aparat dengan orang yang disinyalir kerap melakukan aksi premanisme.
”Ini kegiatan rutin yang ditingkatkan sesuai perintah Presiden dan Kapolri untuk memberantas preman,” ucapnya. Dari hasil operasi diamankan 15 orang yang terindikasi melakukan tindak premanisme. ”Terlebih dahulu oknum yang meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum kita amankan. Pengamen pun ada yang tidak semestinya, tapi memaksa,” ujarnya.
Pihak kepolisian akan melakukan pendataan dulu. Jadi tidak semuanya dari orang yang diamankan akan dilanjutkan ke proses hukum. ”Nantinya diberikan pembinaan,” kata Daniel. Sejak awal 2015 sudah lebih dari 1.000 orang diamankan dalam razia preman. Bahkan, minggu lalu ada 865 orang yang diamankan. ”Memang tidak semuanya diproses hukum, tapi setidaknya pencegahan sudah dilakukan,” tambahnya.
Yan yusuf/Helmi syarif
(bbg)