Keuangan AS Membaik, Indonesia Wajib Waspada

Selasa, 20 Januari 2015 - 12:38 WIB
Keuangan AS Membaik,...
Keuangan AS Membaik, Indonesia Wajib Waspada
A A A
SUSI LUBIS
Mahasiswa Hubungan Internasional,
Universitas Diponegoro


Globalisasi sangat memengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan adanya globalisasi, percepatan dan perlambatan perekonomian suatu negara tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja namun juga faktor eksternal.

Dalam hal ini, negara yang memiliki power dalam berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, dapat memengaruhi negara-negara lain terutama negara berkembang. Amerika Serikat merupakan negara adidaya dan adikuasa di mana naik-turun perekonomian negara ini dapat memengaruhi negara lainnya, terutama negara berkembang seperti Indonesia.

Saat ini perekonomian Amerika Serikat membaik sejak terjadinya krisis kredit macet atau subprime mortgage crisis pada 2008 lalu. Krisis ini berawal dari bangkrutnya bank Lehman Brothers. Bank ini menawarkan kredit pinjaman rumah (KPR) kepada masyarakat Amerika Serikat, bahkan mereka meminjamkannya kepada masyarakat yang tidak kredibel dalam membayar kredit tersebut.

Kemudian, bank mengalami kredit macet karena rumah- rumah tersebut gagal dibayar oleh pemiliknya. Banyaknya pemilik rumah yang gagal bayar menyebabkan banyak rumah yang harus dijual di pasar sehingga meningkatkan bayak penawaran daripada permintaan. Akibatnya, hargarumah merosot tajam. Inilah awal masalah yang menyebabkan kredit macet dan menyebabkan bank Lehman Brothers bangkrut.

Namun sekarang, keuangan Amerika Serikat mulai pulih karena prospek penjualan rumah yang kunjung membaik. Lalu, mengapa dengan membaiknya keuangan Amerika Serikat berdampak pada perekonomian Indonesia, hal ini berkaitan dengan berkurangnya likuiditas negara-negara berkembang seperti Indonesia akibat imbas dari keuangan Amerika Serikat yang membaik.

Membaiknya keuangan Amerika Serikat menyebabkan suku bunga negara ini naik sehingga suku bunga acuan Bank Indonesia pun meningkat. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan tantangan ekonomi Indonesia yang harus segera ditangani, mengapa? Meningkatnya suku bunga ini memperlemah nilai tukar rupiah, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari 2015 adalah di sekitar Rp12.600-an.

Tidak hanya itu, pasar saham dan keuangan potensial terkoreksi dan suku bunga pasar pun ikut naik. Hal ini dapat memicu penarikan modal asing karena akan banyak investor yang berbondong-bondong mencari mata uang yang aman. Saat ini dolar AS menjadi mata uang paling aman, bahkan saingannya seperti euro, yen, dan yuan tidak berkutik melawan dolar AS.

Maka itu, dolar AS akan semakin kuat terhadap mata asing mana pun, sedangkan rupiah semakin melemah. Kemudian akan terjadi perlambatan ekonomi yang dapat mengurangi permintaan komoditas sehingga harga komoditas turun, yang mengakibatkan ekspor Indonesia dapat terganggu.

Seperti yang kita ketahui bahwa ekspor komoditas merupakan salah satu andalan perekonomian Indonesia.Kita tidak bisa menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja dan akan berlalu dengan sendirinya. Pemerintah dan kalangan bisnis harus serius memitigasinya.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6917 seconds (0.1#10.140)