Permudah Akses Kesehatan Rakyat

Senin, 19 Januari 2015 - 10:42 WIB
Permudah Akses Kesehatan Rakyat
Permudah Akses Kesehatan Rakyat
A A A
Di tangan Gamal Albinsaid, 25, sampah yang menjadi biang penyakit justru bisa dimanfaatkan sebagai asuransi kesehatan bagi masyarakat Kota Malang, Jawa Timur. Dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) ini menggagas program Klinik Asuransi Sampah yaitu sistem asuransi kesehatan mikro dengan premi sampah.

Berkat ide dan inovasinya, Gamal meraih juara pertama dalam ajang “The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur 2014” dari Kerajaan Inggris dan menerima penghargaan langsung dari Pangeran Charles.

Dia menyisihkan 511 wirausahawan peserta Unilever Sustainable Living Awarddari 90 negara. Pemikiran dan karyanya yang semakin memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan memadai membuat Gamal dinobatkansebagai People of The Year (POTY) KORAN SINDO2014. Berikut wawancara dengan Gamal:

Apa itu asuransi sampah?

Asuransi sampah sebenarnya sama dengan produk asuransi kesehatan yang ada saat ini. Yang membedakan, premi asuransi ini dibayar dengan sampah rumah tangga yang bisa didaur ulang. Sampah yang dikumpulkan masyarakat bisa dijual lalu uangnya untuk membayar premi asuransi kesehatan. Selama ini masyarakat, utamanya yang ada di bawah garis kemiskinan, sangat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Mereka tidak mampu membayar premi asuransi kesehatan karena rendahnya penghasilan. Asuransi sampah ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang tidak mampu membayar premi asuransi dengan uang tunai.

Kenapa sampah menjadi pilihan untuk asuransi kesehatan?

Setiap hari kita selalu memproduksi sampah yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan cara didaur ulang. Ada dua manfaat utama yang bisa kita peroleh dengan memanfaatkan sampah untuk membayar premi asuransi kesehatan. Pertama, lingkungan menjadi bersih karena semua mau mengurusi sampah. Kedua, kebutuhan biaya kesehatan masyarakat yang tidak ternilai bisa tercukupi.

Kapan Anda mendirikan klinik kesehatan dengan asuransi sampah ini?

Awalnya berangkat dari kesukaan saya melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah. Tepatnya, saat saya masih berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di FKUB, pada 2010. Bersama sejumlah teman sesama mahasiswa, saya mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah rumah tangga sebagai biaya untuk membayar premi asuransi kesehatan. Setiap orang cukup mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang senilai Rp10.000 per bulan untuk membayar premi asuransi. Saat itu kegiatan dilakukan di Klinik Kesehatan Mawar Husada, di Jalan Veteran Dalam Nomor 377 RW 2 Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Dari mana inspirasi menjadikan sampah untuk membayar premi asuransi?

Waktu itu saya sering membaca berita bahwa banyak masyarakat kita yang berada di bawah garis kemiskinan saat sakit selalu kesulitan membayar biaya berobat. Akhirnya munculah ide memanfaatkan sampah rumah tangga untuk memecahkan persoalan kesulitan biaya kesehatan masyarakat.

Seperti apa perkembangan klinik kesehatan dengan asuransi sampah ini sekarang?

Saya mengembangkan klinik yang sama di lima titik yaitu di Sawojajar, Sukun, Gadang, Singosari, dan di Masjid Ahmad Yani. Sekarang yang langsung saya kelola tinggal satu yakni di wilayah Gadang. Ada 700 anggota di sana. Klinik ini menjadi percontohan bagi masyarakat yang ingin menduplikasi atau mengembangkan konsepnya di daerah masing-masing secara mandiri. Karena itu kami menerbitkan modul atau panduan mendirikan asuransi sampah. Seluruh ide dan gagasan ini mulai kami kembangkan di Indonesia Medika.

Apa itu Indonesia Medika?

Indonesia Medika adalah sebuah perusahaan kesehatan yang saya dirikan sekitar Juni 2013 dengan basis utama inovasi di bidang kesehatan. Basis perusahaan ini adalah anak-anak muda berusia 18-25 tahun sehingga tenaga dan pemikirannya masih sangat besar. Saat ini, ada 78 orang muda yang bergabung di Indonesia Medika. Mereka terdiri atas staf, relawan, dan magang. Perusahaan ini sebenarnya fokus untuk kegiatan sosial tetapi juga mencari uang demi operasionalnya. Kegiatan sosial bisa berjalan beriringan dengan kegiatan bisnis. Ada keseimbangan di dalamnya yakni sebagai wirausaha sosial.

Selain asuransi sampah, apalagi produk dari Indonesia Medika?

Produk yang sedang kami garap saat ini adalah website www.ayotolong.com. Website ini menjadi forum komunikasi dan berbagi informasi baik bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan atau yang bisa memberikan layanan kesehatan. Misalnya, mereka yang butuh darah donor dengan golongan tertentu dan mereka yang ingin mendonorkan darahnya bisa bertemu di website ini.

Kami juga sedang meneliti terapi audio visual untuk para penderita diabetesmelitus. Produk lainnya adalahsabuk pintar bayi yakni sabuk yang dipasang di perut ibu hamil. Sabuk ini bisa memutar lagu-lagu dengan tujuan memberi terapi untuk kecerdasan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan. Selain itu ada mobile hospital yakni sebuah rumah sakit lapangan terutama untuk daerah bencana,Care for Mother yakni aplikasi Android untuk membantu ibu merawat kehamilan dan siap menghadapi persalinan, dan Telemedicine, program call centeruntuk komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien.

Ada pula The Mother Happiness Center yakni sarana layanan mental, relaksasi, dan konseling profesional bagi ibu hamil. Produk lainnya adalah Healthpreneur K-POP-Klinik Pondok Pesantren, yakni membangun layanan kesehatan secara mandiri di pondok pesantren juga Cansurvive, inovasi sistem donasi untuk pasien kanker.

Setelah mendapatkan penghargaan dari Kerajaan Inggris, apa agenda lanjutan yang Anda kerjakan?

Selain memperoleh hadiah uang 50.000 euro sebagai dukungan finansial, selama satu tahun kami dimentori dan dimonitoring oleh Cambridge Sustainability Living Programme dari Cambridge University. Pada akhirnya riset-riset kami akan dipakai oleh mereka.

Tentunya dengan jaringan ini kami terus melakukan pengembangan secara internasional, termasuk asuransi sampah untuk kesehatan yang mulai diadopsi oleh sejumlah negara.

Yuswantoro
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5518 seconds (0.1#10.140)