Peredaran Narkotika Indonesia Tertinggi di ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Tingkat peredaran narkotika di Indonesia tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Bahkan perputaran uang di bisnis haram ini cukup tinggi.
Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto mengatakan, perputaran uang ini mencapai 40 persen dari uang keseluruhan di Asia Tenggara (ASEAN).
"Ada perputaran uang Rp110 triliun di mana Rp48 triliun di Indonesia," ujar Sumirat di kantornya, Jalan MT Haryono, Jakarta, Jumat (16/1/2014).
Fakta ini kemudian membuat pemerintah menetapkan Indonesia masuk dalam tahun darurat narkotika.
Menurut Sumirat, dalam setiap tahunnya ada 40 hingga 50 orang mati sia-sia karena obat-obatan terlarang.
"Di Indonesia ada 4 juta pecandu dan 15.000 orang mati sia-sia karena obat-obatan itu," jelasnya.
Sumirat berharap, dengan adanya ketegasan pemerintah dalam mengeksekusi terpidana mati kasus narkotika dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku.
"Setidaknya dengan adanya eksekusi ini bisa menimbulkan efek jera bagi mereka yang sudah tertangkap atau yang belum," tukasnya.
Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto mengatakan, perputaran uang ini mencapai 40 persen dari uang keseluruhan di Asia Tenggara (ASEAN).
"Ada perputaran uang Rp110 triliun di mana Rp48 triliun di Indonesia," ujar Sumirat di kantornya, Jalan MT Haryono, Jakarta, Jumat (16/1/2014).
Fakta ini kemudian membuat pemerintah menetapkan Indonesia masuk dalam tahun darurat narkotika.
Menurut Sumirat, dalam setiap tahunnya ada 40 hingga 50 orang mati sia-sia karena obat-obatan terlarang.
"Di Indonesia ada 4 juta pecandu dan 15.000 orang mati sia-sia karena obat-obatan itu," jelasnya.
Sumirat berharap, dengan adanya ketegasan pemerintah dalam mengeksekusi terpidana mati kasus narkotika dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku.
"Setidaknya dengan adanya eksekusi ini bisa menimbulkan efek jera bagi mereka yang sudah tertangkap atau yang belum," tukasnya.
(maf)