Rekaman Kokpit Ditemukan, Tim Fokus Cari Badan Pesawat

Rabu, 14 Januari 2015 - 10:55 WIB
Rekaman Kokpit Ditemukan, Tim Fokus Cari Badan Pesawat
Rekaman Kokpit Ditemukan, Tim Fokus Cari Badan Pesawat
A A A
PANGKALAN BUN - Operasi pencarian seluruh bagian kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 akhirnya terselesaikan.

Setelah berhasil mengangkat flight data recorder (FDR) Senin lalu (12/1), kemarin tim penyelam gabungan TNI AL mengangkat cockpit voice recorder (CVR). Dengan penemuan itu, tim SAR kini akan memfokuskan operasi pada pencarian korban lain dan puing badan pesawat. “Ini 100% sudah bisa didapatkan. Jika dilihat secara fisik keduanya (FDR dan CVR) dalam keadaan baik,” kata Ketua Komite Nasional Kecelakaan Pesawat (KNKT) Tatang Kurniadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah kemarin.

Tatang didampingi Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I Marsekal Muda (Marsda) TNI Agus Dwi Putranto dan Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Widodo Tatang menjelaskan, rekaman kokpit (CVR) itu selanjutnya akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan penyelidikan. Adapun untuk FDR yang ditemukan sebelumnya, petugas KNKT telah mulai mengunduh (download) data di peranti elektronik tersebut.

“Setelah modul dikeringkan, di-download. Itu tidak lama, yang lama ketika grafik atau parameter harus dibaca,” ujar dia. Kotak hitam merupakan elemen penting dalam penyelidikan kecelakaan pesawat karena merekam data penerbangan, mencatat semua informasi berharga, termasuk data instrumen, status mesin, serta percakapan di kokpit.

Tatang pun memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh anggota tim SAR atas penemuan ini. Mengenai analisis penyebab kecelakaan itu, kemarin KNKT jugamenerima serpihan pesawat yang diangkut KRI Ahmad Yani di Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang. Investigator KNKT Kapten Chaerudin mengungkapkan, serpihan tersebut akan dikumpulkan dengan bagian-bagian lain.

“Semua item ini penting, sebab saling melengkapi dan berguna saat analisis nanti,” ungkapnya. Pangarmabar Laksda TNI Widodo menjelaskan, CVR ditemukan dibawah puing pesawat yang tertutup pasir. Tiga penyelam, yakni Lettu Aang Zainal, Sertu Widodo Hadi, dan Serda Rajak Suwarno, kemudian memastikan bahwa puing-puing itu merupakan pecahan mesin pesawat AirAsia yang jatuh pada Minggu (28/12/2014).

“Posisi CVR tertimbun pasir dan lumpur bersama serpihan pesawat yang berserakan dan telah menjadi gundukan. Ditemukan pada pukul 07.30 WIB,” kata dia. Widodo melanjutkan, puing-puing mesin pesawat ditemukan tersebar sekitar 1,7 nautical miles atau sekitar 3,4 km dari ekor pesawat.

Operasi Harian

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Frans Henry Bambang Soelistyo menegaskan, tim akan terus bekerja mencari para korban. Hal ini disampaikan seusai menggelar pertemuan dengan keluarga korban di Posko Crisis Center Polda Jatim. Soelistyo menyampaikan kepada keluarga korban bahwa ada hitungan harapan dan kenyataan hasil operasi.

Hal itu diperlukan supaya keluargakorban paham arti sebuah realitas. ”Oleh karena itu saya gambarkan sampai hari ke-17 ini, operasi pokok dihentikan, tapi saya sudah melakukan dan dilakukan operasi harian dengan objek sasaran menemukan korban,” paparnya. Soelistyo menggambarkan bahwa penghentian operasi pokok ibarat berganti kulit. Pergantian kulit dalam operasi yang dimaksud bukan berarti diikuti dengan pergantian sasaran, sistem, dan rencana pencarian.

Menurutnya, yang dibutuhkan bukan banyak-banyakan kekuatan, melainkan sistem dan alat untuk pencarian. “Banyaknya kekuatan bukan menentukan keberhasilan operasi, melainkan sistem dan perencanaan yang tepatlah yang akan membuahkan hasil maksimal, sebab yang dicari merupakan objek besar di dasar laut,” lanjut dia.

Sementara itu, Tim Disaster and Victim Identification (DVI) Polda Jatim kemarin berhasil mengidentifikasi dua korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Salah satunya Oscar Desano, 27, asal Jakarta. Satu lagi seorang perempuan, Yuni Astutik, 40, warga Blitar. Pramugara Oscar Desano merupakan jenazah berlabel B 024. Dia teridentifikasi dari metode primer berdasarkan DNA yang diambil dari ayah dan ibu kandungnya.

DNA tersebut sangat identik dan tidak terbantahkan. Jenazah kedua yang berhasil diidentifikasi adalah jenazah berlabel B 039 atas nama Yuni Astutik. Dia berhasil diidentifikasi dari hasil pemeriksaan primer berupa DNA yang terdapat kecocokan antara DNA korban dengan sampel pembanding DNA dari anak kandungnya.

Lutfi yuhandi/ Dian ramdhani/Sucipto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7979 seconds (0.1#10.140)