Ratusan Ratusan Pohon Tua di Kebun Raya Bogor Rawan Tumbang
A
A
A
BOGOR - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan memeriksa ratusan pohon tua berukuran besar di Kebun Raya Bogor (KRB) yang rawan tumbang.
Ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, sebab sebelumnya ada lima pengunjung tewas akibat tertimpa pohon tumbang. Dari 13.729 spesimen pohon atau tumbuhan, pohon-pohon rawan tumbang berada di zona prioritas yang selalu menjadi pusat keramaian pengunjung seperti di Jalan Astrid, lapangan bola, dekat area loket, dan perkantoran KRB.
“Kita akan cek secara detail dan deteksi satu per satu selama sepekan pohon-pohon rawan tumbang itu, karena tidak semua usia pohon di atas seratus tahun lapuk. Selama ini hanya visual dari luar seolah pohon itu kokoh,” ujar Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan KRB LIPI Didik Widyatmoko di RS PMI Bogor kemarin.
Pengecekan lebih intensif akan melibatkan 45 peneliti yang ada di KRB. Selama ini pengecekan secara berkala bahkan setiap hari hanya melalui kasatmata atau visual petugas di lapangan. “Kalau alat pendeteksi kesehatan pohon, kita belum punya, bahkan belum ada di pasaran,” kata Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain.
Pihaknya belum memiliki peralatan canggih untuk mendeteksi secara dini terhadap tanaman maupun pohon-pohon besar berusia tua koleksi di KRB. Dengan kejadian pohon tumbang karena minimnya teknologi pendeteksi kesehatan pohon, ini akan menjadi isu riset. LIPI juga akan memerintahkan pengelola KRB menyusun zonasi dengan pendekatan manual seluruh pohon diperiksa kemudian dibuat sistem clustering.
Guru Besar Entomologi Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodi Nandika menuturkan deteksi kondisi kesehatan pohon dapat dilakukan dengan cara evaluasi visual dan evaluasi dengan bantuan teknologi.
“Untuk evaluasi visual dilakukan secara kasatmata, untuk seorang pakar bisa dilakukan dengan diketuk batang pohonnya. Namun, kadang banyak kasus terdapat penyakit di dalamnya yang tidak terlihat oleh mata,” ujarnya.
Seperti yang dilakukan di IPB dengan mengembangkan teknik pendeteksi kesehatan pohon yakni menggunakan alat Sonic Tomography. “Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto. Jadi bisa diketahui keadaan di dalam batang pohon tanpa merusak pohon tersebut,” ucapnya.
Cara kerja Sonic Tomography dengan mendeteksi kesehatan pohon pada bagian dalam kayu berdasarkan citra (gambar) warna yang dihasilkan dari matriks kecepatan gelombang suara yang merambat di bagian dalam kayu.
Prinsip teknologi berbasis akustik ini adalah dirambatkannya gelombang suara ke dalam batang pohon dengan alat yang dinamakan Transducers. Suara merambat lebih cepat melalui kayu solid (utuh) dibandingkan kayu busuk atau retak.
Sedangkan tomography merujuk pada citra (gambar) suatu bagian dalam bahan yang dihasilkan dari gelombang yang menembus bagian dalam batang pohon. Sonic Tomography ini hanya satu-satunya di Indonesia. “Alatnya berasal dari Jerman, harganya sekitar Rp250 juta,” kata Dodi.
Sementara pengelola KRB akan mengecek seluruh pohon tua, Polres Bogor Kota tetap menyelidiki dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti terkait pohon tumbang yang menewaskan lima pengunjung KRB. “Sekarang kita telusuri mekanisme tumbangnya pohon, karena saat kejadian cuaca di sini cukup baik,” kata Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan.
Saat ini penyidikan dengan meminta keterangan saksi baru sebatas rombongan korban yakni karyawan PT Asalta Mandiri Agung, Bogor yang tengah gathering di lokasi kejadian.
“Dari pihak kebun raya yang bertugas merawat pohon baru akan dimintai keterangan. Kita juga sudah koordinasi dengan ahli pohon dari IPB,” ujarnya.
Haryudi
Ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, sebab sebelumnya ada lima pengunjung tewas akibat tertimpa pohon tumbang. Dari 13.729 spesimen pohon atau tumbuhan, pohon-pohon rawan tumbang berada di zona prioritas yang selalu menjadi pusat keramaian pengunjung seperti di Jalan Astrid, lapangan bola, dekat area loket, dan perkantoran KRB.
“Kita akan cek secara detail dan deteksi satu per satu selama sepekan pohon-pohon rawan tumbang itu, karena tidak semua usia pohon di atas seratus tahun lapuk. Selama ini hanya visual dari luar seolah pohon itu kokoh,” ujar Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan KRB LIPI Didik Widyatmoko di RS PMI Bogor kemarin.
Pengecekan lebih intensif akan melibatkan 45 peneliti yang ada di KRB. Selama ini pengecekan secara berkala bahkan setiap hari hanya melalui kasatmata atau visual petugas di lapangan. “Kalau alat pendeteksi kesehatan pohon, kita belum punya, bahkan belum ada di pasaran,” kata Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain.
Pihaknya belum memiliki peralatan canggih untuk mendeteksi secara dini terhadap tanaman maupun pohon-pohon besar berusia tua koleksi di KRB. Dengan kejadian pohon tumbang karena minimnya teknologi pendeteksi kesehatan pohon, ini akan menjadi isu riset. LIPI juga akan memerintahkan pengelola KRB menyusun zonasi dengan pendekatan manual seluruh pohon diperiksa kemudian dibuat sistem clustering.
Guru Besar Entomologi Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodi Nandika menuturkan deteksi kondisi kesehatan pohon dapat dilakukan dengan cara evaluasi visual dan evaluasi dengan bantuan teknologi.
“Untuk evaluasi visual dilakukan secara kasatmata, untuk seorang pakar bisa dilakukan dengan diketuk batang pohonnya. Namun, kadang banyak kasus terdapat penyakit di dalamnya yang tidak terlihat oleh mata,” ujarnya.
Seperti yang dilakukan di IPB dengan mengembangkan teknik pendeteksi kesehatan pohon yakni menggunakan alat Sonic Tomography. “Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto. Jadi bisa diketahui keadaan di dalam batang pohon tanpa merusak pohon tersebut,” ucapnya.
Cara kerja Sonic Tomography dengan mendeteksi kesehatan pohon pada bagian dalam kayu berdasarkan citra (gambar) warna yang dihasilkan dari matriks kecepatan gelombang suara yang merambat di bagian dalam kayu.
Prinsip teknologi berbasis akustik ini adalah dirambatkannya gelombang suara ke dalam batang pohon dengan alat yang dinamakan Transducers. Suara merambat lebih cepat melalui kayu solid (utuh) dibandingkan kayu busuk atau retak.
Sedangkan tomography merujuk pada citra (gambar) suatu bagian dalam bahan yang dihasilkan dari gelombang yang menembus bagian dalam batang pohon. Sonic Tomography ini hanya satu-satunya di Indonesia. “Alatnya berasal dari Jerman, harganya sekitar Rp250 juta,” kata Dodi.
Sementara pengelola KRB akan mengecek seluruh pohon tua, Polres Bogor Kota tetap menyelidiki dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti terkait pohon tumbang yang menewaskan lima pengunjung KRB. “Sekarang kita telusuri mekanisme tumbangnya pohon, karena saat kejadian cuaca di sini cukup baik,” kata Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan.
Saat ini penyidikan dengan meminta keterangan saksi baru sebatas rombongan korban yakni karyawan PT Asalta Mandiri Agung, Bogor yang tengah gathering di lokasi kejadian.
“Dari pihak kebun raya yang bertugas merawat pohon baru akan dimintai keterangan. Kita juga sudah koordinasi dengan ahli pohon dari IPB,” ujarnya.
Haryudi
(ars)