Perundingan Islah Golkar Diprediksi Temui Jalan Buntu
A
A
A
JAKARTA - Perundingan dua kubu Partai Golkar yang dilaksanakan sore ini diprediksi akan menemui jalan buntu, salah satunya karena kubu Aburizal Bakrie (Ical) tegas tak akan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).
"Ini yang membuat perundingan menuju islah nanti sore menurut saya akan deadlock," kata Ketua DPP Partai Golkar kubu Ical, Tantowi Yahya melalui pesan singkat, Kamis (8/1/2015).
Dia menjelaskan, Golkar akan berada di luar pemerintahan namun akan mendukung program dan kebijakan pemerintah yang sejalan dengan keinginan rakyat dan sesuai dengan UUD 1945.
"Golkar bersama parpol (partai politik) di KMP akan menjadi mitra strategis pemerintah yang kritis dan solutif. Ini sikap Partai Golkar sampai menit ini," ucap Tantowi.
Lanjut Tantowi, apabila tak ada kesepakatan mengenai posisi Golkar maka Wakil Ketua Komisi I DPR ini meyakini perundingan kali ini menjadi yang terakhir.
"Ini adalah perundingan terakhir jika deadlock, maka akan ke pengadilan," lanjut.
Sejatinya, Partai Golkar kubu Ical tak ingin penyelesaian masalah dualisme kepemimpinan yang melanda mereka harus berujung ke pengadilan untuk menentukan kepemimpinan siapa yang sah.
"Tujuan utama kita tetaplah islah karena itu solusi yang paling baik. Tapi jika tidak tercapai kesepakatan, demi kepastian hukum, pengadilan menjadi pilihan yang pahit," pungkasnya.
"Ini yang membuat perundingan menuju islah nanti sore menurut saya akan deadlock," kata Ketua DPP Partai Golkar kubu Ical, Tantowi Yahya melalui pesan singkat, Kamis (8/1/2015).
Dia menjelaskan, Golkar akan berada di luar pemerintahan namun akan mendukung program dan kebijakan pemerintah yang sejalan dengan keinginan rakyat dan sesuai dengan UUD 1945.
"Golkar bersama parpol (partai politik) di KMP akan menjadi mitra strategis pemerintah yang kritis dan solutif. Ini sikap Partai Golkar sampai menit ini," ucap Tantowi.
Lanjut Tantowi, apabila tak ada kesepakatan mengenai posisi Golkar maka Wakil Ketua Komisi I DPR ini meyakini perundingan kali ini menjadi yang terakhir.
"Ini adalah perundingan terakhir jika deadlock, maka akan ke pengadilan," lanjut.
Sejatinya, Partai Golkar kubu Ical tak ingin penyelesaian masalah dualisme kepemimpinan yang melanda mereka harus berujung ke pengadilan untuk menentukan kepemimpinan siapa yang sah.
"Tujuan utama kita tetaplah islah karena itu solusi yang paling baik. Tapi jika tidak tercapai kesepakatan, demi kepastian hukum, pengadilan menjadi pilihan yang pahit," pungkasnya.
(maf)