UN Online Berlaku Tahun Ini

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:49 WIB
UN Online Berlaku Tahun Ini
UN Online Berlaku Tahun Ini
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan melakukan ujian nasional (UN) online tahun ini. Meski UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan, UN online akan berguna sebagai UN ulangan.

Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puspendik Kemendikbud) Nizam Zaman mengatakan, Kemendikbud akan melakukan computer based test (CBT) atau UN online yang akan berlaku tahun ini. Dengan penetapan UN sebagai pemetaan dan tidak untuk kelulusan, tidak ada yang tidak lulus sekolah karena UN.

“Kelulusan ditentukan oleh sekolah masing-masing. Kalau tidak lulus, ya tetap tinggal kelas,” katanya ketika dihubungi wartawan kemarin. Nizam menjelaskan, melalui UN online, siswa yang berminat memperbaiki nilai UN bisa ikut UN online tersebut. Dengan CBT, ujian dapat dilakukan beberapa kali dalam satu tahun sehingga siswa yang belum mencapai standar kompetensi dapat melakukan perbaikan bila menghendaki.

Persyaratannya sama dengan UN biasa, namun sekolah yang menyelenggarakan UN online wajib mempunyai sarana dan prasarana yang mumpuni. Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu memperkirakan jumlah siswa yang akan menyelenggarakan ujian akhir berbasis online itu mencapai 500.000 siswa. Rinciannya, 50.000 hingga 100.000 siswa dari SMA dan 400.000 siswa SMK.

Nizam mengatakan, SMK yang bakal ditunjuk menyelenggarakan ujian akhir berbasis online adalah SMK pembina atau SMK unggulan. “Siswa yang mengerjakan ujian secara online tidak mendapat kertas ujian lagi. Mereka mengerjakannya pakai komputer dan mouse. Panitia sudah mengumpulkan bank data butir soal ujian untuk dikerjakan siswa secara online. Nilai yang didapat peserta ujian langsung di-record panitia tanpa repot-repot memindai LJK (lembar jawaban komputer),” ungkapnya.

Sementara itu, mantan Wamendikbud bidang Pendidikan Musliar Kasim mengingatkan penetapanUNtidaklagi menjadi penentu kelulusan dikhawatirkan membuat siswa tidak serius mengerjakan UN. Jika siswa tidak serius menjawab soal, hasil yang diperoleh untuk pemetaan pun tidak akan merefleksikan keadaan yang sesungguhnya.

Pengamat pendidikan dari UniversitasNegeri Jakarta(UNJ) Jimmy Paat berpendapat, dengan transisi kurikulum 2013 saat ini, UNlebihbaikdihentikan. UN tidak hanya membebani siswa, tetapi juga terdapat banyak masalah dalam penerapannya. “Lebih baik ditiadakan. Itu jalan satu-satunya,” kata dia. Jimmy menekankan, sebaiknya pemerintah konsisten saja dengan memberikan kewenangan sekolah untuk menilai kelulusan siswanya.

Neneng zubaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8187 seconds (0.1#10.140)