Mobil Murah Makin Diminati
A
A
A
Beberapa tahun terakhir, dunia automotif Indonesia diwarnai dengan hadirnya mobil jenis baru, yakni low cost green car (LCGC). Kendaraan tersebut lebih dikenal sebagai mobil murah. Industri ini sempat menimbulkan pro dan kontra.
Dari sisi konsumen kehadiran LCGC atau mobil murah tentu sangat membantu mereka yang berkeinginan memiliki kendaraan roda empat dengan harga lebih terjangkau.
Pemerintah pun menerbitkan regulasi melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Alasan dari pemerintah menerbitkan regulasi atas mobil murah ini, yakni untuk menjaga industri manufaktur dalam negeri dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan mobil dengan harga lebih terjangkau, di bawah Rp95 juta (off the road).
Kemudian, mendorong dan mengembangkan kemandirian industri automotif nasional, terutama industri komponen kendaraan bermotor roda empat agar mampu menciptakan motor penggerak, transmisi dan axle yang berdaya saing. Mobil murah ini diklaim lebih memiliki nuansa keindonesiaan, yang dibuktikan dengan nama dan logo mobilnya.
Tak ayal kebijakan ini membuat para produsen automotif kenamaan memproduksi mobil murah ini dengan beragam nama. Sebutlah itu, Toyota memproduksi Agya, Daihatsu Alya, Suzuki dengan Karimun Wagon, Honda dengan Brio Satya, dan Datsun Go Panca dan Datsun Go plus Panca.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada tahun 2014 disebutkan dari seluruh total penjualan mobil di Indonesia, 14% di antaranya didominasi penjualan mobil murah. Datsun yang baru meluncurkan mobil LCGC bermerek Datsun Go Panca mampu menembus pasar penjualan hingga 18.000 unit. Merek mobil yang sudah lama hilang di jagat automotif Indonesia dalam beberapa dekade terakhir kembali muncul di segmen LCGC.
Tak tanggung-tanggung, Datsun memproduksi dua varian, Go Panca (hatchback) Go Panca Plus dengan varian multi-purpose vehicle (MPV). Head of Datsun Indonesia Indriani Hadiwidjaja menerangkan, Datsun mulai hadir di Indonesia di jenis LCGC pada Mei 2014 yang memasarkan Datsun Go Panca Plus.
Lantas September 2014 dilanjutkan peluncuran Go Panca, waktu peluncuran yang relatif singkat dia menganggap hasil 18.000 sampai November 2014 sudah cukup lebih baik. Meskipun target Datsun di tahun fiskal 2014 (April 2014-Maret 2015) sebanyak 30.000. “Waktu tersisa akan dapat mengejar target tersebut,” ungkapnya.
Dari 18.000 penjualan Datsun itu, 70% di antara milik jenis MPV (Go Panca Plus) dan 30% Go Panca. Hingga kini kontribusi konsumen lebih besar masih terdapat di Pulau Jawa 71%, Pulau Sumatera 12%, Pulau Kalimantan 6%, dan Pulau Sulawesi & Bali 11%. Menurut dia, pada 2015 peluang pasar LCGC cukup besar. Harga yang dipasarkan pemerintah telah jelas dan tidak boleh lebih.
Tentunya masyarakat yang tidak mampu membeli mobil di luar LCGC akan beralih ke mobil murah. Sebab mobil itu sangat membantu mobilitas masyarakat di dalam kota. Dengan potensi pasar demikian, kata Indriani, Datsun akan terus bereksplorasi di dunia otomotif dalam negeri untuk mendapatkan share marketlebih besar. keyakinannya itu seiring dengan konsentrasi bisnis dari Datsun hanya terfokus ke produk LCGC, karena tidak ada mobil varian lainnya yang dioptimalkan penjualannya.
Langkah yang dilakukan untuk mengembangkan jumlah dealer dan mengembangkan pasar penjualan. Terutama untuk menggarap daerah di Pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Daerah ini dianggap paling potensial mendapatkan pengguna LCGC lebih banyak.
Pada 2015 dealer akan ditingkatkan menjadi 105 dealer, dari yang semula 40 dealer. Jumlah itu termasuk dengan tujuh dealer eksklusif dan sisanya merupakan dealer shoping shop yang terintegrasi dengan Nissan. “Target penjualan kami di 2015 tidak jauh beda dengan 2014. Yang jelas ada peningkatan,” sambungnya.
Keyakinan Indriani terhadap mobil LCGC di label Datsun, karena potensi pasar mobil di Indonesia tipe MPV. Saat ini Datsun yang bermain di kelas LCGC memiliki tipe MPV, yakni Go Panca Plus. Menurutnya masyarakat Indonesia memiliki tipikal cukup unik dalam memilih kendaraan, yakni kendaraan keluarga. Mobil tipe keberadaan MPV ini di samping bisa digunakan oleh personal, bisa juga mengakomodasi kenyamanan perjalanan keluarga.
“Agar tidak tergilas dengan dinamika pasar masyarakat di 2015, Datsun akan tetap mengoptimalkan inovasi teknologi yang semakin memanjakan konsumennya,” tandasnya. Terhadap merek LCGC lainnya, Suzuki juga meluncurkan Suzuki Wagon R. Hingga April 2014 lalu telah menembus pasar sebanyak 9.691 unit. Honda Brio Satya pada Oktober lalu juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indonesia.
Sehingga produk itu laku di pasaran mencapai 20,5% atau 10.105 unit dari total penjualan mobil produksi PT Honda Prospect Motor (HPM) sebanyak 141.682 unit. Sebelumnya, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, Toyoya Agya sangat menarik perhatian publik sejak diluncurkan pada 2012 lalu. Kehadiran LCGC ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap penjualan dari produk Toyota.
Hingga Oktober 2014 lalu, Toyota Agya telah terjual sekitar di atas 50.000 unit atau rata-rata 5.660 unit/ bulannya. “Peluangnya masih besar,” ungkapnya. Keyakinan atas bagusnya pangsa pasar LCGC juga dikemukakan oleh pihak Honda. Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy menyebutkan, sebagai kendaraan yang dipasarkan dengan harga terjangkau, tentunya mobil LCGC mendapat tempat di tengah masyarakat.
Saat ini Honda telah meluncurkan Honda Brio Satya untuk kategori LCGC. “Harga murah dan memiliki kualitas,” ungkapnya. Dia menyebutkan, penjualan Brio Satya akan terus dioptimalkan untuk mengejar target 30% dari total penjualan produk Honda. ?
(Ilham Safutra)
Dari sisi konsumen kehadiran LCGC atau mobil murah tentu sangat membantu mereka yang berkeinginan memiliki kendaraan roda empat dengan harga lebih terjangkau.
Pemerintah pun menerbitkan regulasi melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Alasan dari pemerintah menerbitkan regulasi atas mobil murah ini, yakni untuk menjaga industri manufaktur dalam negeri dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan mobil dengan harga lebih terjangkau, di bawah Rp95 juta (off the road).
Kemudian, mendorong dan mengembangkan kemandirian industri automotif nasional, terutama industri komponen kendaraan bermotor roda empat agar mampu menciptakan motor penggerak, transmisi dan axle yang berdaya saing. Mobil murah ini diklaim lebih memiliki nuansa keindonesiaan, yang dibuktikan dengan nama dan logo mobilnya.
Tak ayal kebijakan ini membuat para produsen automotif kenamaan memproduksi mobil murah ini dengan beragam nama. Sebutlah itu, Toyota memproduksi Agya, Daihatsu Alya, Suzuki dengan Karimun Wagon, Honda dengan Brio Satya, dan Datsun Go Panca dan Datsun Go plus Panca.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada tahun 2014 disebutkan dari seluruh total penjualan mobil di Indonesia, 14% di antaranya didominasi penjualan mobil murah. Datsun yang baru meluncurkan mobil LCGC bermerek Datsun Go Panca mampu menembus pasar penjualan hingga 18.000 unit. Merek mobil yang sudah lama hilang di jagat automotif Indonesia dalam beberapa dekade terakhir kembali muncul di segmen LCGC.
Tak tanggung-tanggung, Datsun memproduksi dua varian, Go Panca (hatchback) Go Panca Plus dengan varian multi-purpose vehicle (MPV). Head of Datsun Indonesia Indriani Hadiwidjaja menerangkan, Datsun mulai hadir di Indonesia di jenis LCGC pada Mei 2014 yang memasarkan Datsun Go Panca Plus.
Lantas September 2014 dilanjutkan peluncuran Go Panca, waktu peluncuran yang relatif singkat dia menganggap hasil 18.000 sampai November 2014 sudah cukup lebih baik. Meskipun target Datsun di tahun fiskal 2014 (April 2014-Maret 2015) sebanyak 30.000. “Waktu tersisa akan dapat mengejar target tersebut,” ungkapnya.
Dari 18.000 penjualan Datsun itu, 70% di antara milik jenis MPV (Go Panca Plus) dan 30% Go Panca. Hingga kini kontribusi konsumen lebih besar masih terdapat di Pulau Jawa 71%, Pulau Sumatera 12%, Pulau Kalimantan 6%, dan Pulau Sulawesi & Bali 11%. Menurut dia, pada 2015 peluang pasar LCGC cukup besar. Harga yang dipasarkan pemerintah telah jelas dan tidak boleh lebih.
Tentunya masyarakat yang tidak mampu membeli mobil di luar LCGC akan beralih ke mobil murah. Sebab mobil itu sangat membantu mobilitas masyarakat di dalam kota. Dengan potensi pasar demikian, kata Indriani, Datsun akan terus bereksplorasi di dunia otomotif dalam negeri untuk mendapatkan share marketlebih besar. keyakinannya itu seiring dengan konsentrasi bisnis dari Datsun hanya terfokus ke produk LCGC, karena tidak ada mobil varian lainnya yang dioptimalkan penjualannya.
Langkah yang dilakukan untuk mengembangkan jumlah dealer dan mengembangkan pasar penjualan. Terutama untuk menggarap daerah di Pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Daerah ini dianggap paling potensial mendapatkan pengguna LCGC lebih banyak.
Pada 2015 dealer akan ditingkatkan menjadi 105 dealer, dari yang semula 40 dealer. Jumlah itu termasuk dengan tujuh dealer eksklusif dan sisanya merupakan dealer shoping shop yang terintegrasi dengan Nissan. “Target penjualan kami di 2015 tidak jauh beda dengan 2014. Yang jelas ada peningkatan,” sambungnya.
Keyakinan Indriani terhadap mobil LCGC di label Datsun, karena potensi pasar mobil di Indonesia tipe MPV. Saat ini Datsun yang bermain di kelas LCGC memiliki tipe MPV, yakni Go Panca Plus. Menurutnya masyarakat Indonesia memiliki tipikal cukup unik dalam memilih kendaraan, yakni kendaraan keluarga. Mobil tipe keberadaan MPV ini di samping bisa digunakan oleh personal, bisa juga mengakomodasi kenyamanan perjalanan keluarga.
“Agar tidak tergilas dengan dinamika pasar masyarakat di 2015, Datsun akan tetap mengoptimalkan inovasi teknologi yang semakin memanjakan konsumennya,” tandasnya. Terhadap merek LCGC lainnya, Suzuki juga meluncurkan Suzuki Wagon R. Hingga April 2014 lalu telah menembus pasar sebanyak 9.691 unit. Honda Brio Satya pada Oktober lalu juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indonesia.
Sehingga produk itu laku di pasaran mencapai 20,5% atau 10.105 unit dari total penjualan mobil produksi PT Honda Prospect Motor (HPM) sebanyak 141.682 unit. Sebelumnya, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, Toyoya Agya sangat menarik perhatian publik sejak diluncurkan pada 2012 lalu. Kehadiran LCGC ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap penjualan dari produk Toyota.
Hingga Oktober 2014 lalu, Toyota Agya telah terjual sekitar di atas 50.000 unit atau rata-rata 5.660 unit/ bulannya. “Peluangnya masih besar,” ungkapnya. Keyakinan atas bagusnya pangsa pasar LCGC juga dikemukakan oleh pihak Honda. Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy menyebutkan, sebagai kendaraan yang dipasarkan dengan harga terjangkau, tentunya mobil LCGC mendapat tempat di tengah masyarakat.
Saat ini Honda telah meluncurkan Honda Brio Satya untuk kategori LCGC. “Harga murah dan memiliki kualitas,” ungkapnya. Dia menyebutkan, penjualan Brio Satya akan terus dioptimalkan untuk mengejar target 30% dari total penjualan produk Honda. ?
(Ilham Safutra)
(bhr)