Sektor Pencarian Diperluas

Sabtu, 03 Januari 2015 - 13:38 WIB
Sektor Pencarian Diperluas
Sektor Pencarian Diperluas
A A A
JAKARTA - Tim SAR berupaya keras menemukan korban dan bangkai pesawat Air- Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata (28/12). Kemarin Badan SAR Nasional (Basarnas) menambah sektor pencarian pesawat AirAsia dari dua sektor menjadi tiga sektor.

Penambahan sektor dilakukan sehubungan dengan penemuan jenazah dalam sehari kemarin. Adapun sektor yang difokuskan mencapai 13.650 nautical miles (NM). ”Ada dinamika banyak sekali di daerah operasi pencarian sehingga saya mengubah dan menambah sektor pencarian yang seharusnya hanya dua menjadi tiga sektor,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo di Jakarta kemarin.

Penambahan sektor memungkinkan dilakukan karena adanya penambahan armada pencari. Kemarin sebanyak 46 armada search and rescue unit (SRU) dikerahkan yang terdiri atas 17 SRU udara dan 29 SRU laut. Untuk SRU udara terdiri atas 7 helikopter dari dalam negeri, 5 fix wing dalam negeri, 2 helikopter Singapura, 2 helikopter Amerika, dan 1 fix wing milik Korea. Khusus kekuatan udara dari dalam negeri merupakan gabungan dari unsur TNI, Basarnas, Polri, BPPT, dan sebagainya.

Adapun SRU laut terdiri atas 21 kapal dari dalam negeri, 4 kapal Singapura, 3 kapal Malaysia, dan 1 kapal milik Amerika. Untuk mendukung proses operasional kekuatan laut, Basarnas menempatkan dua kapal tanker yang berkapasitas 5.000 ton liter. Kapal milik SKK Migas itu dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan bahan bakar tiap armada.

”Tujuan menghadirkan kapal tanker karena saya tidak ingin kehilangan semua objek pencarian yang ada di sana hanya karena ditinggalkan kekuatan-kekuatan kita, terutama karena kekurangan bahan bakar minyak,” tandasnya. Khusus untuk pencarian bangkai AirAsia yang diperkirakan berada di dasar laut, Basarnas sudah mendapatkan bantuan kekuatan 3 kapal yang mempunyai kemampuan khusus mendeteksi keberadaan objek.

Kapal dimaksud adalah KM Baruna Jaya, Geo Survey, dan 1 kapal milik Singapura, RSS Persistence Singapore. Menurut Soelistyo, mereka akan beroperasi selama 24 jam dengan menyisir perairan Selat Karimata menggunakan gelombang sonar yang dipancarkan hingga ke dasar laut. ”Malam hari untuk kapalkapal pencari objek bawah air tetap melaksanakan tugas pencarian. Jadi tidak pernah berhenti melakukan penyisiran di sektor tambahan,” kata Soelistyo.

”Karena saya ingin segera menemukan titik terang yang tentu juga diharapkan pihak keluarga,” imbuhnya. Upaya pencarian korban dan bangkai AirAsia tidaklah mudah seperti dialami Kapal Baruna Jaya. Kapal riset milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini sempat terombang- ambing akibat cuaca buruk dengan gelombang mencapai 2-3 meter.

”Sehingga Kapal BJ I memilih berlindung ke Teluk Kumai, Pangkalan Bun,” ujar Ketua Tim Ekspedisi Kapal Riset Baruna Jaya I (BJ 1), Rahardian, kemarin. Setelah sempat menepi, Baruna Jaya kembali melanjutkan pencarian di lokasi dengan model hidrodinamika daerah SAR yang ditentukan berdasar lokasi temuan objek dan jenazah dibandingkan dengan waktu QZ8501 hilang kontak dan pola arus setempat.

Dalam pencarian kemarin, Baruna Jaya menemukan sesosok mayat telungkup mengambang di posisi koordinat 3 derajat LS dan 110 derajat BT pada Kamis (1/1), sekitar pukul 11.00 WIB. Jenazah yang diduga perempuan itu baru dievakuasi ke kapal perang malaysia KD Lekir sekitar pukul 17.00 WIB untuk selanjutnya diserahkan kepada KRI Banda Aceh.

Rahardian menuturkan, untuk mempermudah pencarian, Baruna Jaya dibekali empat peralatan. Peralatan dimaksud adalah multi-beam echo sounder yang berfungsi untuk melakukan pemetaan biometri dalam laut, side scan sonar yang juga berfungsi memetakan dengan jangkauan yang lebih tajam, megato meter atau alat deteksi logam yang dipakai apabila hasil yang didapat oleh kedua tes awal menunjukkan indikasi adanya objek di dasar laut, serta remotely operated vehicles (ROV) yang berfungsi menampilkan visual riil (gambar video) dari dasar laut.

”Keempat alat tersebut akan bekerja secara bergantian. Dengan begitu, data yang didapat sudah terkonfirmasi kebenarannya,” katanya. Sementara itu kekuatan tim SAR terus bertambah karena tim ahli pencarian kotak hitam dan peralatan dari Prancis sudah tiba di Pangkalan Bun. Badan investigasi kecelakaan Prancis BEA membantu dalam penyelidikan atas kecelakaan udara yang melibatkan pesawat Airbus karena perusahaan pesawat itu berbasis di Prancis.

”Pada pagi hari 2 Januari waktu setempat, kapal akan membawa para peneliti ke daerah pencarian, dengan deteksi peralatan termasuk hidrofon, dalam rangka mencoba untuk menemukan rambu akustik dari dua perekam penerbangan itu,” kata BEA dalam pernyataan. Pakar dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Ir Bambang Haryo berharap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) cepat menemukan kotak hitam milik pesawat AirAsia QZ8501.

”Sinyal di kotak hitam bertahan sampai 30 hari. Ini berarti KNKT harus menemukan sebelum itu,” ujarnya ketika dimintai konfirmasi kemarin. Dia menjelaskan, kotak hitam mengeluarkan sinyal yang dinamakan ”pinger ” yang nantinya bisa ditangkap alat pendeteksi milik KNKT. Dia juga menyarankan KNKT menggunakan kapal kecil yang memiliki free boad 3 meter agar operasionalnya mudah. Dia khawatir jika kotak hitam dicari menggunakan KRI yang ukurannya sangat besar akan kurang berhasil dalam pencariannya.

Evakuasi 22 Jenazah

Pada pencarian hari keenam kemarin, tim SAR berhasil menemukan 22 jenazah. Ke-22 jenazah ditemukan di area seluas 13.650 NM. Dari jumlah tersebut, 10 di antaranya langsung diterbangkan ke Surabaya untuk proses identifikasi, 4 jenazah telah didistribusikan ke Pangkalan Bun, dan 8 jenazah masih berada di kapal. Dengan keberhasilan ini, sudah ada 30 korban yang berhasil diangkat dari perairan dengan 8 di antaranya telah berada Surabaya.

”Ada 7 jenazah yang masih di KRI Bung Tomo dan 1 di KD Pahang (Malaysia),” ujar Soelistyo. Dia membenarkan dari 22 jenazah yang berhasil diangkat, ada korban yang saat ditemukan masih berada di bangku pesawat dengan kondisi tubuh terikat sabuk pengaman.

Menurut Sulistyo, bangku pesawat tersebut diperkirakan terlepas dari posisinya. Tidak disebutkan juga bagaimana proses evakuasi kedua korban. Soelistyo hanya mengatakan para korban setelah diangkat masih berada di kapal dan belum berhasil dipindah ke RSUD Imanuddin di Pangkalan Bun. ”Sampai detik ini belum berhasil, tapi saya pastikan delapan ada di atas kapal,” jelasnya.

Dian ramdhani/Sucipto/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0737 seconds (0.1#10.140)