Melahirkan Banyak Pemain Akrobat Anak yang Mendunia
A
A
A
Dalam industri hiburan sirkus, pemanfaatan anak sebagai salah satu pemainnya, oleh sebagian kalangan, dianggap sebagai eksploitasi. Tapi tidak di Tanzania, negara cantik di Afrika timur. Di sana menjadi pemain akrobat justru kebanggaan.
Karena alasan itulah, banyak anak di Tanzania akan dimasukkan sekolah akrobat oleh orang tua mereka saat masih berusia tiga tahun. Semakin dini anak bersekolah akrobat maka akan memiliki kemampuan hebat, mungkin begitu tujuan para orang tua. Selemani Mohamedi Nomondo, salah satu anak Tanzania yang mempelajari akrobat sejak usia dini, mengaku sudah mengenal gerakan dasar akrobatik saat masih berumur tiga tahun.
Menurutnya, belajar akrobatik sejak kecil memudahkan tubuhnya beradaptasi lebih cepat dengan gerakan-gerakan sulit karena tulang-tulang dalam tubuhnya hampir sangat fleksibel. “Belajar sejak kecil sangat menguntungkan karena saya tidak harus merasakan nyeri seperti yang dialami para pelajar baru yang rata-rata berusia dewasa,” terang Nomondo. Nomondo sendiri tercatat sebagai salah satu murid di Mama Africa Acrobat School, sekolah khusus akrobat Tanzania yang namanya kini tengah populer.
Mama Africa Acrobat School merupakan satu-satunya sekolah akrobat terbesar di Afrika dengan murid mencapai lebih dari 300 orang. Sekolah ini didirikan oleh pemain sirkus asal Zimbabwe, Winston Ruddel, pada 2003 secara tak sengaja. Ceritanya bermula kala itu Ruddel mendapat tawaran di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pertunjukan akrobat dengan pemain anak-anak.
Ruddel meninggalkan Las Vegas dan menuju Afrika dengan kota tujuan utamanya, Dar es Salam. Di sinilah dia kemudian mendirikan Mama Africa dan mendapatkan anak-anak dengan dasar- dasar akrobat terbaik. Sayang, saat memboyong anak-anak itu ke Amerika Serikat (AS) ternyata mereka mengaku tidak menyukai anakanak pilihan Ruddel. “Padahal, saya sudah berjanji akan memberikan anak-anak kontrak manggung,” tutur Ruddel.
Tak mau berputus asa, Ruddel akhirnya berkomitmen mencarikan pekerjaan untuk mereka. Tanpa diduga dari usaha yang awalnya sekadar memberikan pekerjaan untuk anakanak yang ditolak di Las Vegas, ternyata tawaran menjadi banyak hingga akhirnya Ruddel harus terus mencari anak-anak lagi untuk memenuhi permintaan. Dari tawaran yang semakin banyak tersebut, keberadaan Mama Africa menjadi semakin populer.
Mama Africa kini bahkan telah memiliki acara akrobat di televisi bertajuk The Mama Africa. Dalam pertunjukannya, kelompok akrobat ini menggunakan musik sebagai bagian integral dari pertunjukan. Alat musik perkusi seperti drum menjadi jantung dari semangat para pemain akrobat cilik dan sebagai dasar untuk semua koreografi. Popularitas The Mama Africa membuat program ini telah tampil di lima benua, termasuk di Broadway, New York, AS.
Seiring reputasi menjulang, sekolah akrobat Mama Africa pun kebanjiran peserta didik Jika dulu pihak sekolah yang mencari anak-anak, kini anak-anaklah yang berbondong memasuki Mama Africa Acrobat School. Namun, tidak mudah untuk menjadi bagian dari pertunjukan internasional karena hanya lulusan terbaiklah yang akan dipilih. Namun, biasanya mereka yang tidak terpilih akan bergabung dengan perusahaan sirkus di seluruh dunia.
Satu hal yang membuat pemain akrobat cilik Tanzania kini menjadi begitu dikenal adalah bakat alam yang tidak dimiliki pemain akrobat lain, serta kemampuan mereka dalam menyuguhkan pertunjukan yang menghibur. “Perbedaan besar antara pemain Tanzania dan bagian lain dunia adalah bahwa orangorang di sini menikmati apa yang mereka lakukan. Kami mungkin tidak seterampil pemain akrobat China atau Rusia, namun kami memiliki energi positif yang membuat kami lebih terhubung dengan penonton,” kata murid Mama Africa lainnya, Ally Kibwana Ally.
Rini agustina
Karena alasan itulah, banyak anak di Tanzania akan dimasukkan sekolah akrobat oleh orang tua mereka saat masih berusia tiga tahun. Semakin dini anak bersekolah akrobat maka akan memiliki kemampuan hebat, mungkin begitu tujuan para orang tua. Selemani Mohamedi Nomondo, salah satu anak Tanzania yang mempelajari akrobat sejak usia dini, mengaku sudah mengenal gerakan dasar akrobatik saat masih berumur tiga tahun.
Menurutnya, belajar akrobatik sejak kecil memudahkan tubuhnya beradaptasi lebih cepat dengan gerakan-gerakan sulit karena tulang-tulang dalam tubuhnya hampir sangat fleksibel. “Belajar sejak kecil sangat menguntungkan karena saya tidak harus merasakan nyeri seperti yang dialami para pelajar baru yang rata-rata berusia dewasa,” terang Nomondo. Nomondo sendiri tercatat sebagai salah satu murid di Mama Africa Acrobat School, sekolah khusus akrobat Tanzania yang namanya kini tengah populer.
Mama Africa Acrobat School merupakan satu-satunya sekolah akrobat terbesar di Afrika dengan murid mencapai lebih dari 300 orang. Sekolah ini didirikan oleh pemain sirkus asal Zimbabwe, Winston Ruddel, pada 2003 secara tak sengaja. Ceritanya bermula kala itu Ruddel mendapat tawaran di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pertunjukan akrobat dengan pemain anak-anak.
Ruddel meninggalkan Las Vegas dan menuju Afrika dengan kota tujuan utamanya, Dar es Salam. Di sinilah dia kemudian mendirikan Mama Africa dan mendapatkan anak-anak dengan dasar- dasar akrobat terbaik. Sayang, saat memboyong anak-anak itu ke Amerika Serikat (AS) ternyata mereka mengaku tidak menyukai anakanak pilihan Ruddel. “Padahal, saya sudah berjanji akan memberikan anak-anak kontrak manggung,” tutur Ruddel.
Tak mau berputus asa, Ruddel akhirnya berkomitmen mencarikan pekerjaan untuk mereka. Tanpa diduga dari usaha yang awalnya sekadar memberikan pekerjaan untuk anakanak yang ditolak di Las Vegas, ternyata tawaran menjadi banyak hingga akhirnya Ruddel harus terus mencari anak-anak lagi untuk memenuhi permintaan. Dari tawaran yang semakin banyak tersebut, keberadaan Mama Africa menjadi semakin populer.
Mama Africa kini bahkan telah memiliki acara akrobat di televisi bertajuk The Mama Africa. Dalam pertunjukannya, kelompok akrobat ini menggunakan musik sebagai bagian integral dari pertunjukan. Alat musik perkusi seperti drum menjadi jantung dari semangat para pemain akrobat cilik dan sebagai dasar untuk semua koreografi. Popularitas The Mama Africa membuat program ini telah tampil di lima benua, termasuk di Broadway, New York, AS.
Seiring reputasi menjulang, sekolah akrobat Mama Africa pun kebanjiran peserta didik Jika dulu pihak sekolah yang mencari anak-anak, kini anak-anaklah yang berbondong memasuki Mama Africa Acrobat School. Namun, tidak mudah untuk menjadi bagian dari pertunjukan internasional karena hanya lulusan terbaiklah yang akan dipilih. Namun, biasanya mereka yang tidak terpilih akan bergabung dengan perusahaan sirkus di seluruh dunia.
Satu hal yang membuat pemain akrobat cilik Tanzania kini menjadi begitu dikenal adalah bakat alam yang tidak dimiliki pemain akrobat lain, serta kemampuan mereka dalam menyuguhkan pertunjukan yang menghibur. “Perbedaan besar antara pemain Tanzania dan bagian lain dunia adalah bahwa orangorang di sini menikmati apa yang mereka lakukan. Kami mungkin tidak seterampil pemain akrobat China atau Rusia, namun kami memiliki energi positif yang membuat kami lebih terhubung dengan penonton,” kata murid Mama Africa lainnya, Ally Kibwana Ally.
Rini agustina
(bbg)