Yakinkan Warganya Lebih Optimistis

Jum'at, 02 Januari 2015 - 10:30 WIB
Yakinkan Warganya Lebih...
Yakinkan Warganya Lebih Optimistis
A A A
KIEV - Perdana Menteri (PM) Ukraina Arseniy Yatsenyuk menjawab kekhawatiran publik tentang masa depan mereka setelah berpisah dari Rusia. Dalam pidato tahun barunya, Yatsenyuk menyampaikan keyakinannya akan masa depan yang cerah bagi Ukraina.

Kisruh Ukraina dengan Rusia meninggalkan luka bagi masyarakatnya. Luka tersebut membuat warga pesimis menatap masa depan. Yatsenyuk mengakui jika dirinya tidak bisa menjanjikan masa depan cerah, namun dia percaya dengan keyakinan akan kejayaan Ukraina maka segala rintangan dapat diatasi.

Yatsenyuk menyatakan keyakinannya bahwa negaranya akan menjadi salah satu negara Eropa yang layak dijadikan contoh bahwa setiap warga negara akan menyandang status kewarganegaraan Ukraina dan bebas bergerak di seluruh Uni Eropa dengan paspor Ukraina.

“Kami akan mengatasi semuanya bersama-sama dan akan menjadi negara model dalam Uni Eropa. Kepercayaan, keyakinan, dan kerja keras adalah kunci keberhasilan kami,” jelas Yatsenyuk dilansir AFP. Sejak Ukraina berada di bawah kekuasaan Rusia, Yatsenyuk memang menginginkan Ukraina berdiri sendiri bahkan menolak penggunaan bahasa Rusia sebagai bahasa utama di wilayahnya.

PM berusia 40 tahun ini menganggap negaranya memiliki sumber daya manusia di atas rata-rata sehingga tak perlu bergantung kepada Rusia. F o k u s alumnus Chernivtsi National University ini adalah mendorong perkembangan sumber daya alam dan manusia di Ukraina. Dia ingin menciptakan perusahaan energi di Ukraina yang sama kuat dan bagusnya dengan negara-negara di kawasan Uni Eropa dan Rusia.

Namun sebelum bisa mewujudkan hal tersebut, ayah dua anak tersebut terlebih dulu harus membenahi sistem pemerintahannya. Sebagai negara yang baru mandiri, Ukraina belum mampu menemukan sistem yang sesuai. Korupsi yang merajalela menambah beban Yatsenyuk untuk menciptakan negara yang stabil.

Yatsenyuk mengungkapkan, dia harus terlebih dulu membuat negaranya lebih demokratis dan teratur baru kemudian bisa mendorong kemakmuran warganya. Di tengah-tengah usaha inilah suara-suara pesimis bermunculan, karena di pengujung 2014 kemarin Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda stabil secara ekonomi. Lagi pula, kota penggerak Ukraina, yakni Crimea, tidak mampu dipertahankan dan menjadi milik Rusia. Tanpa Crimea, Ukraina seperti ayam kehilangan induknya.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9069 seconds (0.1#10.140)