Produsen Kelapa Sawit Terbesar

Senin, 29 Desember 2014 - 12:05 WIB
Produsen Kelapa Sawit Terbesar
Produsen Kelapa Sawit Terbesar
A A A
Indonesia memiliki sumber kekayaan alam yang tak terhingga. Dalam industri perkebunan misalnya, negeri ini gemilang di sektor perkebunan terutama penghasil kelapa sawit. Indonesia punya andil besar dalam memenuhi kebutuhan pasar kelapa sawit dunia.

Sejumlah daerah penghasil minyak kelapa sawit di antaranya Kalimantan, Riau, Sumatera, dan Sulawesi. Sektor ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius lagi agar nilai ekspornya semakin pesat dan menambah nilai pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Salah satu produsen kelapa sawit yang berperan penting dalam mempromosikan sektor perkebunan ke kancah internasional adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Saat ini, AALI tercatat sebagai produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Kiprah AALI sebagai p rodusen kelapa sawit telah menunjukkan “kebesaran” kekayaan alam Indonesia di manca negara.

Di sektor agrobisnis tersebut, Indonesia menjadi kunci untuk membuka perdagangan CPO ke banyak negara. AALI masuk dalam daftar perusahaan berpengaruh dan memenangi kategori Promoting Indonesian Product. Hingga Agustus 2014, AALI mencatat pertambahan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebanyak 20% menjadi 1,14 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 951.399 ton.

Investor Relations AALI Rudy Limardjo mengatakan, hasil produksi CPO AALI hingga Agustus tahun ini didorong atas tingginya jumlah produksi tandan buah s e g a r (TBS) perseroan. “Produksi TBS AALI mencapai 3,70 juta ton atau naik 14,5% dari periode yang sama 2013 sebanyak 3,24 juta ton,” kata Rudy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tingkat produktivitas rata-rata (yield) TBS sepanjang delapan bulan tersebut mengalami peningkatan 10,8% menjadi 14,84 ton per hektare (ha) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 13,39 ton/ha. Pertumbuhan produksi TBS perseroan paling banyak disumbang kebun AALI di Kalimantan, yang meningkat 26,1% menjadi 1,58 juta ton dari 1,26 juta ton, diikuti kebun di Sumatera yang bertambah 7,2% dari 1,36 juta ton menjadi 1,46 juta ton.

Sedangkan produksi TBS di kebun Sulawesi hanya naik 6,7% dari 619.317 ton menjadi 661.080 ton. Sementara produksi TBS hingga akhir bulan lalu dikontribusikan dari Kalimantan sebesar 42,7%, Sumatera sekitar 39,4% dan Sulawesi 17,9%. Produksi TBS olah meningkat 22,1% menjadi 5,22 juta ton dibanding akhir Agustus 2013 sebanyak 4,28 juta ton.

Sementara jika diperhatikan dari sisi pendatapan CPO hingga Oktober lalu, perusahaan ini sukses mengantongi keuntungan penjualan senilai Rp9,46 triliun atau naik 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,76 triliun.

Sebagaimana laporan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/11) dijelaskan, pendapatan CPO perseroan didukung meningkatnya harga di tengah menurunnya volume penjualan CPO.Tercatat sejak Januari- Oktober 2014, volume penjualan CPO AALI menurun 10,5% menjadi 1.127.222 ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1.258.769 ton.

“Harga jual rata-rata CPO AALI sampai Oktober meningkat 20,6% menjadi Rp8.396 perkilogram dari Rp6.963 per kg,” jelas Rudy. Pada periode yang sama, volume penjualan komoditas kebun perseroan lainnya, yakni kernel mengalami kenaikan 8,7% menjadi 292.461 ton dibanding periode yang sama tahun lalu 269.101 ton. Adapun harga komoditas ini melonjak 66,5% menjadi Rp5.319 per kg dari Rp3.194 per kg.

Dengan demikian, pendapatan perseroan dari penjualan kernel hingga akhir Oktober sebesar Rp1,56 triliun. Angka itu tumbuh signifikan 81,5% dibanding periode yang sama 2013 senilai Rp856,51 miliar. Dengan catatan pendapatan dari CPO yang sedemikian besar, dapat dipastikan bahwa AALI memang produsen minyak kelapa sawit yang sangat diperhitungkan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain berkosentrasi pada pendapatan, sebagai sebuah perusahaan besar AALI tak pernah melupakan tanggungjawab sosialnya. Beberapa program CSR kerap diadakan, terutama di bidang pendidikan, lingkungan, dan aspek kemanusiaan lainnya.

Karena itu, tak berlebihan jika keberadaan ALLI turut memajukan perekonomian nasional dan mencerdaskan masyarakat.

Nafi’ muthohirin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3758 seconds (0.1#10.140)