Tsunami Persatukan Indonesia

Sabtu, 27 Desember 2014 - 14:35 WIB
Tsunami Persatukan Indonesia
Tsunami Persatukan Indonesia
A A A
BANDA ACEH - Musibah tsunami Aceh 2004 telah memberikan hikmah luar biasa bagi bangsa Indonesia karena mampu menanggalkan semua perselisihan serta menumbuhkan persatuan bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Pandangan ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) saat memberikan sambutan dalam peringatan 10 tahun tsunami di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam(NAD), kemarin. Menurut dia, tsunami telah memberikan masyarakat Indonesia suatu pembelajaran yang sangat berharga, mengingat semuanya tak lagi memikirkan egoisme, namun saling memberikan pertolongan dan mengabaikan perselisihan yang selama ini terjadi.

“Saat terjadi tsunami, semua masyarakat Indonesia tertuju ke Aceh. Mereka bahu-membahu memberikan bantuan fisik dan dananya,” ujar JK di depan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Gubernur NAD Zaini Abdullah, duta besar, perwakilan negara asing, serta masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, JK berharap tsunami jangan terus diratapi menjadi kesedihan mendalam, tapi justru harus bisa memacu masyarakat Aceh dan Indonesia untuk menumbuhkan rasa kebersamaan untuk mencapai suatu masyarakat yang lebih baik. Di sisi lain, musibah tersebut juga membangun solidaritas puluhan negara sahabat untuk membantu.

“Masyarakat dunia tanpa kita minta langsung menawarkan bantuan kepada kita. Terima kasih dan atas nama Pemerintah Indonesia saya mengapresiasi,” kata Wapres. Selain membangkitkan persaudaraan dan solidaritas, tsunami juga memberikan bangsa Indonesia suatu pembelajaran yang berharga bagaimana cara menangani bencana secara cepat dan tepat, selain mengingatkan bahwa Aceh dan Indonesia merupakan wilayah rawan bencana.

“Kita tidak mungkin hanya duduk dan bersedih saja tapi kita harus mampu mengambil hikmah dari tsunami,” kata Wapres. Zaini Abdullah mengatakan, peringatan yang dilakukan bukan mengungkit tragedi masa lalu, melainkan memberi pelajaran bahwa masyarakat perlu hati-hati terhadap bencana.

“Di lapangan ini, 10 tahun lalu banyak masyarakat yang bergelimpangan, tapi saya harap kita tak terlalu berlarut dalam kesedihan,” kata Gubernur. Zaini pun memberikan apresiasi kepada semua pihak yang secara bahu-membahu melakukan pembangunan dan menciptakan keharmonisan.

“Agar kita sadar bahwa Aceh merupakan wilayah rawan bencana, apalagi tsunami saat itu bukan pertama, mengingat sebelumnya 1907 juga pernah terjadi,” kata gubernur. Peringatan 10 tahun tsunami yang dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, NAD, yang juga diikuti seribuan masyarakat dari dalam dan luar negeri.

Peringatan yang dipimpin Wapres dimulai pukul 08.45 WIB. Sebelum memimpin peringatan, Wapres dan rombongan terbatas sempat ziarah ke makam massal Siron selama 10 menit, tempat dimakamkannya ribuan masyarakat Aceh yang tewas saat diterjang tsunami. Suasana khidmat dan hening tampak sekali mewarnai peringatan 10 tahun tsunami yang membawa bencana nasional bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Aceh.

Sejumlah tamu dan masyarakat yang turut hadir dalam peringatan tersebut tampak tidak kuasa menahan air mata, mengingat saudara atau handai taulan yang tewas 10 tahun lalu Dari negara sahabat, tercatat 14duta besar dari Uni Eropa hadir, di antaranya Jerman, Slovakia, Belgia, Denmark, Inggris, Swedia, Irlandia, Belgia, Irlandia, Turki, dan Norwegia.

Uni Eropa memang ikut terlibat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascatsunami dengan mengucurkan bantuan senilai 2 miliar euro, terdiri 566 juta euro bantuan kemanusiaan dan 1 miliar euro bantuan rekonstruksi jangka panjang. Selain itu, bergabung juga perwakilan negara-negara ASEAN.

Tragedi tsunami memang telah menggugah dunia dengan mengulurkan bantuan internasional dan rekonstruksi pembangunan pascabencana. Dana senilai lebih dari USD13,4 miliar dapat terkumpul sebagai bantuan sosial. Setidaknya USD7 miliar diperuntukkan untuk membangun lebih dari 140.000 rumah di Aceh.

Seperti diketahui, bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 disebabkan gempa bumi berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU-95,98 BT. Gempa tersebut menimbulkan getaran kuat dan patahan sepanjang sekitar 1.200 km yang membentang dari Aceh sampai Andaman.

Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Aceh, tsunamimengakibatkan126.741 jiwa meninggal, 93.285 jiwa hilang, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan hampir 750.000 orang kehilangan pekerjaan. Pascabencana tersebut, jaringan peringatan tsunami senilai USD400 juta telah terpasang di 28 negara pada 2011.

Peralatan tersebut diharapkan dapat mendeteksi gempa bumi dan tsunami sebagai bentuk peringatan dini bagi warga di sekitar pantai. Para pakar memperingatkan tentang “amnesia bencana” yang telah menjangkiti sebagian besar warga di wilayah yang kerap dilanda bencana. Masyarakat diminta untuk tetap mengingat peristiwa bencana alam sebagai bentuk kewaspadaan.

Peringatan di Berbagai Negara

Selain menerjang Indonesia, tsunami juga menerjang 13 negara lainnya, termasuk Thailand, Sri Lanka, dan Somalia. Total korban tewas mencapai 220.000 orang. Karena itu, selain di Indonesia, peringatan sepuluh tahun tsunami juga digelar di sejumlah negara yang turut diterjang bencana terbesar di abad ke- 21 tersebut.

Di Thailand, misalnya, wisatawan dan korban selama di desa nelayan Ban Nam Khem kemarin berkumpul di taman memorial tsunami untuk mengenang para korban tewas. Di Thailand selatan, separuh dari 5.300 korban tewas adalah wisatawan asing yang sedang menikmati liburan Natal. Selain itu, 3.000 orang dilaporkan hilang, 80% korban tewas berada di Provinsi Phang Nga.

Dalam acara itu, para korban selamat mencerita kembali tragedi horor dan bagaimana mereka dapat selamat setelah digulung tsunami yang meratakan kawasan wisata itu. Bukan hanya air mata kesedihan, melainkan juga isak tangis mengenang bencana mematikan yang telah merenggut ribuan jiwa itu.

“Saat sarapan, saya melihat garis putih di langit yang bergerak menuju pantai. Ketika saya meminta istri saya untuk berlari, ternyata bukan gelombang laut, tetapi dinding hitam,” kenang Raymond Moor, warga Swiss yang selamat dari terjangan tsunami di Thailand Selatan. Moor mengungkapkan, seorang perempuan Thailand menyelamatkannya ketika menarik dia dan istrinya ke balkon hotel.

Namun, perempuan itu akhirnya meninggal. “Ketika saya terjebak di dalam tsunami, rasanya seperti berada di mesin cuci,” imbuhnya, dikutip AFP. Peringatan 10 tahun tsunami juga kemarin dilaksanakan di Katedral Uppsala di Swedia. Sebanyak 543 warga Swedia ikut menjadi korban tsunami saat mereka berlibur di negaranegara Asia. Acara itu dihadiri keluarga kerajaan dan keluarga korban.

Di Sri Lanka, 31.000 korban selamat dan keluarga korban berkumpul di titik bencana tsunami. Mereka mengenang sekitar 1.000 yang meninggal dunia ketika kereta penumpang mengalami kecelakaan karena terhempas gelombang tsunami. Pemimpin acara peringatan tsunami, Wanigaratne Karunatilleke, seorang penjaga keamanan kereta, mengungkapkan ketidaktahuan banyak warga tentang tsunami yang dapat menyebabkan kematian.

“Kita hanya memiliki waktu 15 menit untuk memindahkan penumpang ke tempat yang aman. Kita dapat melakukannya. Kita memiliki waktu, tetapi kita tidak memiliki pengetahuan,” Karunatilleke yang berusia 58 tahun. Selanjutnya, di perairan Tamil Nadu, India selatan, 700 orang membawa bunga dan membentang spanduk di pantai yang menjadi lokasi bencana tsunami.

Toko-toko di distrik pantai itu ditutup. Sebagian besar nelayan juga menghentikan aktivitas berlayarnya untuk menghormati 6.000 warga yang tewas akibat tsunami. Mereka berdoa yang dipimpin dari pemuka agama Islam, Hindu, dan Kristen. “Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar selalu menjaga lima anakku di surga,” kata Illaycha, warga India yang kehilangan lima anaknya.

Sementara di Sydney, mantan Perdana Menteri (PM) John Howard kemarin menyatakan bencana tsunami membawa hubungan Australia dan Indonesia semakin erat. Dalam memperingati 10 tahun tragedi tsunami, Howard mengungkapkan Indonesia mendapatkan banyak keuntungan dari segi finansial, logistik, politik, dan moral setelah bencana itu.

“Daya magnet dan simbolisme bantuan tsunami, Indonesia meningkatkan hubungan baik dan jalinan hubungan kedua negara semakin kuat,” katanya dalam wawancaranya dengan The Australia, yang dipublikasikan kemarin. Saya mengetahui itu bukan bencana yang biasa,” kata Howard yang saat itu menjadi PM. Australia mengalokasikan USD810 juta paket bantuan untuk Indonesia. Itu merupakan bantuan terbesar yang diberikan dalam sepanjang sejarah Australia.

Andika hendra m/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4223 seconds (0.1#10.140)