Perkuat TNI, Anggaran Militer Ditambah

Kamis, 18 Desember 2014 - 12:06 WIB
Perkuat TNI, Anggaran Militer Ditambah
Perkuat TNI, Anggaran Militer Ditambah
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat menambah anggaran militer TNI guna meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata dunia. Penambahan anggaran tersebut akan dilakukan dalam APBN-P 2015 mendatang.

“Saya nggak hafal secara rinci, tetapi jelas akan kita tambahkan lagi APBNP dan semuanya penting, karena semuanya masih kurang yang di darat, udara, dan laut. Semuanya masih kurang, terus akan tambah. Angkanya nanti Pak Menhan, Menkopolhukam yang mungkin hafal,” ujar Jokowi saat menghadiri penutupan pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD dalam rangka peringatan Hari Juang Kartika di Monas, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Jokowi, alutsista yang dimiliki TNI ada yang sudah modern. Meskipun masih ada yang ketinggalan, komitmen pemerintah dan negara akan memperbaikinya. “Saya kira kita ingin memperbaiki semuanya dan kita ingin negara ini punya wibawa dan alutsista yang kita punyai saya kira memperlihatkan arah ke sana,” tegasnya. Indonesia adalah negara besar, sambung Jokowi, dan harus punya wibawa.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, pameran yang dilihat masyarakat bisa menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap TNI karena telah melihat alutsista baik tank, helikopter serbu, helikopter angkut, maupun meriam. “Ada drone juga. Di Kopassus senjatasenjata, komplet dan modern dan saya melihat masyarakat sangat bangga sekali memiliki TNI. Rasa bangga itulah yang kita hadirkan dalam pameran ini sehingga menumbuhkan semangat bela negara,” jelasnya.

Senada, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berencana menaikkan anggaran militer tiga kali lipat dalam rangka memenuhi kebutuhan minimum essential force (MEF) alutsista. “Anggaran (alutsista) Presiden Jokowi nanti bisa 2-3 kali lipat. Bisa,” ujar saat Rapat pimpinan Kementerian Pertahanan (Rapim Kemhan) 2015 di Kantor Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Ryamizard, pihaknya akan berupaya memenuhi kebutuhan minimal alutsista dan melihat mana yang menjadi prioritas pengadaan. “Minimal kalau bisa kita capai. Kalau maksimal bisa, ya terus saja. Tapi minimal itu harus dicapai dulu. Kita nggak pernah mintaminta. Kita laksanakan dulu, kita kan masih mikirkan rakyat. Nanti dari Pak Jokowi akan ada peningkatan (anggaran alutsista)” katanya.

Mantan KSAD melihat, upaya pemerintah memenuhi MEF tidak lama lagi. Saat ini saja kekuatan militer Indonesia menduduki 19 besar dunia dan 9 di Asia-Pasifik. Posisi yang sudah cukup tinggi. Jika anggaran ditambah maka kemampuan militer Indonesia bisa mencapai lebih dari itu. Pengadaan alutsista, sambung Ryamizard, mengacu pada hakikat ancamannya.

Saat ini ancaman besar adalah teroris, bencana alam, penyakit, perompakan laut, pencurian ikan, pencurian energi, dan masalah intelijen. “Dua sudah terbukti, teroris di Australia dan bencana alam di Banjarnegara. Kita harus waspada. Itu ancaman nyata, akan berulang-ulang,” katanya.

Ryamizard menambahkan, pembangunan pertahanan yang tangguh diperlukan untuk mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim Indonesia sebagai negara kepulauan. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi di pameran alutsista ini sangat membanggakan dan surprise bagi TNI AD.

“Ini adalah perhatian luar biasa presiden kepada TNI dan beliau (presiden) menyampaikan apa yang dilihat dan perlu ditingkatkan akan segera ditingkatkan, dan presiden mengatakan kita harus memiliki persenjataan yang tercanggih sehingga memiliki deterrence effect yang luar biasa. Ini membuat kita memacu dan prajurit kita semakin profesional lagi, dan yang lebih penting dicintai rakyatnya karena TNI tanpa ikan tidak ada airnya, pelan-pelan dia mati,” jelasnya.

Terkait anggaran, Gatot mengakui jika anggaran untuk TNI naik. Menurut dia, saat ini TNI mendapatkan anggaran Rp96 triliun lebih. Anggaran itu nantinya dibagi untuk AL, AU, dan AD. “Nanti pembagiannya disampaikan Mabes TNI saya tidak bisa mendahului meskipun DIPA-nya sudah diberikan. Untuk AD sebanyak 68% digunakan bagi belanja pegawai/gaji. Jadi hanya 32% untuk belanja barang dan alutsista,” jelasnya.

Terkait dengan polemik pembelian Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros II Avibras buatan Brasil yang dinilai mahal, KSAD menjelaskan senjata yang mahal tidak hanya bergantung pada kemampuannya, jarak capai, akurasi, dan daya ledaknya.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmat Lubis, mengatakan, pembelian MLRS Astros II Avibras buatan Brasil oleh Kemhan sudah sesuai dengan prosedur yang diminta oleh TNI AD sebagai pengguna, termasuk dari aspekanggaranyangdikeluarkan untuk pembelian alutsista TNI.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.8689 seconds (0.1#10.140)