Mengawasi Manula secara Cerdas dengan Alat Berbasis Android
A
A
A
MALANG - Mengasuh orang lanjut usia bukan perkara mudah. Apalagi jika dihadapkan pada kesibukanluarbiasasehingga tidak setiap waktu dapat mengawasi mereka. Kekhawatiran paling sering muncul adalah kelalaian dalam memantau para manula itu.
Sebab jika itu yang terjadi bisa berakibat fatal. Kecemasan-kecemasan itulah yang coba dipecahkan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dengan menciptakan alat pengawas manula berbasis platform android. Tiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semicolon Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) UB Malang, masing-masing Ibnu Wasis, Virgieovilia Averinzha FE, dan Nanda Ainal Yakin, menamai temuannya itu Smart Monitoring Manula.
Ibnu Wasis mengungkapkan, alat itu diciptakan berawal dari keprihatinan bersama tentang keberadaan para manula yang seringkaliluputdari pengawasan orang-orang terdekatnya. “Keterbatasan fisik akibat usia, membuatpara manulaseringkali mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Mereka butuh dibantu,” terangnya.
Sayangnya tidak semua orang punya waktu khusus untuk itu. Akibat kesibukan seharihari dalam rumah tangga, sering kali anggota keluarga tidak intens melakukan tugasnya. Di sisi lain, mereka juga dihadapkan pada rasa cemas bila meninggalkan manula di rumah sendirian tanpa pengawasan. Menurut Agung Setia Budi, Smart Monitoring Manula merupakan bentuk penggabungan teknologi dengan memanfaatkan perangkat keras, dan perangkat lunak.
“Alat ini mampu melakukan pengawasan pada para manula dari jarak jauh,” tuturnya. Perangkat keras yang digunakan pada Smart Monitoring Manula terdiri atas alat sensor pergerakan tubuh manula yang dirancang dalam bentuk ikat pinggang, dan kotak kontrol mikro. Sementara, perangkat lunak dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone yang dapat bekerja pada mobile device berplatform android.
Cara kerja alat ini yaitu mendeteksi pergerakan tubuh manula menggunakan sensor accelerometer dan sensor gyroscope yang dipasangkan pada ikat pinggang. Saat manula pengguna alat ini terjatuh, sensor akan mendeteksinya, dan akan mengirimkan informasi ke pengendali mikro.
“Dari situ akan mengirim data secara serial ke komputer yang berfungsi sebagai server. Selanjutnya data peringatan tersebut akan dikirimkan secara online ke aplikasi smartphone milik kerabat manula tersebut,” terangnya. Selain berfungsi sebagai alat notifikasi, alat ini juga dilengkapi dengan fitur pendukung, antara lain nomor telepon darurat (UGD) dan nomor kontak tetangga. Nomor telepon ini telah diisikan sebelumnya sehingga ketikan manula ter-jatuh, dengan sendirinya alat ini akan menelepon nomor yang telah tersimpan tersebut,” ujar Virgieovilia.
Yuswantoro
Sebab jika itu yang terjadi bisa berakibat fatal. Kecemasan-kecemasan itulah yang coba dipecahkan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dengan menciptakan alat pengawas manula berbasis platform android. Tiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semicolon Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) UB Malang, masing-masing Ibnu Wasis, Virgieovilia Averinzha FE, dan Nanda Ainal Yakin, menamai temuannya itu Smart Monitoring Manula.
Ibnu Wasis mengungkapkan, alat itu diciptakan berawal dari keprihatinan bersama tentang keberadaan para manula yang seringkaliluputdari pengawasan orang-orang terdekatnya. “Keterbatasan fisik akibat usia, membuatpara manulaseringkali mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Mereka butuh dibantu,” terangnya.
Sayangnya tidak semua orang punya waktu khusus untuk itu. Akibat kesibukan seharihari dalam rumah tangga, sering kali anggota keluarga tidak intens melakukan tugasnya. Di sisi lain, mereka juga dihadapkan pada rasa cemas bila meninggalkan manula di rumah sendirian tanpa pengawasan. Menurut Agung Setia Budi, Smart Monitoring Manula merupakan bentuk penggabungan teknologi dengan memanfaatkan perangkat keras, dan perangkat lunak.
“Alat ini mampu melakukan pengawasan pada para manula dari jarak jauh,” tuturnya. Perangkat keras yang digunakan pada Smart Monitoring Manula terdiri atas alat sensor pergerakan tubuh manula yang dirancang dalam bentuk ikat pinggang, dan kotak kontrol mikro. Sementara, perangkat lunak dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone yang dapat bekerja pada mobile device berplatform android.
Cara kerja alat ini yaitu mendeteksi pergerakan tubuh manula menggunakan sensor accelerometer dan sensor gyroscope yang dipasangkan pada ikat pinggang. Saat manula pengguna alat ini terjatuh, sensor akan mendeteksinya, dan akan mengirimkan informasi ke pengendali mikro.
“Dari situ akan mengirim data secara serial ke komputer yang berfungsi sebagai server. Selanjutnya data peringatan tersebut akan dikirimkan secara online ke aplikasi smartphone milik kerabat manula tersebut,” terangnya. Selain berfungsi sebagai alat notifikasi, alat ini juga dilengkapi dengan fitur pendukung, antara lain nomor telepon darurat (UGD) dan nomor kontak tetangga. Nomor telepon ini telah diisikan sebelumnya sehingga ketikan manula ter-jatuh, dengan sendirinya alat ini akan menelepon nomor yang telah tersimpan tersebut,” ujar Virgieovilia.
Yuswantoro
(bbg)