Tingkatkan Kualitas Busway

Jum'at, 12 Desember 2014 - 10:08 WIB
Tingkatkan Kualitas Busway
Tingkatkan Kualitas Busway
A A A
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta diminta meningkatkan kualitas pelayanan bus Transjakarta (busway ). Per 1 Januari 2015, badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut sudah mengelola moda transportasi massal kebanggaan masyarakat Ibu Kota.

“Tidak ada lagi alasan kualitas pelayanan Transjakarta buruk. Semua harus dikelola secara profesional,” ujar anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin di sela-sela diskusi transisi pengelolaan Transjakarta yang digelar Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti, JakartaTimur, kemarin.

Dia mengatakan, peningkatan kualitas Transjakarta perlu difokuskan pada penyelesaian keluhan-keluhan pengguna bus tersebut. Seperti publik yang mengeluhkan lamanya headway bus Transjakarta di halte, sehingga menyebabkan penumpukan penumpang.

Beberapa pemicu lamanya kedatangan dan keberangkatan yang disampaikan para operator dan pramudi karena bus itu mengantre di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Antrean terjadi karena sebaran SPBG tidak merata di 12 koridor, saat ini SPBG yang melayani bus Transjakarta berjumlah 7 SPBG.

Selain itu, busway juga tak kunjung steril. “Fakta ini harus ditindaklanjuti direksi PT Transportasi Jakarta dengan membuat upgrade level service dengan stakeholders . Nanti ketersediaan SPBG dapat ditambah dan sterilisasi jalur dijamin,” katanya. Stakeholders tersebut meliputi pihak kepolisian, PT Pertamina, dan PT PGN.

Masukan lain yang disampaikan ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta itu, yakni PT Transportasi Jakarta perlu memperjelas arah bisnisnya. Arah bisnis ini untuk mencapai target-target keuntungan usaha di luar pendapatan tiket. Karena tidak mungkin dengan jumlah penumpang saat ini 350.000 per hari, BUMD itu lepas dari public service obligation (PSO) untuk menyubsidi tarif penumpang.

Direktur Operasional PT Transportasi Jakarta Heru Hermawan mengungkapkan, setelah semuanya dipegang penuh oleh PT Transportasi Jakarta, peningkatan kualitas Transjakarta menjadi prioritas utama. “Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian, PT Pertamina, dan PGN. Transjakarta sangat bergantung dengan dukungan pihak tersebut,” ujarnya.

Ke depan biaya operasional bus yang ditanggung untuk satu penumpang sebesar Rp7.451. Tarif itu disubsidi oleh Pemprov DKI melalui APBD sebesar Rp3.230. Diperkirakan pada 2015 biaya operasional untuk satu penumpang mencapai Rp12.827. “Besaran subsidi yang dibutuhkan belum dapat dihitung. Hingga kini tarif tiket yang dibayar belum naik yakni Rp3.500,” ucapnya.

Sejauh ini manajemen PT Transportasi Jakarta telah menyiapkan beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penambahan armada sebanyak 234 unit pada 2015, menambah layanan angkutan malam hari, memperbaiki kondisi infrastruktur yang meliputi pemasangan kipas angin di halte, pengecatan halte, perbaikan dan peningkatan kapasitas halte, serta menyediakan toilet di beberapa halte utama.

Agar penumpang lebih nyaman, di dalam bus akan disediakan passenger information system , penerapan area khusus wanita, dan memuat closed circuit television (CCTV) dalam bus baru. “Semua langkah ini disiapkan bertahap,” kata Heru.

Kepala Subdit Angkutan Perkotaan Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Rasman Ginting menuturkan, persoalan transportasi di Jabodetabek atau Jakarta bukan substantif, melainkan lebih ke tataran komitmen. Selama ini banyak kebijakan dibuat oleh pemangku kebijakan, namun untuk implementasi sangat rendah karena tidak ada komitmen antarinstansi terkait.

Ilham safutra
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4618 seconds (0.1#10.140)