Bupati Banyuwangi Sabet Penghargaan
A
A
A
JAKARTA - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyabet gelar Indonesia Marketing Champion 2014 kategori pemerintahan, karena berhasil memasarkan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.
Penghargaan diserahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Anas di Jakarta kemarin. Ajang penghargaan tahunan ini diselenggarakan MarkPlus Inc. Pendiri MarkPlus yang juga pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan, beragam strategi pemasaran yang dilakukan Bupati Banyuwangi mampu mengangkat pamor daerah itu. Selain menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi juga mulai dilirik sebagai tempat berinvestasi.
“Dari ratusan kepala daerah, Pak Azwar Anas adalah salah satu yang inovatif dan sadar marketing. Banyuwangi juga mampu menyinergikan pengembangan destinasi wisatanya dengan pihak lain, termasuk dengan BUMN,” ujar Hermawan. Dewan juri dalam penghargaan ini antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, CEO MarkPlus Hermawan Kartajaya, dan Direktur Telkom M Awaluddin.
Sejumlah kriteria dalam penilaian penghargaan ini antara lain pengaruh dan integritas personal, inovasi, kinerja, dan dampak komunitas. Hermawan menyebut Bupati Banyuwangi menunjukkan spirit marketing dalam kesehariannya. Bupati Anas mengatakan, pemasaran daerah adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan, dia memosisikan dirinya sebagai salesman bagi Banyuwangi.
“Setiap ada kesempatan, saya selalu berpromosi. Di gadget saya lengkap tersimpan file presentasi data, foto, dan video tentang Banyuwangi. Ketemu orang di bandara, lewat Twitter , forum di mana-mana, saya selalu pasarkan Banyuwangi,” ujar Anas dalam siaran pers kemarin. Sebelumnya, Banyuwangi memiliki imej kurang positif sebagai daerah yang terkenal dengan aktivitas kleniknya.
Daerah ini juga dikelilingi kawasan hutan dan pegunungan yang membuatnya sulit dijangkau. Kini Banyuwangi semakin mudah diakses dengan adanya bandara. “Kami juga mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain,” tutur Anas.
Tiap tahun di Banyuwangi digelar event kreatif bertajuk Banyuwangi Festival yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership. “Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa entrepreneurship. Dengan anggaran APBD minimal, kami berupaya menghadirkan berbagai event wisata berkelas seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu,” tuturnya.
Anas menambahkan, terjadi perputaran ekonomi yang dinamis selama Banyuwangi Fes-tival, terutama karena banyak orang yang datang dan menginap di hotel-hotel, makan, serta berbelanja oleh-oleh. Hasilnya, pada 2013, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp3,2 triliun, meningkat hingga 175% dibanding 2012 yang sebesar Rp1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
M ridwan
Penghargaan diserahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Anas di Jakarta kemarin. Ajang penghargaan tahunan ini diselenggarakan MarkPlus Inc. Pendiri MarkPlus yang juga pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan, beragam strategi pemasaran yang dilakukan Bupati Banyuwangi mampu mengangkat pamor daerah itu. Selain menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi juga mulai dilirik sebagai tempat berinvestasi.
“Dari ratusan kepala daerah, Pak Azwar Anas adalah salah satu yang inovatif dan sadar marketing. Banyuwangi juga mampu menyinergikan pengembangan destinasi wisatanya dengan pihak lain, termasuk dengan BUMN,” ujar Hermawan. Dewan juri dalam penghargaan ini antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, CEO MarkPlus Hermawan Kartajaya, dan Direktur Telkom M Awaluddin.
Sejumlah kriteria dalam penilaian penghargaan ini antara lain pengaruh dan integritas personal, inovasi, kinerja, dan dampak komunitas. Hermawan menyebut Bupati Banyuwangi menunjukkan spirit marketing dalam kesehariannya. Bupati Anas mengatakan, pemasaran daerah adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan, dia memosisikan dirinya sebagai salesman bagi Banyuwangi.
“Setiap ada kesempatan, saya selalu berpromosi. Di gadget saya lengkap tersimpan file presentasi data, foto, dan video tentang Banyuwangi. Ketemu orang di bandara, lewat Twitter , forum di mana-mana, saya selalu pasarkan Banyuwangi,” ujar Anas dalam siaran pers kemarin. Sebelumnya, Banyuwangi memiliki imej kurang positif sebagai daerah yang terkenal dengan aktivitas kleniknya.
Daerah ini juga dikelilingi kawasan hutan dan pegunungan yang membuatnya sulit dijangkau. Kini Banyuwangi semakin mudah diakses dengan adanya bandara. “Kami juga mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain,” tutur Anas.
Tiap tahun di Banyuwangi digelar event kreatif bertajuk Banyuwangi Festival yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership. “Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa entrepreneurship. Dengan anggaran APBD minimal, kami berupaya menghadirkan berbagai event wisata berkelas seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu,” tuturnya.
Anas menambahkan, terjadi perputaran ekonomi yang dinamis selama Banyuwangi Fes-tival, terutama karena banyak orang yang datang dan menginap di hotel-hotel, makan, serta berbelanja oleh-oleh. Hasilnya, pada 2013, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp3,2 triliun, meningkat hingga 175% dibanding 2012 yang sebesar Rp1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
M ridwan
(bbg)