Mimpi Menhan Buat Kapal Selam dan Jet Tempur Sendiri
A
A
A
MALANG - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap Indonesia mampu membuat industri pertahanan sendiri khususnya pengadaan kapal selam dan pesawat tempur dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
Namun rencana tersebut, kata dia, harus mulai dilakukan dari sekarang. Menurutnya, rencana awal adalah belajar dari negara yang memiliki persenjataan modern melalui kerjasama.
"Pertama Memang banyakan dari pihak sana (asing). Tapi ada orang kita juga, kita belajar dulu, belajar sambil praktik membuat sendiri," kata Ryamizard di Malang, Jawa Timur, Jumat (12/12/2014).
Dia menuturkan, jika Indonesia sekarang masih ketergantungan dengan impor alat-alat pertahanan, maka model kerjasamanya harus mulai diubah. Contohnya pada satu hingga dua tahun mendatang kerja sama dilakukan secara berimbang yakni 50% banding 50%.
"Ketiga kita 80% mereka 20%, keempat kita buat sendiri," ucap dia.
Menurut Ryamizard, jika cara-cara tersebut sudah dilakukan dari sekarang, diprediksi Indonesia tak perlu waktu puluhan tahun untuk bisa mandiri dalam hal pertahanan. Bahkan, ia mengklaim dalam kurun waktu tiga tahun ide pertahanan mandiri bisa diwujudkan.
Dia pun menambahkan, memang masih ada kendala lain untuk mengadakan sistem pertahanan yang mandiri itu seperti anggaran yang belum memadai. Dia mencontohkan, untuk memiliki pesawat tempur tipe Sukhoi saja, negara harus merogoh kocek hingga Rp1 triliun.
"Kalau semuanya mendukung kita pasti mampu, terutama keuangan," tandasnya.
Namun rencana tersebut, kata dia, harus mulai dilakukan dari sekarang. Menurutnya, rencana awal adalah belajar dari negara yang memiliki persenjataan modern melalui kerjasama.
"Pertama Memang banyakan dari pihak sana (asing). Tapi ada orang kita juga, kita belajar dulu, belajar sambil praktik membuat sendiri," kata Ryamizard di Malang, Jawa Timur, Jumat (12/12/2014).
Dia menuturkan, jika Indonesia sekarang masih ketergantungan dengan impor alat-alat pertahanan, maka model kerjasamanya harus mulai diubah. Contohnya pada satu hingga dua tahun mendatang kerja sama dilakukan secara berimbang yakni 50% banding 50%.
"Ketiga kita 80% mereka 20%, keempat kita buat sendiri," ucap dia.
Menurut Ryamizard, jika cara-cara tersebut sudah dilakukan dari sekarang, diprediksi Indonesia tak perlu waktu puluhan tahun untuk bisa mandiri dalam hal pertahanan. Bahkan, ia mengklaim dalam kurun waktu tiga tahun ide pertahanan mandiri bisa diwujudkan.
Dia pun menambahkan, memang masih ada kendala lain untuk mengadakan sistem pertahanan yang mandiri itu seperti anggaran yang belum memadai. Dia mencontohkan, untuk memiliki pesawat tempur tipe Sukhoi saja, negara harus merogoh kocek hingga Rp1 triliun.
"Kalau semuanya mendukung kita pasti mampu, terutama keuangan," tandasnya.
(kri)