Kemilau Batu Akik Nusantara

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:19 WIB
Kemilau Batu Akik Nusantara
Kemilau Batu Akik Nusantara
A A A
JAKARTA - Fenomena batu akik di Tanah Air bak jamur di musim hujan. Di Jakarta, misalnya, penjual kini banyak ditemui di berbagai tempat, mulai dari mal hingga di pinggir jalan.

Penggemarnya datang dari berbagai kalangan mulai dari presiden, politisi hingga artis. Harkat dan harga batu akik pun semakin ”kemilau”. Beberapa presiden Indonesia, misalnya, terdeteksi mengenakan batu akik di jari manisnya. Mereka adalah Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Adapun politisi, yang paling sering terlihat mengenakan batu akik adalah mantan Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Artis juga tak ketinggalan. Batu akik kini tidak hanya identik dengan artis kawakan seperti Tessy, Doyok, Indro Warkop, atau Mandra. Sejumlah artis muda kini juga menjadikan batu akik sebagai bagian identitasnya. Sebut saja Husein Alatas, runnerup Indonesian Idol 2014.

Setiap tampil di atas panggung, Husein selalu menggunakan dua cincin bermatakan safir pada dua jarinya. ”Sebenarnya dulu punya dua puluh. Karena dikasih ke teman, sekarang tinggal tujuh koleksi batu akik. Ada dua benda kesayangan yang selalu gue pakai di atas jari manis ini,” kata Husein kepada KORAN SINDO melalui sambungan telepon kemarin. Husein mengaku mengenakan batu akik bukan karena tren.

Dia sudah menghiasi jarinya dengan akik semenjak kelas 2 SMA. Dia tidak peduli ketika itu imej batu akik identik dengan kalangan orang tua. ”Tapi gue suka dan itu juga tergantung warnanya, ada yang buat orang tua dan (ada yang untuk) orang muda,” ungkapnya. Bintang sinetron Aliando Syarief juga gemar memakai cincin bermahkota batu akik dan batu mulia.

Ali mengungkapkan sering kali memakai batu rubi di jari manis kirinya dan salah satu jari kanannya berhiaskan batu mulai lainnya. Bahkan dalam satu kesempatan Ali pernah memakai batu akik yang ukurannya besar di jari telunjuk. ”Saya suka memakai cincin. Keren dan macho saja saat memakai cincin jenis ini meskipun banyak yang bilang saya jadi tua,” ucap pria kelahiran Jakarta, 26 Oktober 1996, ini seraya tertawa.

Fenomena ini bukan hanya menghinggapi kalangan pria. Cewek pun ternyata turut menyukai. Helmalia Putri, misalnya, ternyata dia sudah mengoleksi puluhan batu akik dari berbagai daerah di Tanah Air seperti batu bacan dari Maluku Utara. Artis kelahiran Aceh, 13April 1983, itu mengaku mengoleksi batu sudah lama sebelum orangorang menggandrungi batu seperti sekarang ini.

Namun sekarang lebih sering ke Pasar Rawabening karena suka dengan batu bacan yang sedang booming. ”Aku berdua dengan mamaku memang sering ke mari (Pasar Rawabening), sekadar lihat-lihatlah batu bacan. Kalau batunya cocok kita beli untuk menambah koleksi,” ujarnya.

Geliat baku akik sebenarnya bukan dimulai belakangan ini. Daniel Krisna, salah seorang kolektor batu, menuturkan tren sudah terjadi sejak empat tahun yang lalu. Bedanya, jika sebelumnya batu akik hanya digemari orang tua, saat ini anak muda juga sangat menyukainya. Mereka datang dari berbagai kalangan.

Dalam pandangannya, tren tersebut kian kuat karena peran media. Sebagai kolektor batu akik, dia menilai batu asli Nusantara lebih bagus ketimbang dari luar negeri. Dia mencontohkan batu bacan yang di Amerika serikat dikenal dengan risocola jet . Menurut dia, kolektor dari seluruh dunia mengakui bahwa batu bacan dari Indonesia 10 kali lebih halus dari risocola yang ada di negara itu.

Dia juga mengungkapkan kekagumannya atas batu blue spirtus yang berasal dari Batu Raja, Sumatera Selatan. Batu ini baru satu-satunya dari Indonesia yang seratnya menyerupai kulit penyu. Daniel sendiri memiliki batu garut bercorak perempuan berambut panjang. ”Batu ini harganya Rp200 juta. Nilainya sebesar itu karena batunya unik,” tutur Daniel.

Pengamat batuan Sujatmiko menyebutkan, dari berbagai daerah di Tanah Air, batu yang paling diminati saat ini adalah batu bacan, idocrase sumatera barat, idocrase aceh, krisopras (ohen) garut, pancawarna garut, dan krisopras cisangkal garut. Batu tersebut mahal karena proses mendapatkannya tidak mudah, berwarna indah, dan terkesan hidup.

Lulusan Teknik Geologi ITB dan Institute de Francais du Petrole Prancis itu mengungkapkan bagaimana sulitnya mencari batu bacan karena penambang harus mencari di bagian-bagian yang sulit dan berbahaya karena terdapat pada celah di antara bantalan magma. Batu tersebut kian bernilai karena bisa berproses, yakni adanya perubahan warna dari hitam menjadi hijau kebiru- biruan hingga kemudian menjadi kristal.

Dia menuturkan, batu bacan adalah batu kuarsa mengandung tembaga, yang jenisnya beragam seperti bacan doko, bacan palamea, dan bacan tanjung julan. Masing-masing memiliki ciri seperti bacan doko yang pekat hijau kebiru-biruan, bacan palamea yang jernih, serta bacan tanjung yang hitam dan bermetamorfosis ke hijau kebiruan. Adapun idocrase sepintas hampir mirip dengan bacan.

Batu yang populer setelah seorang bupati menghadiahi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Mendagri Gamawan Fauzi ini berasal dari Sungai Kandi, Solok Selatan. Batu idocrase aceh yang hampir sama dengan yang di Sumatera Barat berasal dari daerah Gayoluwes dan pantai barat selatan Aceh.

Batu lain yang terkenal adalah batu krisopras (batu kuarsa yang mengandung nikel) seperti batu krisopras (ohen) garut berwarna hijau. Juga batu pancawarna garut. Batu yang berwarna dominan merah cabai dan oranye ini memiliki keistimewaan dengan ragam warna yang dikandungnya, malah sampai10warnajikaabu- abusebagai turunan warna tetap dihitung.

Menurut Sujatmiko batu yang paling mahal sekarang adalah batu yang paling langka dan memang sudah habis untuk dieksplorasi, yaitu batu ohen dari Garut. Batu sebesar kuku kelingking saja bisa dibanderol dengan harga Rp5 juta sampai Rp10 juta.

”Namun yang paling fenomenal dalam harga adalah batu bacan yang pada tahun 2004 untuk ukuran batu akik dihargakan Rp600.000 sekarang seharga Rp10 juta,” tutur pria yang 23 koleksi batunya telah dijadikan prangko oleh PT Pos Indonesia ini. Dia lantas menuturkan, seluruh provinsi di Indonesia, kecuali DKI Jakarta, mempunyai kandungan batu.

Menurut dia, deposit batu terbentuk oleh pergerakan magma yang ada di perut bumi dan masih aktif sampai sekarang sejak lebih dari 410 juta tahun yang lalu. Hitungan itu terbukti dengan ditemukannya fosil berumur lebih dari 410 juta tahun yang terangkat dari laut di tanah Papua. ”Batu di Indonesia kebanyakan merupakan permata setengah mulia. Kekerasannya di antara 7 skala mohs. Adapun batu permata mulia, yaitu intan, skalanya adalah 10 mohs,” ujarnya.

Ridwansyah/Ridwan alamsyah/Thomasmanggala
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1090 seconds (0.1#10.140)