Anggur Bunglon hingga Pembuatan Label Sendiri Tingkatkan Penjualan

Jum'at, 05 Desember 2014 - 09:36 WIB
Anggur Bunglon hingga...
Anggur Bunglon hingga Pembuatan Label Sendiri Tingkatkan Penjualan
A A A
Satu dekade silam minuman anggur atau wine asal Portugal bukanlah salah satu minuman anggur yang digemari di dunia.

Namun, kini wine Portugal begitu dicari. Kesuksesan anggur Portugal ini tak lepas dari kreativitas kaum muda Portugal. Jika menengok sejarah pembuatan anggur selama berabad- abad silam, anggur Portugal jauh lebih dikenal di panggung internasional, terutama karena memiliki varietas yang lebih banyak. Bahkan hingga delapan tahun lalu, kualitas anggur Portugal tidak berubah sedikit pun dengan cara pembuatan yang masih tradisional.

Sayangnya, cara tradisional yang menghasilkan anggur sedikit kasar dengan rasa kurang enak itu kini tak lagi digemari. Penikmat anggur kini lebih menyukai minuman yang lebih beraroma dan lembut. Ditambah dengan pemasaran yang buruk menciptakan hasil penjualan yang buruk selama 10 tahun terakhir. Namun, mulai tahun ini anggur Portugal kembali mendapat tempat di hati masyarakat.

Portugal memiliki generasi baru pembuat anggur yang tidak hanya memikirkan bagaimana mengubah teknik pembuatan anggur dari tradisional ke modern, tetapi juga menyusun bagaimana bentuk visual sebuah anggur agar lebih menarik konsumen. Joao Almeida adalah salah satu sosok yang berperan dalam perubahan tersebut. Profesor yang menekuni teknik pertumbuhan anggur ini, sejak empat tahun lalu menemukan cara menciptakan anggur yang nikmat.

Camaleao adalah nama anggur yang dibuat oleh profesor berusia 33 tahun tersebut. Camaleao begitu unik karena bisa berubah warna dari hijau menjadi biru ketika ditempatkan di bawah suhu 11 derajat Celsius. Almeida pun kemudian menempelkan gambar bunglon di sekitar perut botol anggur sebagai tanda bahwa isi di dalamnya juga memiliki sifat seperti bunglon, yakni dapat berubah warna.

Kini Camaleao adalah salah satu anggur yang sangat terkenal di Eropa terutama di Prancis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Camaleao bahkan sudah memasuki pasar di Jepang dan Brasil. Jika di tahun pertama Almeida hanya memproduksi 1.350 botol, kini dia harus memproduksi sekitar 27.000 botol per tahun, “Saya mengekspor ke sembilan negara tanpa harus banyak membuat usaha. Kini saja ingin mendedikasikan hidup untuk proyek ini,” kata Almeida dilansir BBC.

Selain Almeida, ada Rita Marques, seorang pembuat anggur, yang juga menggunakan metode unik dalam mempromosikan anggurnya. Wanita berusia 32 tahun yang pernah bekerja di berbagai perkebunan anggur seperti Prancis, California, Selandia Baru, dan Afrika Selatan ini mencampur varietas anggur modern dengan tradisional. Hasilnya, terciptalah Coneito yang sudah diproduksi sejak 2008 dan mampu bertahan hingga kini, meski Portugal dihantam krisis keuangan.

Bahkan, kini Marques sudah mengekspor 95% produknya ke negara- negara tetangga. Sebanyak 150.000 botol diproduksi setiap tahun untuk melayani permintaan pasar luar negeri. Namun, anggur yang paling unik adalah anggur yang dibuat oleh Diogo Albino. Pria berusia 32 tahun ini membentuk sebuah perusahaan anggur bernamaVirgo yang memungkinkan para pelanggannya merancang sendiri gambar maupun bentuk botol anggur.

Penikmat Virgo dapat mengirimkan label pribadinya dengan gambar terbaik atau pesan khusus. Seluruh pesanan itu akan ada di label bagian belakang botol yang diproduksi setahun setelah pemesanan dibuat. Albino mengaku tiap tahunnya bisa memproduksi 20.000 botol anggur pesanan. “Saya ingin membuat anggur yang interaktif karena setiap botol yang kita minum mewakili momen- momen dalam hidup kita seperti teman, keluarga, dan percakapan,” tutur Albino.

Uniknya, pemasaran dan pembuatan anggur Portugal ini, menurut pakar anggur Tomas Caldeira Cabral menjadi kunci sukses anggur Portugal di pasar internasional. Anggur Portugal lambat laun menggusur keberadaan anggur-anggur ternama dari Prancis, Italia, dan China. Bukan tidak mungkin lima atau enam tahun ke depan Portugal menjadi produsen anggur terbesar di dunia.

Rini Agustina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)