Harta Orang Terkaya Indonesia Bertambah
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah ke level terendah dalam lima tahun dan rupiah terpuruk sepanjang tahun ini.
Meski demikian, orang-orang terkaya di negeri ini masih mampu menambah kekayaannya, menurut daftar 50 Orang Terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Hingga Desember 2014, Forbes memperkirakan sepuluh orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan USD55,5 miliar, naik dari USD51,8 miliar tahun lalu.
Dalam daftar tersebut, sepuluh orang terkaya di Indonesia tahun lalu masih menempati posisi yang sama dalam daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia tahun ini. Beberapa posisi hanya berubah sedikit, tapi dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michael Hartono yang memiliki Bank Central Asia (BCA) dan Djarum Group masih di peringkat pertama dengan kekayaan USD16,5 miliar selama enam tahun berturut-turut.
”Saham BCA naik 50% tahun lalu,” ungkap Forbes . Posisi sepuluh besar juga ditempati pengusaha rokok lain yakni Susilo Wonowidjojo dan keluarga yang memiliki Gudang Garam. ”Kekayaan mereka naik dari USD5,3 miliar tahun lalu menjadi USD8 miliar tahun ini, membuat Susilo naik dari ranking keempat ke peringkat kedua,” papar laporan Forbes .
”Saham Gudang Garam naik hingga 60%, dibandingkan peningkatan 6% pada indeks harga saham gabungan (IHSG),” ungkap Forbes . Analis Maybank Kim Eng memproyeksikan peningkatan harga saham Gudang Garam. ”Meski harga tembakau turun, para investor Gudang Garam memfokuskan lagi pada prospek cerah untuk rokok di Indonesia, termasuk panen yang lebih baik.
Harga saham Gudang Garam dapat naik lagi 25% dalam setahun,” sebutnya. Peringkat ketiga dalam daftar itu ditempati Anthoni Salim dan keluarga dengan kekayaan USD5,9 miliar. Salim Group mengoperasikan bisnis pangan, telekomunikasi, ritel, properti, dan perbankan, serta terkenal dengan Indofood, produsen mi instan terbesar di dunia.
”Adapun Philippine Long Distance Telephone milik Salim telah menginvestasikan USD445 juta untuk 10% saham di Rocket Internet asal Jerman,” ungkap Forbes . Eka Tjipta Widjaja menempati peringkat keempat dengan kekayaan USD5,8 miliar. Menurut Forbes, dia mencari peluang baru setelah penurunan harga minyak kelapa sawit menekan perusahaannya, Golden Agri- Resources.
Posisi lima diraih Sri Prakash Lohia, 62, yang membeli 66% saham di Industries Chimiques du Senegal, salah satu manufaktur pupuk fosfat terbesar di Afrika. Mayoritas kekayaannya berasal dari Indorama yang dipimpinnya. Chairul Tanjung berada di peringkat keenam dengan kekayaan USD4,3 miliar. Saat ini dia mengelola stasiun televisi dan meluas ke taman hiburan, memiliki saham di Bank Mega, dan franchise Versace, Mango, dan Jimmy Choo.
Boenjamin Setiawan dan keluarga menempati peringkat ketujuh dengan kekayaan USD3,5 miliar. ”Bisnis rumah sakit Boenjamin Setiawan, Mitra Keluarga, berharap mengumpulkan dana USD300 juta dalam IPO awal tahun depan,” ungkap Forbes . Peringkat kedelapan ditempati Mochtar Riady dan keluarga dengan kekayaan USD2,7 miliar. Mochtar Riady merupakan chairman Lippo Group yang dikelola dua putranya, Stephen dan James.
Peter Sondakh menempati peringkat kesembilan dengan kekayaan USD2,3 miliar. Dia mengelola Rajawali Group yang mengoperasikan pertambangan, perkebunan, perhotelan, dan transportasi. Peringkat kesepuluh ditempati Sukanto Tanoto dengan kekayaan USD2,1 miliar. Putranya saat ini mengelola bisnis minyak kelapa sawit dan kertas yang menjadi sumber utama kekayaannya.
Peringkat selanjutnya (11) Tahir dengan USD2,1 miliar, (12) Bachtiar Karim dengan USD2 miliar, (13) Putera Sampoerna dan keluarga dengan USD1,9 miliar, (14) Theodore Rachmat dengan USD1,9 miliar, (15) Murdaya PoodenganUSD1,7miliar,(16) Kusnan & Rusdi Kirana dengan USD1,7 miliar, (17) Eka Tjandranegara dengan USD1,7 miliar, (18) Martua Sitorus dengan USD1,7 miliar, (19) Eddy Katuari dan keluarga dengan USD1,7 miliar,( 20) KuncoroWibowo dankeluarga dengan USD1,6 miliar, (21) Ciputra dan keluarga dengan USD1,5 miliar, (22) Ciliandra Fangiono dan keluarga dengan USD1,5 miliar, (23) Husodo Angkosubroto dan keluarga dengan USD1,5 miliar.
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menempati peringkat ke-24 dengan kekayaan USD1,4 miliar. ”Hary Tanoesoedibjo meningkatkan ketertarikan pada perbankan juga. Dia membeli Bank ICB Bumiputera dan meluncurkan MNC Bank pada November,” papar laporan Forbes. Beberapa miliarder Indonesia memang kurang beruntung karena kekayaannya tidak tumbuh atau malah berkurang.
Sejumlah faktor menjadi penyebabnya antara lain penurunan nilai rupiah dan masa yang berat bagi industri batu bara dan minyak kelapa sawit. Dua industri itu penghasil kekayaan utama bagi sejumlah miliarder. ”Yang paling mencolok ialah Kiki Barki, miliarder hingga Maret 2013, tapi kekayaannya sekarang hanya USD350 juta setelah penurunan harga saham di perusahaan tambang batu baranya, Harum Energy,” ungkap laporan Forbes .
Yang pertama kali muncul dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia ialah Purnomo Prawiro, pemilik Blue Bird Group yang menempati peringkat ke- 25 dengan kekayaan USD1,3 miliar. Tiga pendatang baru lain dalam daftar Forbes itu ialah pemimpin konglomerat Husodo Angkosubroto (23), pengusaha kayu Abdul Rasyid (41), dan CEO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat (44).
Irwan Hidayat merasa tidak pantas masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Sebagian besar saham di SIDO adalah milik ibunya. Selain itu, adik-adiknya juga memiliki saham di SIDO dengan jumlah yang tidak sedikit. ”Itu kan Sido Muncul, pemegang saham terbesarnya adalah mama saya. Kalau saya sendiri, mungkin berada di urutan ke-1001,” ucap dia saat dihubungi wartawan kemarin.
Dia menjelaskan, baru mengetahui informasi tersebut saat dihubungi wartawan. Data yang menjadi dasar bagi Forbes dalam menyusun daftar tersebut salah satunya data kepemilikan saham dan keuangan. Posisinya di perusahaan sekadar mewakili keluarga. Karena itu, sebenarnya yang pantas dalam daftar tersebut adalah mamanya.
Sementara miliarder termuda versi Forbes asal Indonesia ialah Ciliandra Fangiono di peringkatke- 22dalamdaftaritudengan kekayaan USD1,5 miliar. Pria berusia 38 tahun alumnus Universitas Cambridge itu mantan bankir investasi yang memimpin First Resources, perusahaan yang kini menjadi salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Berada di peringkat ke-29 ialah perempuan terkaya Indonesia, Kartini Muljadi. Perempuan berusia 84 tahun itu jaksa dan mantan hakim yang putranya, Handojo Muljadi, mengelola produsen obat Tempo Scan Pacific.
Syarifudin/Hermansah
Meski demikian, orang-orang terkaya di negeri ini masih mampu menambah kekayaannya, menurut daftar 50 Orang Terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Hingga Desember 2014, Forbes memperkirakan sepuluh orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan USD55,5 miliar, naik dari USD51,8 miliar tahun lalu.
Dalam daftar tersebut, sepuluh orang terkaya di Indonesia tahun lalu masih menempati posisi yang sama dalam daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia tahun ini. Beberapa posisi hanya berubah sedikit, tapi dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michael Hartono yang memiliki Bank Central Asia (BCA) dan Djarum Group masih di peringkat pertama dengan kekayaan USD16,5 miliar selama enam tahun berturut-turut.
”Saham BCA naik 50% tahun lalu,” ungkap Forbes . Posisi sepuluh besar juga ditempati pengusaha rokok lain yakni Susilo Wonowidjojo dan keluarga yang memiliki Gudang Garam. ”Kekayaan mereka naik dari USD5,3 miliar tahun lalu menjadi USD8 miliar tahun ini, membuat Susilo naik dari ranking keempat ke peringkat kedua,” papar laporan Forbes .
”Saham Gudang Garam naik hingga 60%, dibandingkan peningkatan 6% pada indeks harga saham gabungan (IHSG),” ungkap Forbes . Analis Maybank Kim Eng memproyeksikan peningkatan harga saham Gudang Garam. ”Meski harga tembakau turun, para investor Gudang Garam memfokuskan lagi pada prospek cerah untuk rokok di Indonesia, termasuk panen yang lebih baik.
Harga saham Gudang Garam dapat naik lagi 25% dalam setahun,” sebutnya. Peringkat ketiga dalam daftar itu ditempati Anthoni Salim dan keluarga dengan kekayaan USD5,9 miliar. Salim Group mengoperasikan bisnis pangan, telekomunikasi, ritel, properti, dan perbankan, serta terkenal dengan Indofood, produsen mi instan terbesar di dunia.
”Adapun Philippine Long Distance Telephone milik Salim telah menginvestasikan USD445 juta untuk 10% saham di Rocket Internet asal Jerman,” ungkap Forbes . Eka Tjipta Widjaja menempati peringkat keempat dengan kekayaan USD5,8 miliar. Menurut Forbes, dia mencari peluang baru setelah penurunan harga minyak kelapa sawit menekan perusahaannya, Golden Agri- Resources.
Posisi lima diraih Sri Prakash Lohia, 62, yang membeli 66% saham di Industries Chimiques du Senegal, salah satu manufaktur pupuk fosfat terbesar di Afrika. Mayoritas kekayaannya berasal dari Indorama yang dipimpinnya. Chairul Tanjung berada di peringkat keenam dengan kekayaan USD4,3 miliar. Saat ini dia mengelola stasiun televisi dan meluas ke taman hiburan, memiliki saham di Bank Mega, dan franchise Versace, Mango, dan Jimmy Choo.
Boenjamin Setiawan dan keluarga menempati peringkat ketujuh dengan kekayaan USD3,5 miliar. ”Bisnis rumah sakit Boenjamin Setiawan, Mitra Keluarga, berharap mengumpulkan dana USD300 juta dalam IPO awal tahun depan,” ungkap Forbes . Peringkat kedelapan ditempati Mochtar Riady dan keluarga dengan kekayaan USD2,7 miliar. Mochtar Riady merupakan chairman Lippo Group yang dikelola dua putranya, Stephen dan James.
Peter Sondakh menempati peringkat kesembilan dengan kekayaan USD2,3 miliar. Dia mengelola Rajawali Group yang mengoperasikan pertambangan, perkebunan, perhotelan, dan transportasi. Peringkat kesepuluh ditempati Sukanto Tanoto dengan kekayaan USD2,1 miliar. Putranya saat ini mengelola bisnis minyak kelapa sawit dan kertas yang menjadi sumber utama kekayaannya.
Peringkat selanjutnya (11) Tahir dengan USD2,1 miliar, (12) Bachtiar Karim dengan USD2 miliar, (13) Putera Sampoerna dan keluarga dengan USD1,9 miliar, (14) Theodore Rachmat dengan USD1,9 miliar, (15) Murdaya PoodenganUSD1,7miliar,(16) Kusnan & Rusdi Kirana dengan USD1,7 miliar, (17) Eka Tjandranegara dengan USD1,7 miliar, (18) Martua Sitorus dengan USD1,7 miliar, (19) Eddy Katuari dan keluarga dengan USD1,7 miliar,( 20) KuncoroWibowo dankeluarga dengan USD1,6 miliar, (21) Ciputra dan keluarga dengan USD1,5 miliar, (22) Ciliandra Fangiono dan keluarga dengan USD1,5 miliar, (23) Husodo Angkosubroto dan keluarga dengan USD1,5 miliar.
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menempati peringkat ke-24 dengan kekayaan USD1,4 miliar. ”Hary Tanoesoedibjo meningkatkan ketertarikan pada perbankan juga. Dia membeli Bank ICB Bumiputera dan meluncurkan MNC Bank pada November,” papar laporan Forbes. Beberapa miliarder Indonesia memang kurang beruntung karena kekayaannya tidak tumbuh atau malah berkurang.
Sejumlah faktor menjadi penyebabnya antara lain penurunan nilai rupiah dan masa yang berat bagi industri batu bara dan minyak kelapa sawit. Dua industri itu penghasil kekayaan utama bagi sejumlah miliarder. ”Yang paling mencolok ialah Kiki Barki, miliarder hingga Maret 2013, tapi kekayaannya sekarang hanya USD350 juta setelah penurunan harga saham di perusahaan tambang batu baranya, Harum Energy,” ungkap laporan Forbes .
Yang pertama kali muncul dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia ialah Purnomo Prawiro, pemilik Blue Bird Group yang menempati peringkat ke- 25 dengan kekayaan USD1,3 miliar. Tiga pendatang baru lain dalam daftar Forbes itu ialah pemimpin konglomerat Husodo Angkosubroto (23), pengusaha kayu Abdul Rasyid (41), dan CEO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat (44).
Irwan Hidayat merasa tidak pantas masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Sebagian besar saham di SIDO adalah milik ibunya. Selain itu, adik-adiknya juga memiliki saham di SIDO dengan jumlah yang tidak sedikit. ”Itu kan Sido Muncul, pemegang saham terbesarnya adalah mama saya. Kalau saya sendiri, mungkin berada di urutan ke-1001,” ucap dia saat dihubungi wartawan kemarin.
Dia menjelaskan, baru mengetahui informasi tersebut saat dihubungi wartawan. Data yang menjadi dasar bagi Forbes dalam menyusun daftar tersebut salah satunya data kepemilikan saham dan keuangan. Posisinya di perusahaan sekadar mewakili keluarga. Karena itu, sebenarnya yang pantas dalam daftar tersebut adalah mamanya.
Sementara miliarder termuda versi Forbes asal Indonesia ialah Ciliandra Fangiono di peringkatke- 22dalamdaftaritudengan kekayaan USD1,5 miliar. Pria berusia 38 tahun alumnus Universitas Cambridge itu mantan bankir investasi yang memimpin First Resources, perusahaan yang kini menjadi salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Berada di peringkat ke-29 ialah perempuan terkaya Indonesia, Kartini Muljadi. Perempuan berusia 84 tahun itu jaksa dan mantan hakim yang putranya, Handojo Muljadi, mengelola produsen obat Tempo Scan Pacific.
Syarifudin/Hermansah
(ars)