Korban Banjir di DKI Paling Banyak

Jum'at, 28 November 2014 - 10:46 WIB
Korban Banjir di DKI...
Korban Banjir di DKI Paling Banyak
A A A
JAKARTA - Sejak awal tahun ini November 2014, korban tewas akibat banjir di DKI Jakarta paling banyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 21 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, BNPB menghimpun data bencana banjir, longsor, gempa, dan puting beliung yang terjadi di Indonesia. Penghimpunan data ini dimulai dari 1 Januari hingga 27 November 2014. Selama 2014, terdapat 355 orang tewas dalam beragam bencana alam di seluruh Indonesia.

Provinsi paling tinggi terdapatnya korban tewas terdapat di DKI Jakarta. Tahun korban jiwa mencapai 21 orang, sementara tahun lalu mencapai 48 orang. Umumnya korban tewas akibat terpeleset dan tersetrum listrik. Mereka bukan warga yang tinggal di bantaran sungai, namun para pendatang dan orang yang menonton banjir.

”Setelah DKI Jakarta disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat,” kata Sutopo Purwo di sela-sela peluncuran Buku Infografis Provinsi Wilayah di Indonesia di Hotel Four Season, Jakarta, kemarin. Di Jawa Tengah terdapat 15 orangkorbantewasdanJawaBarat 9 orang. Untuk tingkat kabupaten/ kota, korban banjir paling banyak terdapat Bandung, Jakarta Timur, dan Garut.

Bencana alam di Jakarta lebih banyak banjir. Sementara di daerah lain selain banjir, juga longsor. BNPB mencatat sepanjang 2014 terdapat 1.136 bencana banjir, longsor, dan puting beliung. Dampaknya 355 orang tewas, lebih 1,7 juta jiwa mengungsi dan menderita, lebih dari 25 ribu rumah rusak.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Musyawardana mengklaim jumlah korban banjir 2014 jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. BPBD DKI Jakarta menyebutkan data berbeda dengan BNPB. Data di BPBD DKI Jakarta menyebutkan pada 2013 jumlah korban tewas 38 orang, sedangkan banjir pada Januari-Maret 2014 terdapat 23 korban jiwa.

Menurut Bambang, korban tewas itu umumnya dialami warga yang sakit saat banjir dan hanyut terbawa arus. Agar tidak ada korban lebih banyak lagi, penanganan banjir melibatkan stakeholder dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya.

”Penurunan jumlah korban jiwa karena menerapkan sistem mitigasi rukun warga (RW). Ketika ada informasi soal musibah banjir, ketua RW langsung menginformasikan ke BPBD DKI,” sebutnya. Dia menyebutkan di Jakarta terdapat 62 lokasi atau 634 RW yang masih rawan banjir.

Semua tersebar di lima wilayah, namun yang paling parah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan, untuk mengantisipasi banjir dan genangan, pihaknya akan mengatur penggalian drainase yang kondisinya berseliweran dengan utilitas. ”Kita akan atur penggalian pipa dan kabel listrik, gas, telekomunikasi, dan sebagainya supaya tidak menimbulkan kerusakan terhadap drainase yang ada,” ungkapnya.

Di bagian lain, Pemkot Bogor gencar mencegah banjir dengan penghijauan di lahan kritis. Pemkot Bogor juga telah menyiapkan lahan seluas 2 hektare untuk dibangun situ. ”Selain membantu meringankan terjadinya banjir di daerah hilir Ciliwung (Depok dan Jakarta), penanaman ini juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau,” kata Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarif Hidayat.

Menurutnya, jika dana bantuan dari DKI Jakarta cair, Pemkot Bogor akan langsung menggunakannya untuk pembuatan situ di Ciluar, Bogor Utara. Situ ini untuk menampung air agar tidak langsung ke aliran Ciliwung. ”Sesuai dengan rencana kita, dana dari DKI Jakarta untuk membuat kolam retensi (situ buatan),” tuturnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan, danau buatan itu nantinya sebagai penampung air agar bisa tertahan. Jika bantuan Pemprov DKI Jakarta turun Rp100 miliar, pembebasan lahan bisa dilakukan tahun depan.

Ilham safutra/Haryudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)