TIK Belum Dimanfaatkan untuk Pendidikan
A
A
A
JAKARTA - Para pengelola pendidikan dinilai belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Padahal sarana tersebut bisa memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk menjawab tantangan globalisasi.
Pemerhati Pendidikan Arief Rachman mengatakan, TIK harus dimanfaatkan secara maksimal oleh guru. Guru sebaiknya tidak melarang siswa membawa gadget ke sekolah, cukup mengawasi dan membimbing siswa untuk menggunakan secara bijak.
“Jangan melarang siswa bawa gadget ke sekolah, tapi lakukan pembimbingan. Mana situs yang baik, mana yang tidak,” ujarnya dalam Peluncuran Gerakan Indonesia Terdidik TIK dan Kesiapan Guru dalam Menghadapi MEA 2015 di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut Arief mengatakan, fungsi dari pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, jika perkembangan TIK bisa dibarengi dengan pemanfaatan yang baik di dunia pendidikan, hal tersebut termasuk jalan mencerdaskan bangsa.
“TIK tidak boleh dihindari, tapi harus dimanfaatkan dengan bijak,” tuturnya. Menurut dia, sangat disesalkan jika mata pelajaran TIK dihilangkan pada kurikulum 2013. Untuk menghadapi tantangan global, itu harus tetap diajarkan. Sementara itu, pengajar Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Uwes Anis Chaeruman mengatakan, mata pelajaran TIK sebaiknya diajarkan di sekolah, tapi polanya cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran lain.
“Tidak perlu ada pelajaran khusus TIK di sekolah, tapi TIK harus diintegrasikan dalam kurikulum,” ungkapnya. Menurut dia, sebenarnya kurikulum 2013 sudah berorientasi pada pengajaran berbasis TIK. Hanya, banyak guru yang belum sepenuhnya memahami semangat tersebut. Dalam pandangan para guru, penggunaan teknologi TIK disebut modern jika sekolah memfasilitasi peralatan TIK.
Padahal, sistem pengajaran bisa disebut modern jika murid dapat menggunakan TIK secara aktif dan bijak dalam proses belajar. “Jadi kurikulum 2013 itu adalah pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Jadi apa pun teknologinya, yang jelas pembelajarannya berpusat pada siswa,” sebutnya.
Sekjen Asosiasi Guru TIK sekaligus Penggiat Blog Wijaya Kusumah menambahkan, pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan harus direspons positif. Banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari TIK jika guru pandai mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar.
Dalam kurikulum 2013 yang meniadakan mata pelajaran TIK, guru tidak akan kehilangan peran. “Peran guru TIK adalah memfasilitasi teman-teman guru untuk belajar TIK dan membimbing murid di sekolah soal TIK,” tuturnya. Pandangan senada disampaikan Kepala Seksi Karier Subdirektoral SMA Kemendikbud Sarwin Zain.
Menurut dia, dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 04 Tahun 2014 disebutkan bahwa peran guru TIK dalam kurikulum 2013 yaitu sebagai pembimbing peserta didik baik secara individual ataupun massal serta memfasilitasi guru lain untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang berbasis TIK. “Jadi guru TIK tidak kehilangan peran, mereka tetap membimbing peserta didik di luar kelas,” ujarnya.
Imas damayanti
Pemerhati Pendidikan Arief Rachman mengatakan, TIK harus dimanfaatkan secara maksimal oleh guru. Guru sebaiknya tidak melarang siswa membawa gadget ke sekolah, cukup mengawasi dan membimbing siswa untuk menggunakan secara bijak.
“Jangan melarang siswa bawa gadget ke sekolah, tapi lakukan pembimbingan. Mana situs yang baik, mana yang tidak,” ujarnya dalam Peluncuran Gerakan Indonesia Terdidik TIK dan Kesiapan Guru dalam Menghadapi MEA 2015 di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut Arief mengatakan, fungsi dari pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, jika perkembangan TIK bisa dibarengi dengan pemanfaatan yang baik di dunia pendidikan, hal tersebut termasuk jalan mencerdaskan bangsa.
“TIK tidak boleh dihindari, tapi harus dimanfaatkan dengan bijak,” tuturnya. Menurut dia, sangat disesalkan jika mata pelajaran TIK dihilangkan pada kurikulum 2013. Untuk menghadapi tantangan global, itu harus tetap diajarkan. Sementara itu, pengajar Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Uwes Anis Chaeruman mengatakan, mata pelajaran TIK sebaiknya diajarkan di sekolah, tapi polanya cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran lain.
“Tidak perlu ada pelajaran khusus TIK di sekolah, tapi TIK harus diintegrasikan dalam kurikulum,” ungkapnya. Menurut dia, sebenarnya kurikulum 2013 sudah berorientasi pada pengajaran berbasis TIK. Hanya, banyak guru yang belum sepenuhnya memahami semangat tersebut. Dalam pandangan para guru, penggunaan teknologi TIK disebut modern jika sekolah memfasilitasi peralatan TIK.
Padahal, sistem pengajaran bisa disebut modern jika murid dapat menggunakan TIK secara aktif dan bijak dalam proses belajar. “Jadi kurikulum 2013 itu adalah pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Jadi apa pun teknologinya, yang jelas pembelajarannya berpusat pada siswa,” sebutnya.
Sekjen Asosiasi Guru TIK sekaligus Penggiat Blog Wijaya Kusumah menambahkan, pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan harus direspons positif. Banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari TIK jika guru pandai mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar.
Dalam kurikulum 2013 yang meniadakan mata pelajaran TIK, guru tidak akan kehilangan peran. “Peran guru TIK adalah memfasilitasi teman-teman guru untuk belajar TIK dan membimbing murid di sekolah soal TIK,” tuturnya. Pandangan senada disampaikan Kepala Seksi Karier Subdirektoral SMA Kemendikbud Sarwin Zain.
Menurut dia, dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 04 Tahun 2014 disebutkan bahwa peran guru TIK dalam kurikulum 2013 yaitu sebagai pembimbing peserta didik baik secara individual ataupun massal serta memfasilitasi guru lain untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang berbasis TIK. “Jadi guru TIK tidak kehilangan peran, mereka tetap membimbing peserta didik di luar kelas,” ujarnya.
Imas damayanti
(bbg)