Menakar Peluang Bisnis Distro

Senin, 24 November 2014 - 13:11 WIB
Menakar Peluang Bisnis Distro
Menakar Peluang Bisnis Distro
A A A
Distribution store, ada juga yang menyebutnya distributor outlet atau yang biasa disebut distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah dengan merek independen yang dikembangkan kalangan muda.

Distro di Indonesia mulai dikenal sejak pertengahan 1990-an di KotaBandung. Distro awalnya hanya toko kecil yang menjual barang-barang yang tidak ditemui di kebanyakan toko, shoopingmall, dan factoryoutlet. Berbekal modal seadanya, ditambah hubungan pertemanan dan sedikit kemampuan membuat dan memasarkan produk sendiri, lalu muncul komunitas-komunitas yang menjadi pelanggan tetap. Kurangnya modal membuat daya kreativitas pemilik distro diasah.

Perkembangan musik dan street fashion mendorong pertumbuhan distro. Booming pakaian yang terjadi pada 2003 membuat pertumbuhan distro di Indonesia makin bergeliat. Kini di sejumlah kota besar di Indonesia model bisnis distro mengalami perkembangan signifikan. Di Bandung, distro yang menjual beragam produk fashion sangat mudah ditemui. Harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal, menyesuaikan kemampuan beli konsumen yang berasal dari kelompok anak muda.

Meski bisnis distro kini tengah mengalami momentum, pelaku usaha yang ingin menggeluti wirausaha ini tetap harus cermat menentukan calon pelanggan. Sempitnya konsumen yang disasar bisnis distro membutuhkan strategi pemasaran yang tidak mudah. Apalagi, berbagai produk yang diproduksi distro tertentu tidak dibuat dalam jumlah massal.

Pengamat bisnis Indonesian International Institute for Life- Science (I3L) Daniel Haryanto menyebut, bisnis distro saat ini sedang mengalami perkembangan pesat. Perkembangan ini bisa dijadikan waktu bagi pengusaha yang ingin mulai bergelut di bisnis tersebut. Perkembangan bisnis distro selalu berjalan dinamis seiring dengan tren fashion yang terus bergerak.

Daniel melihat, secara umum fenomena perkembangan bisnis distro bisa dibedakan pada dua hal yaitu mereka yang hanya mengikuti tren fashion dan pengusaha yang memang mempunyai identitas tersendiri dan membidik segmen-segmen tertentu, tidak semua segmen anak muda.

Menurut Daniel, ketika akan melangkah masuk pada bisnis distro, seorang pengusaha per-lu menentukan objektivitas yang akan mereka sasar. Setelah itu, perlu identifikasi segmen apa yang akan mereka bidik serta seperti apa produk yang akan mereka hasilkan. “Perlu ditentukan juga apa hal yang membedakan produk mereka dengan produk-produk yang beredar di pasaran,” ujar Head of Center of Executuve and Profesional Development (CEPD) I3L ini.

Penentuan pada segmen tertentu dalam bisnis distro dinilai lebih menjanjikan dibanding membidik segmen umum. Semakin segmented konsumen yang akan dibidik maka potensinya akan semakin besar. “Konsumen yang segmented memang jumlahnya lebih kecil, pasarnya tetap ada dan pemainnya tidak banyak. Lebih baik membidik pasar yang sebesar 20%, namun bisa meraup konsumen yang banyak dibanding pasar yang sebesar 80%, namun jumlah pelanggan mereka sedikit,” papar Daniel.

Bagi pelaku bisnis perlu berpikir cermat sebelum terjun menekuni bisnis ini. Ada baiknya melakukan pembacaan mendalam terlebih dahulu, khususnya mengenai pasar yang ingin disasar, termasuk memilih produk yang akan ditawarkan.

Ishlahuddin/ Nafi muthohirin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5571 seconds (0.1#10.140)