4,4 Juta Imigran AS Lolos dari Deportasi
A
A
A
WASHINGTON - Sekitar 4,4 juta imigran gelap di Amerika Serikat (AS) lolos dari ancaman deportasi, menyusul kebijakan baru mengenai reformasi imigrasi yang dikeluarkan Presiden Barack Obama pada Kamis (20/11) waktu setempat.
Kebijakan itu akan memicu konflik lebih dalam dengan Partai Republik yang menentang reformasi imigrasi. Dengan kebijakan itu, jutaan imigran gelap di AS dapat mengajukan izin kerja selama tiga tahun. Kebijakan itu juga berlaku bagi imigran yang telah tinggal selama lima tahun dan memiliki anak yang tinggal secara legal di AS.
Obama berdalih, kebijakan tersebut diambil sebagai solusi atas permasalahan 11 juta imigran ilegal di AS yang menimbulkan krisis. Obama mengatakan, apa yang dia usulkan bukanlah semacam amnesti. Kebijakan itu dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dan menjadi pendekatan jalan tengah.
Sistem imigrasi AS, diakui Obama, sudah rusak dan semua orang mengetahui itu. Obama mengajak agar imigran gelap keluar dari bayangbayang dan mendapatkan perlakuan hukum yang sama. “Jika Anda memenuhi kriteria, Anda bisa keluar dari bayang- bayang dan mendapatkan hak di mata hukum,” janji Obama dalam pidatonya di stasiun televisi AS.
Imigran yang sudah telanjur masuk dan tidak terdokumentasi harus lolos pemeriksaan latar belakang kriminal dan membayar pajak untuk bisa tinggal sementara di AS. Kebijakan imigrasi kontroversial itu, diklaim Obama, sebagai reformasi imigrasi terbesar sejak pertengahan 1980-an.
Selain dapat mengajukan aplikasi kerja yang legal, para imigran gelap itu juga dapat bergabung dalam masyarakat dan komunitas AS. Namun, mereka tidak memiliki hak untuk memberikan suara pada pemilu dan mendapatkan asuransi layaknya warga AS lain. Kebijakan baru Obama itu diambil tanpa persetujuan Kongres.
Partai Republik berpendapat tindakan tersebut di luar otoritas Obama dan hubungan Kongres dengan presiden telah dirusak. “Itu perampasan kekuasaan ilegal,” ujar Senator Partai Republik John McCain. Dia mengungkapkan, kebijakan Obama itu gagal menyelesaikan buruknya sistem imigrasi AS. Republik bahkan berencana menggagalkan kebijakan baru Obama.
“Partai Republik sedang mempertimbangkan berbagai pilihan untuk menggagalkan rencana kebijakan imigrasi Obama,” kata Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) John Boehner mengungkapkan, Presiden Obama pernah mengatakan sebelumnya bahwa dia bukan raja dan dia bukan kaisar. “Tapi dia (Obama) sepertinya bertindak seperti salah satunya,” kata Boehner yang berasal dari Republik.
Mengetahui ada perlawanan sengit, Obama menyarankan Partai Republik tidak mengambil langkah untuk menghambat kebijakannya. Hambatan Republik dikhawatirkan akan memicu shutdown pemerintahan Obama. Namun, keputusan Obama didukung warga etnik Hispanik yang sebagian besar mendukung Partai Demokrat.
Warga keturunan Latin yang sebagian besar mendukung Republik diperkirakan akan mengalihkan dukungannya ke Demokrat. Dukungan terhadap Obama ditunjukkan kelompok promigran. Mereka menggelar demonstrasi saat Obama berpidato. “Ya kita bisa,” teriak para demonstran. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan AS.
Andika hendra m
Kebijakan itu akan memicu konflik lebih dalam dengan Partai Republik yang menentang reformasi imigrasi. Dengan kebijakan itu, jutaan imigran gelap di AS dapat mengajukan izin kerja selama tiga tahun. Kebijakan itu juga berlaku bagi imigran yang telah tinggal selama lima tahun dan memiliki anak yang tinggal secara legal di AS.
Obama berdalih, kebijakan tersebut diambil sebagai solusi atas permasalahan 11 juta imigran ilegal di AS yang menimbulkan krisis. Obama mengatakan, apa yang dia usulkan bukanlah semacam amnesti. Kebijakan itu dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dan menjadi pendekatan jalan tengah.
Sistem imigrasi AS, diakui Obama, sudah rusak dan semua orang mengetahui itu. Obama mengajak agar imigran gelap keluar dari bayangbayang dan mendapatkan perlakuan hukum yang sama. “Jika Anda memenuhi kriteria, Anda bisa keluar dari bayang- bayang dan mendapatkan hak di mata hukum,” janji Obama dalam pidatonya di stasiun televisi AS.
Imigran yang sudah telanjur masuk dan tidak terdokumentasi harus lolos pemeriksaan latar belakang kriminal dan membayar pajak untuk bisa tinggal sementara di AS. Kebijakan imigrasi kontroversial itu, diklaim Obama, sebagai reformasi imigrasi terbesar sejak pertengahan 1980-an.
Selain dapat mengajukan aplikasi kerja yang legal, para imigran gelap itu juga dapat bergabung dalam masyarakat dan komunitas AS. Namun, mereka tidak memiliki hak untuk memberikan suara pada pemilu dan mendapatkan asuransi layaknya warga AS lain. Kebijakan baru Obama itu diambil tanpa persetujuan Kongres.
Partai Republik berpendapat tindakan tersebut di luar otoritas Obama dan hubungan Kongres dengan presiden telah dirusak. “Itu perampasan kekuasaan ilegal,” ujar Senator Partai Republik John McCain. Dia mengungkapkan, kebijakan Obama itu gagal menyelesaikan buruknya sistem imigrasi AS. Republik bahkan berencana menggagalkan kebijakan baru Obama.
“Partai Republik sedang mempertimbangkan berbagai pilihan untuk menggagalkan rencana kebijakan imigrasi Obama,” kata Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) John Boehner mengungkapkan, Presiden Obama pernah mengatakan sebelumnya bahwa dia bukan raja dan dia bukan kaisar. “Tapi dia (Obama) sepertinya bertindak seperti salah satunya,” kata Boehner yang berasal dari Republik.
Mengetahui ada perlawanan sengit, Obama menyarankan Partai Republik tidak mengambil langkah untuk menghambat kebijakannya. Hambatan Republik dikhawatirkan akan memicu shutdown pemerintahan Obama. Namun, keputusan Obama didukung warga etnik Hispanik yang sebagian besar mendukung Partai Demokrat.
Warga keturunan Latin yang sebagian besar mendukung Republik diperkirakan akan mengalihkan dukungannya ke Demokrat. Dukungan terhadap Obama ditunjukkan kelompok promigran. Mereka menggelar demonstrasi saat Obama berpidato. “Ya kita bisa,” teriak para demonstran. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan AS.
Andika hendra m
(bbg)