Ical Tunggu Dukungan 2/3 DPD
A
A
A
YOGYAKARTA - Pencalonan kembali Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum DPP Partai Golkar semakin menguat. Namun, dua kandidat lain tetap optimistis mampu bersaing pada musyawarah nasional (munas) partai itu.
Dua calon ketua umum DPP tersebut adalah MS Hidayat dan Priyo Budi Santoso. MS Hidayat mengaku siap menjadi nakhoda Partai Golkar sekaligus membantah mundur dari bursa calon. Dia mengaku tidak akan mundur apalagi melimpahkan suaranya untuk memuluskan jalan Ical sebagai calon ketua umum kali kedua.
”Kalau mundur, ngapain saya di sini?” kata mantan menteri perindustrian ini di lokasi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VII Partai Golkar, Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, kemarin. Sementara itu, Ical mengaku masih menunggu dukungan konkret 2/3 dewan pimpinan daerah (DPD) se-Indonesia.
”Kami lihat dulu. Tapi, kalau dukungan DPD lebih dari 2/3, tidak baik bagi seorang kader kalau tidak meluangkan waktunya untuk partai,” katanya seusai pembukaan rapimnas. Dia berharap penyelenggaraan rapimnas mampu memberikan solusi berbagai permasalahan bangsa.
Isu-isu pokok yang perlu dikedepankan dalam menjawab permasalahan bangsa antara lain mengenai persoalan ketahanan energi, kemandirian ekonomi, polemik UU MD3, hingga mengkritisi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Rapimnas VII juga harus mampu memberikan keputusan politik mengenai aspek pembangunan demokrasi, sumber daya manusia (SDM), pertahanan, keamanan, dan hubungan luar negeri.
Meski menjadi kekuatan penyeimbang di Koalisi Merah Putih (KMP), Golkar tak ingin pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo terganggu oleh dinamika politik atau kepentingan pragmatis jangka pendek. ”Jika gangguan itu berhasil, rakyat akan menderita karena mengalami kesulitan hidup akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar mereka,” ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah saat ini perlu memperhatikan aspek kerakyatan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berbasis kerakyatan hanya mengakibatkan disparitas pembangunan, meningkatkan angka kemiskinan serta pengangguran.
Partai Golkar ingin menghadirkan rumusan berbagai agenda yang diharapkan mampu memengaruhi dinamika kebangsaan serta memperkuat sistem presidensial yang efektif. Persoalan pokok kebangsaan, menurut dia, perlu menjadi prioritas di samping membahas berbagai pokok pikiran yang akan disampaikan dalam rangka mempersiapkan Munas IX Golkar.
Kandidat lain, Priyo Budi Santoso, mengaku sudah mendapat dukungan 380 dari 560 DPD di seluruh Indonesia. Dukungan itu didapatkan secara tertulis dengan kertas kop DPD ditandatangani ketua dan sekretaris. Dengan begitu, dia menyarankan pemilihan ketua umum tidak didesain aklamasi.
”Meski Pak Ical didukung sekitar 400 DPD. Seandainya itu benar, harus kita hormati. Tapi, calon lain juga punya dukungan,” sebutnya. Sementara itu, Ketua DPD Golkar DIY Gandung Pardiman mengatakan, pihaknya mengambil sikap netral sebagai tuan rumah rapimnas.
”Kami melayani sebaik-baiknya peserta dan semuacalonketuaumum,” katanya. Koordinator Forum Komunikasi DPD Partai Golkar Se-Indonesia ini mengakui, 32 DPD tingkat provinsi di seluruh Indonesia sudah menyatakan siap mendukung Ical maju lagi. ”Sebelum rapimnas tinggal dua yang belum menyatakan sikap yakni Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan,” sebutnya.
Dia tidak menampik dukungan DPD kepada Ical karena tidak ingin kehilangan arsitek KMP. ”Kami menginginkan berada di luar pemerintah sehingga kami tidak ingin kehilangan kepemimpinan Pak Ical sebagai arsitek KMP,” ungkapnya.
Sultan Gelar Pertemuan Tertutup
Sesepuh Partai Golkar Sultan Hamengku Buwoni X melakukan pertemuan tertutup dengan Priyo Budi Santoso. Pertemuan Sultan dengan Priyo dilakukan di kediaman Sultan di Keraton Kulon, Yogyakarta, sekitar pukul 22.30 WIB. Seharusnya pertemuan dilakukan pukul 20.00 WIB.
Sultan rela menunggu hingga pukul 22.30 WIB karena menurutnya Priyo adalah sahabat lama. Usai pertemuan, Sultan mengatakan bahwa regenerasi kepemimpinan di Partai Golkar harus ada. Karena itu, Sultan mendorong anak muda Golkar muncul untuk memimpin Partai Golkar. Sultan mengatakan batas kekuasaan di Partai Golkar hanya lima tahun.
Priyo mengatakan, pertemuannya dengan Sultan hanya membicarakan berbagai permasalahan bangsa secara nasional. Selain akan bersaing dengan Ical, Priyo juga akan berkompetisi dengan sejumlah kandidat lain seperti MS Hidayat, Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.
Ridwan anshori/Ant
Dua calon ketua umum DPP tersebut adalah MS Hidayat dan Priyo Budi Santoso. MS Hidayat mengaku siap menjadi nakhoda Partai Golkar sekaligus membantah mundur dari bursa calon. Dia mengaku tidak akan mundur apalagi melimpahkan suaranya untuk memuluskan jalan Ical sebagai calon ketua umum kali kedua.
”Kalau mundur, ngapain saya di sini?” kata mantan menteri perindustrian ini di lokasi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VII Partai Golkar, Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, kemarin. Sementara itu, Ical mengaku masih menunggu dukungan konkret 2/3 dewan pimpinan daerah (DPD) se-Indonesia.
”Kami lihat dulu. Tapi, kalau dukungan DPD lebih dari 2/3, tidak baik bagi seorang kader kalau tidak meluangkan waktunya untuk partai,” katanya seusai pembukaan rapimnas. Dia berharap penyelenggaraan rapimnas mampu memberikan solusi berbagai permasalahan bangsa.
Isu-isu pokok yang perlu dikedepankan dalam menjawab permasalahan bangsa antara lain mengenai persoalan ketahanan energi, kemandirian ekonomi, polemik UU MD3, hingga mengkritisi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Rapimnas VII juga harus mampu memberikan keputusan politik mengenai aspek pembangunan demokrasi, sumber daya manusia (SDM), pertahanan, keamanan, dan hubungan luar negeri.
Meski menjadi kekuatan penyeimbang di Koalisi Merah Putih (KMP), Golkar tak ingin pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo terganggu oleh dinamika politik atau kepentingan pragmatis jangka pendek. ”Jika gangguan itu berhasil, rakyat akan menderita karena mengalami kesulitan hidup akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar mereka,” ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah saat ini perlu memperhatikan aspek kerakyatan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berbasis kerakyatan hanya mengakibatkan disparitas pembangunan, meningkatkan angka kemiskinan serta pengangguran.
Partai Golkar ingin menghadirkan rumusan berbagai agenda yang diharapkan mampu memengaruhi dinamika kebangsaan serta memperkuat sistem presidensial yang efektif. Persoalan pokok kebangsaan, menurut dia, perlu menjadi prioritas di samping membahas berbagai pokok pikiran yang akan disampaikan dalam rangka mempersiapkan Munas IX Golkar.
Kandidat lain, Priyo Budi Santoso, mengaku sudah mendapat dukungan 380 dari 560 DPD di seluruh Indonesia. Dukungan itu didapatkan secara tertulis dengan kertas kop DPD ditandatangani ketua dan sekretaris. Dengan begitu, dia menyarankan pemilihan ketua umum tidak didesain aklamasi.
”Meski Pak Ical didukung sekitar 400 DPD. Seandainya itu benar, harus kita hormati. Tapi, calon lain juga punya dukungan,” sebutnya. Sementara itu, Ketua DPD Golkar DIY Gandung Pardiman mengatakan, pihaknya mengambil sikap netral sebagai tuan rumah rapimnas.
”Kami melayani sebaik-baiknya peserta dan semuacalonketuaumum,” katanya. Koordinator Forum Komunikasi DPD Partai Golkar Se-Indonesia ini mengakui, 32 DPD tingkat provinsi di seluruh Indonesia sudah menyatakan siap mendukung Ical maju lagi. ”Sebelum rapimnas tinggal dua yang belum menyatakan sikap yakni Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan,” sebutnya.
Dia tidak menampik dukungan DPD kepada Ical karena tidak ingin kehilangan arsitek KMP. ”Kami menginginkan berada di luar pemerintah sehingga kami tidak ingin kehilangan kepemimpinan Pak Ical sebagai arsitek KMP,” ungkapnya.
Sultan Gelar Pertemuan Tertutup
Sesepuh Partai Golkar Sultan Hamengku Buwoni X melakukan pertemuan tertutup dengan Priyo Budi Santoso. Pertemuan Sultan dengan Priyo dilakukan di kediaman Sultan di Keraton Kulon, Yogyakarta, sekitar pukul 22.30 WIB. Seharusnya pertemuan dilakukan pukul 20.00 WIB.
Sultan rela menunggu hingga pukul 22.30 WIB karena menurutnya Priyo adalah sahabat lama. Usai pertemuan, Sultan mengatakan bahwa regenerasi kepemimpinan di Partai Golkar harus ada. Karena itu, Sultan mendorong anak muda Golkar muncul untuk memimpin Partai Golkar. Sultan mengatakan batas kekuasaan di Partai Golkar hanya lima tahun.
Priyo mengatakan, pertemuannya dengan Sultan hanya membicarakan berbagai permasalahan bangsa secara nasional. Selain akan bersaing dengan Ical, Priyo juga akan berkompetisi dengan sejumlah kandidat lain seperti MS Hidayat, Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.
Ridwan anshori/Ant
(bbg)