Perilaku Berkendara Sopir Diberi Tanda Baik dan Buruk

Sabtu, 08 November 2014 - 17:36 WIB
Perilaku Berkendara Sopir Diberi Tanda Baik dan Buruk
Perilaku Berkendara Sopir Diberi Tanda Baik dan Buruk
A A A
BOGOR - Polres Bogor Kota akan memberi penilaian predikat terbaik dan terburuk terhadap perilaku sopir angkutan kota (angkot) di Kota Bogor. Dengan penilaian tersebut, sikap sopir dalam berkendara diharapkan menjadi tertib sehingga bisa mengurangi kemacetan lalu lintas.

”Juga dapat memberikan efek jera kepada sopir angkot yang berperilaku buruk saat berkendara sehingga nanti penumpang enggan menaiki angkot yang memiliki tanda atau predikat terburuk. Justru sebaliknya angkot yang diberi tanda terbaik akan ramai ditumpangi,” ungkap Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan kemarin.

Menurut dia, perilaku sopir memang harus ditertibkan karena banyak keluhan dari masyarakat mengenai kemacetan yang disebabkan angkot. Predikat terbaik dan terburuk yang ditunjang langkah pencegahan secara konsisten dan transparan akan efektif mengatasi kemacetan.

”Selama ini penindakan selalu tidak efektif karena ada peluang untuk negosiasi dengan petugas di lapangan,” kata perwira polisi yang pernah menjadi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini. Sopir berpredikat terburuk akan membuat malu yang bersangkutan. ”Apalagi di kaca depan dan belakang angkot ditempel stiker ”Saya Sopir Terburuk” akan malu sopirnya. Untuk mencapai hasil maksimal dalam program ini bakal ada pelatihan, pembinaan, dan pendampingan,” ucapnya.

Soal teknis penerapan program penilaian perilaku sopir, pihaknya tengah mengkaji dalam Forum Lalu Lintas Polres Bogor Kota. Pelaksanaannya akan dikoordinasikan dengan Pemkot Bogor melalui DLLAJ Kota Bogor. ”Akan disiapkan tim untuk pengawasan pemberian predikat terdiri atas anggota Satlantas dan DLLAJ sebagai garda terdepan dalam menindak sopir angkot,” kata Irsan.

Kasat Lantas Polres Bogor Kota AKP Bimo Moernanda menjelaskan, teknis penilaian dapat dilakukan dengan melihat sopir tersebut menurunkan dan menaikkan penumpang secara tertib atau tidak sembarang lokasi. Selain itu, sopir juga tidak ngetem di sembarang tempat yang selama ini menjadi penyumbat kelancaran arus lalu lintas.

”Kalau ada anggaran pembinaan, akan diberikan penghargaan berupa uang kepada para sopir yang berpredikat terbaik. Selain untuk memotivasi juga mengurangi beban sopir yang kesulitan mendapat penumpang karena menerapkan polapola yang tertib yakni tidak ngetem dan tidak menaikkan serta menurunkan penumpang sembarangan,” tuturnya. Sementara sopir berpredikat buruk akan dilarang mengoperasikan angkot selama satu bulan sebagai sanksi atas perilaku buruknya dan kendaraannya akan diberi tanda sopir terburuk.

Haryudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8406 seconds (0.1#10.140)