Kembalikan UUD 45 ke Naskah Asli
A
A
A
BATU - Pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) Pemuda Pancasila (PP) IX di Hotel Shingasari, Kota Batu, Jatim, tadi malam, berlangsung meriah. Ribuan kader PP dari Sabang-Merauke hadir dalam acara itu.
Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) PP Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengingatkan tentang ancaman perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). PP, kata dia, sudah kecolongan dengan adanya amandemen UUD 1945 tahun 1999-2002. Amandemen UUD 1945 itu menyebabkan keretakan di antara anak bangsa. Menurut Japto, demokrasi yang terjadi sekarang penuh kegiatan transaksional. Wakil rakyat itu kurang peduli terhadap kepentingan bangsa dan negara.
”Kita sering menghadiri musyawarah wilayah di berbagai pelosok tanah air. Tapi sayang, kepala daerahnya mulai gubernur, wali kota, dan bupatinya, sering tidak hadir dalam acara itu. Hal itu menandakan pemimpin negara yang tidak peduli terhadap nasib rakyatnya,” kata Japto.
Japto kemudian menyinggung soal keberpihakan pejabat pemerintah kepada investor. Ketika petani minta lahan baru seluas 10 hektare untuk menanam padi dan jagung selalu dipersulit penguasa. Beda lagi kalau investor yang minta selalu diberi lebih luas dan lebih muda prosesnya. Japto pun menyinggung soal perpecahan di tubuh parlemen.
Anggota parlemen hasil Pemilu 2014 terlalu mementingkan golongannya. Dua kubu yang berseteru, yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sama-sama takut kehilangan kekuasaan.
”Kader PP ada di berbagai parpol. Ternyata hanya menjadi bunglon. Ternyata tidak bisa menjadi rem terjadinya amandemen UUD 1945. Hal itu sangat kita sayangkan. Kader PP harus kembali ke jati dirinya sebagai warga negara yang Pancasilais dan mengamalkan UUD 1945 sesuai naskah aslinya. Kader PP harus sanggup menyatukan dua kubu yang berselisih pendapat itu,” kata Japto dalam pembukaan Mubes PP.
Mubes PP IX kali ini dihadiri banyak tokoh di antaranya mantan Panglima TNI, seperti Agum Gumelar dan Gorge Toisuta, Wakil Ketua MPR Mahyudin dan Oesman Sapta Odang, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin juga menghadiri acara yang digelar di kota penghasil apel ini.
Tidak ketinggalan politikus Partai Golkar, Agung Laksono, ikut membaur dengan anggota PP yang datang dari seluruh penjuru tanah air, seperti Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Bandung, Wali Kota Palu, Bupati Toli-Toli, dan yang lainnya. Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menyatakan usia PP sudah 50 tahun. Karena itu, kader PP harus lebih dewasa. Kuncinya harus menjalankan 5S (strategi, struktur organisasi, skill , sistem, speed , dan target).
Lima tahun ke depan, tutur Oesman, kader PP harus menentukan arah yang jelas sasarannya. ”Dalam memimpin PP ke depan harus muncul sosok figur yang mampu menggerakkan, mengarahkan kader PP yang lebih baik. Untuk itu, Bang Japto harus tetap memimpin PP hingga lima tahun ke depan,” ujarnya.
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko menyatakan, Mubes PP IX di Kota Batu membawa manfaat bagi pelaku usaha di Kota Batu. ”Kami siap mengemban amanat hasil mubes tahun ini dan meminta Pak Japto tetap memimpin MPN PP,” katanya.
Maman adi saputro
Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) PP Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengingatkan tentang ancaman perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). PP, kata dia, sudah kecolongan dengan adanya amandemen UUD 1945 tahun 1999-2002. Amandemen UUD 1945 itu menyebabkan keretakan di antara anak bangsa. Menurut Japto, demokrasi yang terjadi sekarang penuh kegiatan transaksional. Wakil rakyat itu kurang peduli terhadap kepentingan bangsa dan negara.
”Kita sering menghadiri musyawarah wilayah di berbagai pelosok tanah air. Tapi sayang, kepala daerahnya mulai gubernur, wali kota, dan bupatinya, sering tidak hadir dalam acara itu. Hal itu menandakan pemimpin negara yang tidak peduli terhadap nasib rakyatnya,” kata Japto.
Japto kemudian menyinggung soal keberpihakan pejabat pemerintah kepada investor. Ketika petani minta lahan baru seluas 10 hektare untuk menanam padi dan jagung selalu dipersulit penguasa. Beda lagi kalau investor yang minta selalu diberi lebih luas dan lebih muda prosesnya. Japto pun menyinggung soal perpecahan di tubuh parlemen.
Anggota parlemen hasil Pemilu 2014 terlalu mementingkan golongannya. Dua kubu yang berseteru, yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sama-sama takut kehilangan kekuasaan.
”Kader PP ada di berbagai parpol. Ternyata hanya menjadi bunglon. Ternyata tidak bisa menjadi rem terjadinya amandemen UUD 1945. Hal itu sangat kita sayangkan. Kader PP harus kembali ke jati dirinya sebagai warga negara yang Pancasilais dan mengamalkan UUD 1945 sesuai naskah aslinya. Kader PP harus sanggup menyatukan dua kubu yang berselisih pendapat itu,” kata Japto dalam pembukaan Mubes PP.
Mubes PP IX kali ini dihadiri banyak tokoh di antaranya mantan Panglima TNI, seperti Agum Gumelar dan Gorge Toisuta, Wakil Ketua MPR Mahyudin dan Oesman Sapta Odang, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin juga menghadiri acara yang digelar di kota penghasil apel ini.
Tidak ketinggalan politikus Partai Golkar, Agung Laksono, ikut membaur dengan anggota PP yang datang dari seluruh penjuru tanah air, seperti Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Bandung, Wali Kota Palu, Bupati Toli-Toli, dan yang lainnya. Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menyatakan usia PP sudah 50 tahun. Karena itu, kader PP harus lebih dewasa. Kuncinya harus menjalankan 5S (strategi, struktur organisasi, skill , sistem, speed , dan target).
Lima tahun ke depan, tutur Oesman, kader PP harus menentukan arah yang jelas sasarannya. ”Dalam memimpin PP ke depan harus muncul sosok figur yang mampu menggerakkan, mengarahkan kader PP yang lebih baik. Untuk itu, Bang Japto harus tetap memimpin PP hingga lima tahun ke depan,” ujarnya.
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko menyatakan, Mubes PP IX di Kota Batu membawa manfaat bagi pelaku usaha di Kota Batu. ”Kami siap mengemban amanat hasil mubes tahun ini dan meminta Pak Japto tetap memimpin MPN PP,” katanya.
Maman adi saputro
(bbg)