Antrean BBM di Daerah Mulai Marak

Kamis, 06 November 2014 - 17:53 WIB
Antrean BBM di Daerah...
Antrean BBM di Daerah Mulai Marak
A A A
BLITAR - Wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di pengujung 2014 berdampak meningkatnya permintaan di sejumlah SPBU Kabupaten dan Kota Blitar. Selain penyerapan kuota BBM oleh ”pasar” lebih cepat, antrean mengular para pembeli mulai terlihat di sejumlah SPBU.

”Premium 16 kiloliter yang biasanya satu hari baru habis, sekarang setengah hari sudah ludes,” tutur Lumadi, pengawas SPBU Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Blitar. Tidak hanya premium, kuota solar sebanyak 8 kiloliter dan pertamax 4 kiloliter dalam waktu singkat juga ludes tak tersisa. Menurut Lumadi, antusias warga yang berbondong-bondong ke SPBU dipengaruhi kabar bahwa pemerintah akan segera menaikkan harga BBM.

”Mereka juga khawatir terjadinya kelangkaan, sebab menjelang kenaikan tradisinya selalu terjadi fenomena kelangkaan BBM,” terangnya. Hal serupa juga terjadi di SPBU jalan Kalimantan Kota Blitar. Tidak hanya antrean panjang, SPBU juga mengalami keterlambatan pasokan. ”Memang ada keterlambatan pasokan dari Pertamina. Namun, sejauh ini kuotanya masih normal,” terang Said, petugas SPBU Jalan Kalimantan. Sama dengan SPBU yang lain.

Jatah premium sebanyak 32 kiloliter, solar 20 kiloliter, dan 10 kiloliter pertamax dalam waktu cepat berpindah ke tangki kendaraan konsumen. Kendati demikian, SPBU tidak melakukan pembatasan pembelian. Bahkan, pembelian BBM lewat jeriken juga tetap dilayani. ”Pelayanan tetap normal. Asal membawa surat keterangan dari desa, jeriken tetap dilayani,” terang Said.

Sejauh ini, pihaknya belum menerima pemberitahuan dari Pertamina terkait kenaikan harga. Dari pantauan KORAN SINDO di lapangan, fenomena antrean mengular juga tampak di sejumlah SPBU di wilayah Kabupaten Blitar. Bahkan, SPBU di daerah Kecamatan Udanawu memasang pengumuman habis yang tidak sesuai kebiasaan. Pemandangan serupa juga terlihat di SPBU Kabupaten Kediri.

Suprapto, 40, salah seorang pembeli premium di SPBU Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, berharap pemerintah segera mengumumkan kepastian jadi tidaknya harga premium dinaikkan. Hal itu sangat penting agar masyarakat bisa lebih siap menghadapinya. ”Sebab dengan situasi tidak jelas seperti ini, justru menimbulkan keresahan. Karena itu, saya berharap pemerintah dapat segera memastikan naik tidaknya bahan bakar minya,” ujarnya.

Yang menarik, kecemasan akan kelangkaan BBM bukan hanya terjadi di Blitar. Di daerah- daerah lain di luar Pulau Jawa pun kekhawatiran sama cukup mengemuka. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan misalnya, antrean panjang terjadi di beberapa SPBU seperti di SPBU Kapuh Haruyan, Sungai Rangas Labuan Amas Selatan, Mandingin Barabai, dan SPBU Telang, Batang Alai Utara.

Dani, warga Barabai, misalnya, mengatakan terpaksa ikut antre cukup lama untuk mendapatkan premium di SPBU Keramat Barabai. Dia mengaku mulai sulit mendapatkan premium di eceran. ”Saya antre cukup lama hingga berjam-jam. Bahkan pernah setelah lama antre dan telah sampai giliran, premiumnya malah sudah habis. Dua SPBU yang berada di pinggir jalan raya seperti SPBU Kapuh dan Telang juga makin parah antreannya, sehingga mengakibatkan jalanan macet,” katanya.

Semua itu terjadi karena para pengendara motor dan mobil sengaja parkir dan menginapkan kendaraannya sehingga memenuhi badan jalan. Di SPBU Mandingin yang baru dioperasikan sejak satu tahun terakhir ini biasanya sepi, juga mulai dipenuhi warga dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Diduga ada oknum yang memanfaatkan kepanikan untuk menimbun BBM dan memanfaatkan keresahan warga. Harga eceran premium di Barabai rata-rata dipatok dengan harga Rp7.500 per liter, sementara solar lebih mahal Rp8.000.

Menurut beberapa warga, isu kenaikan BBM oleh pemerintah seolah sengaja dimanfaatkan menimbun BBM untuk mendapatkan keuntungan di tengah keresahan warga. Dani juga mengkhawatirkan kalau stok BBM di beberapa SPBU di Kabupaten Hulu Sungai Tengah malah ditumpuk oknum tertentu yang kemudian menjualnya keluar daerah, sementara di daerah sendiri kekurangan BBM.

Di sisi lain, Bupati Bangka, Kepulauan Bangka Belitung Tarmizi Saat minta seluruh masyarakat di daerahnya tidak panik menyikapi rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, kebijakan itu tentu sudah dipertimbangkan dengan matang guna kepentingan masyarakat . ”Kenaikan BBM bersubsidi oleh pemerintah bukan yang pertama kali dilakukan. Jadi, setidaknya masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan, sehingga tidak panik,” kata Bupati di Sungailiat kemarin.

Dia menyadari kenaikan BBM bersubsidi biasanya berdampak kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar. Namun, semua itu tetap dapat disiasati sehinggakebutuhanpangandan yang lainnya dapat tercukupi. Menurut Tarmizi, upaya menyiasati agar kebutuhan hidup tercukupi adalah salah satunya dengan cara menghindari hidup boros dan berbelanja sesuai kebutuhan dan kepentingannya keluarga.

Bupati juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan praktik pelanggaran penimbunan BBM bersubsidi hanya untuk kepentinganpribadi.”Janganada yang menimbun BBM bersubsidi dengan alasan mencari keuntungan pribadi, karena selain merugikan orang lain, kegiatan itu juga melanggar ketentuan hukum yang berlaku,” katanya.

Solichan arif/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0624 seconds (0.1#10.140)