Ukraina Ancam Tak Berdamai dengan Pemberontak

Rabu, 05 November 2014 - 16:48 WIB
Ukraina Ancam Tak Berdamai dengan Pemberontak
Ukraina Ancam Tak Berdamai dengan Pemberontak
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengancam akan mengkaji ulang rencana perdamaian dengan pemberontak pro-Rusia. Langkah itu akan dibahas bersama dengan pemimpin keamanan, menyusul digelarnya pemilu kontroversial yang dilakukan pemberontak pada Minggu (2/11) lalu.

“Pemilu semu itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap kesepakatan damai pada September lalu,” kata Poroshenko, dikutip AFP, kemarin. “Kita juga akan menghapus beberapa elemen penting dalam kesepakatan damai, seperti pemberian status otonomi,” tegasnya. Poroshenko mengungkapkan, pemilu di Donetsk dan Luhansk dapat merusak seluruh proses perdamaian. Pemilu itu bukan merepresentasikan keinginan para pemilih. Pemilu diibaratkan seperti sebuah lelucon dalam todongan senjata yang tidak ada hubungannya dengan keinginan murni para pemilih.

“Kita tidak akan mengakui pemilu pemberontak,” ujarnya. Ke depan, Ukraina berjanji hanya akan berhubungan dengan lembaga pemerintahan lokal yang memiliki legitimasi. Kiev tidak akan berhubungan dengan para bandit yang memakai mahkotanya sendiri, bukan oleh rakyat. Hal berbeda justru ditunjukkan para pemberontak di Ukraina timur. Para pemimpin pemberontak mengungkapkan, mereka siap berdialog dengan syarat memiliki kesetaraan dengan pemerintahan di Kiev.

Mereka juga mengungkapkan, Kiev tidak boleh menggunakan kekuatan militer dalam menyelesaikan permasalahan di Ukraina timur. Mantan teknisi yang beralih menjadi pemimpin pemberontak, Alexander Zakharchenko, 38, memenangkan pemilu di Republik Rakyat Donetsk dengan 79% suara. “Komisi pemilu pusat menyatakanm Alexander Zakharchenko terpilih sebagai kepala Republik Rakyat Donetsk,” kata petugas pemilu, Roman Lyagin. Sedangkan, Igor Plotnitsky, mantan anggota militer Uni Soviet, menjadi pemenang pada pemilu di Luhansk.

“Plotnitsky mendapatkan suara mayoritas di Republik Rakyat Luhansk,” tuturnya, dikutip Reuters . Zakharchenko dan Plotnitsky akan dilantik pada Selasa waktu setempat. Hasil pemilu itu didukung penuh Rusia, tetapi dianggap sebagai pemilu ilegal oleh negara-negara Barat. Namun, dukungan dari Rusia menjadi jaminan bagi Ukraina timur untuk menjadi negara yang berdaulat dan merdeka. Konflik yang berlangsung berbulan-bulan telah menghancurkan Donetsk dan Luhansk. Lebih dari 4.000 orang tewas dalam pertempuran di Ukraina timur sejak April. Gencatan senjata telah berlaku di Ukraina timur sejak 5 September tapi pelanggaran berulang kali dilakukan kedua belah pihak.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5252 seconds (0.1#10.140)