Kelompok Mahasiswa Serang Kontrakan
A
A
A
SLEMAN - Gesekan antar-kelompok mahasiswa pendatang nyaris pecah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kemarin pagi.
Puluhan mahasiswa dengan membawa senjata berencana melakukan aksi penyerangan terhadap rumah kontrakan yang ditempati kelompok mahasiswa lain di Prayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Kelompok mahasiswa yang datang untuk melakukan penyerangan itu tiba di lokasi sekitar pukul 05.00 WIB menggunakan motor, setelah terlebih dahulu mereka berputar-putar dengan membawa senjata tajam.
Polisi yang mendeteksi adanya pergerakan kelompok mahasiswa itu pun langsung mendatangi lokasi untuk mencegah terjadinya gesekan. Untuk menangani kelompok mahasiswa itu, petugas yang datang tidak hanya dari jajaran Polres Sleman melainkan juga Brimob Polda DIY. Namun saat akan dilakukan upaya pengamanan, kelompok mahasiswa itu mencoba melakukan perlawanan dengan melemparkan batu dan petasan asap. Adanya upaya perlawanan itu, petugas pun melepaskan tembakan gas air mata.
Dari kejadian itu, polisi mengamankan 57 orang, berikut barang bukti sen-jata tajam, batu dan tongkat, serta 25 motor yang dibawa mahasiswa itu. Akibat aksi kelompok mahasiswa itu, satu mobil milik warga pun mengalami kerusakan. Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin mengatakan, selain upaya penegakan hukum, kepolisian bersama pemerintah daerah dan kecamatan melakukan upaya pencegahan-pencegahan supaya kejadian serupa tidak terulang, terlebih masyarakat yang tinggal di Kecamatan Depok sangat heterogen.
Upaya pencegahan yang dimaksud yakni dengan membangun komunikasi untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang terjadi dan menghindari kebuntuan dalam komunikasi. “Kami melakukan pendekatan supaya masalah tidak berkepanjangan,” katanya. Berdasarkan informasi, pada Jumat (31/10) malam di Dusun Glendongan, Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman terjadi perselisihan antarmahasiswa dari wilayah berbeda hingga seorang mahasiswa mendapatkan pengeroyokan.
Setelah kejadian itu, Sabtu (1/11), perwakilan dari salah satu kelompok yang dikeroyok pun mendatangi kantor untuk memberikan keterangan. Upaya memediasi pun dilakukan, namun belum ditemukan titik temu, sehingga akhirnya terjadi aksi penyerangan.
Muji barnugroho
Puluhan mahasiswa dengan membawa senjata berencana melakukan aksi penyerangan terhadap rumah kontrakan yang ditempati kelompok mahasiswa lain di Prayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Kelompok mahasiswa yang datang untuk melakukan penyerangan itu tiba di lokasi sekitar pukul 05.00 WIB menggunakan motor, setelah terlebih dahulu mereka berputar-putar dengan membawa senjata tajam.
Polisi yang mendeteksi adanya pergerakan kelompok mahasiswa itu pun langsung mendatangi lokasi untuk mencegah terjadinya gesekan. Untuk menangani kelompok mahasiswa itu, petugas yang datang tidak hanya dari jajaran Polres Sleman melainkan juga Brimob Polda DIY. Namun saat akan dilakukan upaya pengamanan, kelompok mahasiswa itu mencoba melakukan perlawanan dengan melemparkan batu dan petasan asap. Adanya upaya perlawanan itu, petugas pun melepaskan tembakan gas air mata.
Dari kejadian itu, polisi mengamankan 57 orang, berikut barang bukti sen-jata tajam, batu dan tongkat, serta 25 motor yang dibawa mahasiswa itu. Akibat aksi kelompok mahasiswa itu, satu mobil milik warga pun mengalami kerusakan. Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin mengatakan, selain upaya penegakan hukum, kepolisian bersama pemerintah daerah dan kecamatan melakukan upaya pencegahan-pencegahan supaya kejadian serupa tidak terulang, terlebih masyarakat yang tinggal di Kecamatan Depok sangat heterogen.
Upaya pencegahan yang dimaksud yakni dengan membangun komunikasi untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang terjadi dan menghindari kebuntuan dalam komunikasi. “Kami melakukan pendekatan supaya masalah tidak berkepanjangan,” katanya. Berdasarkan informasi, pada Jumat (31/10) malam di Dusun Glendongan, Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman terjadi perselisihan antarmahasiswa dari wilayah berbeda hingga seorang mahasiswa mendapatkan pengeroyokan.
Setelah kejadian itu, Sabtu (1/11), perwakilan dari salah satu kelompok yang dikeroyok pun mendatangi kantor untuk memberikan keterangan. Upaya memediasi pun dilakukan, namun belum ditemukan titik temu, sehingga akhirnya terjadi aksi penyerangan.
Muji barnugroho
(ars)