Kondom Sungai dan Alarm Antimaling

Minggu, 02 November 2014 - 10:53 WIB
Kondom Sungai dan Alarm Antimaling
Kondom Sungai dan Alarm Antimaling
A A A
Aktivitas karya ilmiah yang diprogramkan di sekolah-sekolah kini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Hampir setiap sekolah saat ini berlomba-lomba supaya anak didiknya bisa menciptakan temuan atau inovasi baru yang memberi pengaruh besar bagi kemanusiaan. Inovasi temuan yang dikreasikan anak-anak sekolah bukan hanya dalam bidang sosial, budaya, dan agama, melainkan sudah seperti ilmuwan-ilmuwan ternama yang sukses menemukan karya baru di bidang ilmu pengetahuan alam, elektronik maupun teknologi informasi dan komunikasi.

Intinya, inovasi- inovasi yang mereka kerjakan selalu kontekstual dengan persoalan zaman. Salah satu inovasi kreatif adalah temuan Siti Amanah, 17, dan Nur Aisah, 17, dua siswi kelas XII IPA SMA Sri Mukti Cilacap, Jawa Tengah. Keduanya mengikuti ajang National Young Inventors Award (NYIA) VII dengan membuat “kondom sungai antibanjir kiriman”. Idenya tersebut terinspirasi dari seringnya bencana banjir menjadi perbincangan publik yang tak pernah ada bukti penyelesaiannya. Padahal, setiap musim hujan tiba bencana banjir selalu mengiringinya.

Menurut Nur Aisah, meski banjir terjadi setiap tahun, pemerintah tak juga mampu menghadirkan solusi nyata. Akibatnya korban kerap berjatuhan sehingga membawa kerugian, baik material maupun nyawa manusia. Banjir merupakan bencana yang sangat akrab dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan lainnya. Meluapnya Sungai Ciliwung di Jakarta, Kanal Banjir Timur di Semarang, Muara Sungai Brantas dan Muara Sungai Bengawan Solo di Surabaya, Sungai Deli di Medan, dan sebagainya merupakan kasus yang hampir sama, yaitu sungai-sungai tersebut kelebihan muatan debit air yang akan diantarkan menuju lautan.

Akibatnya kelebihan air tersebut meluap ke permukiman warga sehingga memunculkan bencana banjir. Problem demikian juga dirasakan berbagai kota besar lain meski tidak separah yang terjadi di Jakarta. Namun tidak mustahil bila suatu saat nanti kondisi banjir di Jakarta bisa terjadi juga di kota-kota lain.

“Karena itu, langkah pencegahan sesegera mungkin diwujudkan pemerintah setempat. Sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi banjir kiriman ini, kami membuat prototipe kondom sungai yang fleksibel,” kata Aisah kepada KORAN SINDO kemarin. Kondom sungai terbuat dari plastik yang kuat, fleksibel, dan mampu menahan debit air dalam jumlah besar. Di sepanjang sisi plastik dibangun tiangtiang penyangga, yang ukurannya disesuaikan dengan jarak panjang sungai dan tinggi prediksi debit air.

Sementara bagian atas plastik dipasang bola-bola pelampung yang biasa dipakai nelayan untuk menjaring ikan, sehingga arus air sungai tidak meluber ke luar (jalanan). “Dibanding pembangunan kanal yang membutuhkan anggaran besar dan waktu yang lama, pembuatan kondom sungai relatif efisien dan fleksibel. Hanya saja pemeliharaan plastik penting untuk dilakukan agar bertahan dalam waktu yang lama,” tutur Siti Amanah. Selain Siti Amanah dan Nur Aisah, siswa lain yang kreatif melakukan penelitian adalah Leonardo, 16, siswa kelas XI IPA SMA St Hendrikus Surabaya.

Dia menciptakan alat pengaman sepeda motor dari aktivitas pencurian, yaitu antitheft alarm. Alat ini sengaja diciptakannya karena tingkat kriminalitas pencurian sepeda motor sangat tinggi. “Alat ini menggunakan tombol rahasia yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali si pemilik,” ungkap Leonardo. Penggunaan alat ini cukup sederhana. Setelahmenyalakanmotor, si pemilik mesti menekan tombol rahasia. Sementara jika tidak ditekan, alarm akan berbunyi dengan kencang sehingga memungkinkan orangorang di sekitar akan memperhatikannya.

“Alarm tersebut bisa membuat mesin motor berhenti dan menghasilkan bunyi kencang,” tutur Leonardo. Meski alarm ini masih hanya bisa dipasang untuk motor dengan kopling, ke depan akan dikembangkan ke seluruh jenis sepeda motor. Anti-theft alarm ini lebih murah dibandingkan produk pabrikan. Jika diproduksi massal harga alarm ini hanya akan mencapai di bawah Rp50.000, sementara produk yang lain saat ini sebesar Rp350.000.

Nafi muthohirin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6995 seconds (0.1#10.140)
pixels