Semburkan Awan Panas sampai 3.000 Meter
A
A
A
MEDAN - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, Gunung Sinabung masih berstatus siaga.
Apalagi, beberapa hari terakhir ini aktivitas vulkanik gunung tersebut masih terus menyemburkan guguran awan panas dengan jarak sejauh 1.000 sampai 3.000 meter.
”Meskipun tidak banyak, tapi masih terus menunjukkan aktivitasnya. Hingga Minggu (26/10) telah terjadi dua kali semburan guguran awan panas dengan jarak 2.000 sampai 3.000 meter kearah selatan. Semburan awan panas terjadi pada pagi dan siang hari,” ungkap Kepala Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG I Gede Suwantika kepada KRAN SINDO kemarin. Karena itu, Gede Suwantika menyatakan bahwa lembaganya tetap menyatakan bahwa Gunung Sinabung berstatus siaga.
Karena itu, dia mengimbau warga yang tinggal di radius 5 kilometer tetap tidak boleh masuk ke kawasan gunung. Sebab, letusan bisa terjadi kapan saja.
Sebelumnya, data erupsi (24/10) yang dilansir PVMBG melalui website Pemkab Karo menyebutkan, telah terjadi tiga kali erupsi di antaranya pada pukul 01.14 WIB disertai guguran awan panas sejauh 1.500 meter ke arah selatan dan tinggi kolom abu setinggi 1.000 meter dengan lama erupsi selama 245 detik.
Erupsi kembali terjadi pada pukul 13.14 dengan mengeluarkan guguran awan panas dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah selatan dan tinggi kolom abu awan panas tertutup kabut dengan lama erupsi 179detik. Erupsi ketiga kali terjadi tidak lama setelah erupsi kedua, yakni sekitar pukul 13.44. Guguran awan panas juga menyembur dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolomabu awan panas tertutup kabut.
Hingga kini jumlah pengungsian belum bertambah. Berdasarkan data yang diperoleh hingga kemarin jumlah pengungsi yang tinggal di hunian pengungsi sebanyak 2.053 kepala keluarga (KK) atau 6.179 jiwa. Mereka ada di 12 pos penampungan, di antaranya di GBKP Kota Berastagi, Klasis GBKP Berastasgi, KWK Berastagi, GBKP Asrama Kodim Kabanjahe, GBKP Jalan Kotacane Berastagi, GBKP Simpang VI Kabanjahe, Paroki G Katolik Kabanjahe, UKA Kabanjahe 2, UKA Kabanjahe 3, Serbaguna KNPI, GPDI D Siroga SP IV, dan Gereja Adven Sumbul.
”Hingga sekarang semua kebutuhan pengungsi terpenuhi. Baik logistik, obat-obatan, maupun masker masih tercukupi. Kami juga kemarin baru menerima bantuan masker dari Dinas Kesehatan Provinsi (Sumatera Utara). Tidak hanya itu, kami menerima bantuan makanan siap saji untuk pengungsi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun.
Selain itu, pemerintah provinsi juga memberikan bantuan operasional untuk BPBD Karo sebanyak Rp400 juta untuk penyiraman debu-debu vulkanik di daerah yang terkena semburan awan panas. ”Pokoknya, mana yang debu vulkaniknya tebal, langsung kami siram. Sekarang debunya sudah menurun, tidak seperti pada awal Oktober lalu,” ujar Subur.
Eko agustyo fb
Apalagi, beberapa hari terakhir ini aktivitas vulkanik gunung tersebut masih terus menyemburkan guguran awan panas dengan jarak sejauh 1.000 sampai 3.000 meter.
”Meskipun tidak banyak, tapi masih terus menunjukkan aktivitasnya. Hingga Minggu (26/10) telah terjadi dua kali semburan guguran awan panas dengan jarak 2.000 sampai 3.000 meter kearah selatan. Semburan awan panas terjadi pada pagi dan siang hari,” ungkap Kepala Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG I Gede Suwantika kepada KRAN SINDO kemarin. Karena itu, Gede Suwantika menyatakan bahwa lembaganya tetap menyatakan bahwa Gunung Sinabung berstatus siaga.
Karena itu, dia mengimbau warga yang tinggal di radius 5 kilometer tetap tidak boleh masuk ke kawasan gunung. Sebab, letusan bisa terjadi kapan saja.
Sebelumnya, data erupsi (24/10) yang dilansir PVMBG melalui website Pemkab Karo menyebutkan, telah terjadi tiga kali erupsi di antaranya pada pukul 01.14 WIB disertai guguran awan panas sejauh 1.500 meter ke arah selatan dan tinggi kolom abu setinggi 1.000 meter dengan lama erupsi selama 245 detik.
Erupsi kembali terjadi pada pukul 13.14 dengan mengeluarkan guguran awan panas dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah selatan dan tinggi kolom abu awan panas tertutup kabut dengan lama erupsi 179detik. Erupsi ketiga kali terjadi tidak lama setelah erupsi kedua, yakni sekitar pukul 13.44. Guguran awan panas juga menyembur dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolomabu awan panas tertutup kabut.
Hingga kini jumlah pengungsian belum bertambah. Berdasarkan data yang diperoleh hingga kemarin jumlah pengungsi yang tinggal di hunian pengungsi sebanyak 2.053 kepala keluarga (KK) atau 6.179 jiwa. Mereka ada di 12 pos penampungan, di antaranya di GBKP Kota Berastagi, Klasis GBKP Berastasgi, KWK Berastagi, GBKP Asrama Kodim Kabanjahe, GBKP Jalan Kotacane Berastagi, GBKP Simpang VI Kabanjahe, Paroki G Katolik Kabanjahe, UKA Kabanjahe 2, UKA Kabanjahe 3, Serbaguna KNPI, GPDI D Siroga SP IV, dan Gereja Adven Sumbul.
”Hingga sekarang semua kebutuhan pengungsi terpenuhi. Baik logistik, obat-obatan, maupun masker masih tercukupi. Kami juga kemarin baru menerima bantuan masker dari Dinas Kesehatan Provinsi (Sumatera Utara). Tidak hanya itu, kami menerima bantuan makanan siap saji untuk pengungsi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun.
Selain itu, pemerintah provinsi juga memberikan bantuan operasional untuk BPBD Karo sebanyak Rp400 juta untuk penyiraman debu-debu vulkanik di daerah yang terkena semburan awan panas. ”Pokoknya, mana yang debu vulkaniknya tebal, langsung kami siram. Sekarang debunya sudah menurun, tidak seperti pada awal Oktober lalu,” ujar Subur.
Eko agustyo fb
(ars)