Gayatri Disebut Anggota BIN
A
A
A
AMBON - Kematian Gayatri Dwi Wailissa, 17, gadis jenius asal Ambon yang menguasai 14 bahasa asing, semakin misterius. Apalagi keluarganya kemarin menyatakan dia telah direkrut sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN).
Fakta mengejutkan itu diungkapkan oleh ayah kandung Gayatri, Deddy Darwis Wailisa, saat prosesi pemakaman mendiang di Taman Makam Bahagia, Kapahaha, Kota Ambon. ”Sejak tiga bulan terkahir, Gayatri telah direkrut sebagai anggota BIN,” ujar Deddy kepada wartawan di Ambon kemarin.
Menurut dia, selama kurun waktu itu Gayatri mengikuti berbagai latihan fisik di Cijantung, markas TNI di Jakarta. Untuk membuktikan keterlibatan Gayatri di lembaga tersebut, Deddy pun menunjukkan foto berseragam BIN yang dipasang di rumahnya.
”Jadi yang jelas bahwa foto Gayatri ini sudah diterima sebagai anggota BIN. Saya perlu menjelaskan ini karena banyak yang bertanya Gayatri itu kerjanya apa dan fotonya itu apa,” ujarnya.
Deddy menambahkan, sebelum meninggal dunia, Gayatri pernah bertutur bahwa ia sempat mengikuti pelatihan di Markas TNI Angkatan Darat. Selama menjalani pendidikan Gayatri mendapat pelatihan sejumlah ketangkasan. ”Jadi selama tiga bulan itu dia dilatih kungfu, menembak, dan menyetir,” kata Deddy.
Namun, informasi ini ditepis kalangan intelijen dan TNI. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigjen TNI Gustav Agus Irianto, menegaskan, Gayatri tidak pernah direkrut dan mengikuti pelatihan sebagai anggota BIN. ”Dia hanya bercita-cita sebagai anggota BIN, jadi belum sebagai anggota BIN,” ujarnya.
Dia menuturkan, siapa pun yang akan bergabung sebagai anggota BIN harus lolos rekrutmen di Sekolah Tinggi Intelijen (STI) dan minimal harus berusia 18 tahun. Padahal, Gayatri masih berusia 17 tahun. ”Jadi ada kekeliruan,” katanya.
Dia pun memastikan seragam yang dikenakan mendiang Gayatri dalam foto yang dibawa saat pemakaman bukanlah seragam BIN, karena anggota lembaga ini tidak berseragam. Menurut dia, baju yang disebut ayah Gayatri sebagai seragam BIN itu merupakan buatan almarhumah sendiri.
Bantahan juga disampaikan TNI. Mabes TNI menyatakan tidak tahu-menahu keterkaitan antara Gayatri dan BIN karena TNI dan BIN merupakan lembaga berbeda.
”Yang jelas Gayatri tidak ada kaitannya dengan TNI,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya kemarin.
Menurut Fuad, bila memang Gayatri anggota BIN maka rekrutmennya di luar dari TNI, karena institusi itu bersifat sipil. Sebab, BIN memiliki sistem rekrutmen sendiri. ”Kalau pelatihan intelijen BIN punya sendiri di Bogor, Jawa Barat,” ujarnya.
Sucipto/ sindonews.com/ant
Fakta mengejutkan itu diungkapkan oleh ayah kandung Gayatri, Deddy Darwis Wailisa, saat prosesi pemakaman mendiang di Taman Makam Bahagia, Kapahaha, Kota Ambon. ”Sejak tiga bulan terkahir, Gayatri telah direkrut sebagai anggota BIN,” ujar Deddy kepada wartawan di Ambon kemarin.
Menurut dia, selama kurun waktu itu Gayatri mengikuti berbagai latihan fisik di Cijantung, markas TNI di Jakarta. Untuk membuktikan keterlibatan Gayatri di lembaga tersebut, Deddy pun menunjukkan foto berseragam BIN yang dipasang di rumahnya.
”Jadi yang jelas bahwa foto Gayatri ini sudah diterima sebagai anggota BIN. Saya perlu menjelaskan ini karena banyak yang bertanya Gayatri itu kerjanya apa dan fotonya itu apa,” ujarnya.
Deddy menambahkan, sebelum meninggal dunia, Gayatri pernah bertutur bahwa ia sempat mengikuti pelatihan di Markas TNI Angkatan Darat. Selama menjalani pendidikan Gayatri mendapat pelatihan sejumlah ketangkasan. ”Jadi selama tiga bulan itu dia dilatih kungfu, menembak, dan menyetir,” kata Deddy.
Namun, informasi ini ditepis kalangan intelijen dan TNI. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigjen TNI Gustav Agus Irianto, menegaskan, Gayatri tidak pernah direkrut dan mengikuti pelatihan sebagai anggota BIN. ”Dia hanya bercita-cita sebagai anggota BIN, jadi belum sebagai anggota BIN,” ujarnya.
Dia menuturkan, siapa pun yang akan bergabung sebagai anggota BIN harus lolos rekrutmen di Sekolah Tinggi Intelijen (STI) dan minimal harus berusia 18 tahun. Padahal, Gayatri masih berusia 17 tahun. ”Jadi ada kekeliruan,” katanya.
Dia pun memastikan seragam yang dikenakan mendiang Gayatri dalam foto yang dibawa saat pemakaman bukanlah seragam BIN, karena anggota lembaga ini tidak berseragam. Menurut dia, baju yang disebut ayah Gayatri sebagai seragam BIN itu merupakan buatan almarhumah sendiri.
Bantahan juga disampaikan TNI. Mabes TNI menyatakan tidak tahu-menahu keterkaitan antara Gayatri dan BIN karena TNI dan BIN merupakan lembaga berbeda.
”Yang jelas Gayatri tidak ada kaitannya dengan TNI,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya kemarin.
Menurut Fuad, bila memang Gayatri anggota BIN maka rekrutmennya di luar dari TNI, karena institusi itu bersifat sipil. Sebab, BIN memiliki sistem rekrutmen sendiri. ”Kalau pelatihan intelijen BIN punya sendiri di Bogor, Jawa Barat,” ujarnya.
Sucipto/ sindonews.com/ant
(bbg)