Server Rusak, Proses Lelang Proyek Kacau

Sabtu, 25 Oktober 2014 - 15:15 WIB
Server Rusak, Proses Lelang Proyek Kacau
Server Rusak, Proses Lelang Proyek Kacau
A A A
JAKARTA - Server data di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI Jakarta mengalami kerusakan. Data ratusan lelang yang sedang diproses sejak 9 Oktober lalu kacau.

Kepala ULP Barang dan Jasa DKI Jakarta I Dewa Gede Sony mengatakan, kinerja staf ULP DKI yang berada di Lantai 20 Gedung Blok B Balai Kota DKI Jakartaterganggu. Merekatidak bisa melanjutkan proses lelang, karena data di dalam masingmasing sistem komputer hilang.

Sistem tersebut berasal dari server data di Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) DKI. Lembaga ini berada di lantai 19 di gedung yang sama. Rusaknya server ini dipicu insiden kebakaran pada panel listrik yang terletak di Basemen 2 Gedung DPRD DKI Jakarta. Gedung basemen itu berdekatan dengan Blok B."Staf saya tidak bisa bekerja sejak 4-13 Oktober," kata Soni kemarin.

Kerusakan data ini membuat peserta lelang yang merupakan penyedia barang dan jasa melakukan complain. Mereka mensinyalir ULP bermainmain dalam melanjutkan proses lelang. Padahal jumlah lelang dari seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) mencapai ratusan."Kendala ini telah kami sampaikan ke LPSE. Untuk menyelesaikannya telah dirapatkan bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta LPSE," ujar mantan kepala bidang Sistem Pengaturan Lalu Lintas (SPLL) Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta ini.

Kekacauan proses lelang karena proses lelang sudah menggunakan basis elektronik. Seluruh berkas dan proses hanya melalui jaringan internet. Tidak ada berkas memakai kertas. Pemakaian kertas dalam proses lelang hanya dilakukan ketika sudah melakukan kontrak kerja dengan pemenang lelang.

Koordinator kelompok kerja (Pokja) 4 ULP Barang dan Jasa DKI Jakarta yang membawahi pengadaan dari wilayah Jakarta Timur, Agus Darmanto menuturkan dokumen yang masuk ke ULP selama ini dalam bentuk softcopy yang dikirim dari internet oleh penyedia jasa. Ketika dibuka di ULP ternyata datanya hilang."Penyedia layanan itu telah mendapatkan konfirmasi bahwa data sudah masuk. Saat dibuka ternyata tidak ada," ujarnya.

Kejadian ini membuat rangkaian proses lelang kacau balau. Agar bisa melanjutkan proses lelang pihaknya menunggu rekomendasi dari BPKP."Rekomendasi itu menjadi dasar kami mengubah jadwal. Kami tidak bisa langsung mengubah proses lelang kalau tidak ada rekomendasi dari pihak berwenang," ungkapnya.

Seluruh data yang hilang merupakan bahan lelang yang nilai proyeknya berkisar Rp1-2 miliar. Jumlah item proyeknya mencapai ratusan. Setiap pokja mengklaim kehilangan data berkisar di atas 50-100 lelang. Sementara pokja berjumlah 8 unit.

Ketua Pokja 3 (Jakarta Selatan) ULP Barang dan Jasa DKI Jakarta Maulana menambahkan selain mengganggu proses lelang juga membuat data lelang yang disimpan sejak Agustus 2013 sampai September 2014 ikut lenyap. "Belum diketahui pasti ada atau tidak back-up data itu di LPSE," katanya.

Ilham safutra

SABTU 25 OKTOBER 2014
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5021 seconds (0.1#10.140)