Tak Ada Tamu Undangan di Pisah Sambut SBY-Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Acara pisah sambut Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan digelar di Kompleks Istana Kepresidenan pada 20 Oktober nanti.
Acara itu digelar, setelah Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019 di Gedung MPR.
Menko Polhukam Djoko Suyanto, menjelaskan tidak ada undangan dalam acara pisah sambut itu. "Enggak ada, tidak ada undangan, hanya menyambut beliau (Jokowi)," kata Djoko di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Dalam acara itu, dia menjelaskan, hanya 40 orang yang terdiri dari menteri Kabinet Indonesia bersatu jilid II serta pimpinan lembaga negara akan hadir. Sementara 40 orang lainnya mewakili pihak Jokowi turut hadir pada acara nantinya. Acara pisah sambut itu semacam upacara kemiliteran.
"Beliau (Jokowi) masuk ke gerbang ada penghormatan, dan di pintu barat disambut oleh Bapak Presiden, eh maaf Pak SBY. Karena presiden sudah satu, disambut Pak SBY naik atas turun ke depan masuk panggung. Pak presiden di kanan, SBY sebelah kiri. Terusnya ada upacara militer untuk presiden baru," imbuhnya.
Kata Djoko, acara itu merupakan penghormatan kepada Presiden yang baru Jokowi. "Kemudian beliau turun diiringi Pak SBY memeriksa pasukan kembali lagi ke atas, menerima penghormatan lagi," imbuhnya.
Namun, acara itu tanpa pengibaran bendera. "Hanya ada pasukan saja, tidak ada obade, tidak ada apa-apa di situ, hanya ada panggung itu TNI Polri, dan 40 menteri yang di sana juga 40 yang menyertai Pak Jokowi," ucap dia.
Ditambahkannya, halitu sudah sesuai kesepakatan pihak Jokowi dengan SBY. "Ini adalah upacara yang resmi, beliau diterima di Istana, disambut di Istana dan beliau menerima penghormatan empat angkatan."
"Satu angkatan, tiga angkatan plus Polri, karena beliau adalah panglima tertinggi. Jadi memang harus rapi harus tertib oleh karena itu dibuat seperti kita menerima duta besar," pungkasnya.
Acara itu digelar, setelah Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019 di Gedung MPR.
Menko Polhukam Djoko Suyanto, menjelaskan tidak ada undangan dalam acara pisah sambut itu. "Enggak ada, tidak ada undangan, hanya menyambut beliau (Jokowi)," kata Djoko di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Dalam acara itu, dia menjelaskan, hanya 40 orang yang terdiri dari menteri Kabinet Indonesia bersatu jilid II serta pimpinan lembaga negara akan hadir. Sementara 40 orang lainnya mewakili pihak Jokowi turut hadir pada acara nantinya. Acara pisah sambut itu semacam upacara kemiliteran.
"Beliau (Jokowi) masuk ke gerbang ada penghormatan, dan di pintu barat disambut oleh Bapak Presiden, eh maaf Pak SBY. Karena presiden sudah satu, disambut Pak SBY naik atas turun ke depan masuk panggung. Pak presiden di kanan, SBY sebelah kiri. Terusnya ada upacara militer untuk presiden baru," imbuhnya.
Kata Djoko, acara itu merupakan penghormatan kepada Presiden yang baru Jokowi. "Kemudian beliau turun diiringi Pak SBY memeriksa pasukan kembali lagi ke atas, menerima penghormatan lagi," imbuhnya.
Namun, acara itu tanpa pengibaran bendera. "Hanya ada pasukan saja, tidak ada obade, tidak ada apa-apa di situ, hanya ada panggung itu TNI Polri, dan 40 menteri yang di sana juga 40 yang menyertai Pak Jokowi," ucap dia.
Ditambahkannya, halitu sudah sesuai kesepakatan pihak Jokowi dengan SBY. "Ini adalah upacara yang resmi, beliau diterima di Istana, disambut di Istana dan beliau menerima penghormatan empat angkatan."
"Satu angkatan, tiga angkatan plus Polri, karena beliau adalah panglima tertinggi. Jadi memang harus rapi harus tertib oleh karena itu dibuat seperti kita menerima duta besar," pungkasnya.
(kri)