Buya Syafii Dukung Mentan dari Kalangan Profesional
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis Kamajaya dijagokan sejumlah lembaga survei, seperti Indo Strategi dan Institute for Transformation Studies (Intrans), untuk menjadi Menteri Pertanian (Mentan).
Tokoh Nasional Buya Syafii Maarif ketika dimintai tanggapan temuan riset tersebut juga mengamini. Dia yakin, bos pabrik gula di Blora, Jawa Tengah, itu akan memberdayakan dan memajukan petani Indonesia dengan baik kalau diberi kepercayaan.
Alasannya, Kamajaya selama ini sudah membuktikan kepeduliannya kepada petani, terutama petani gula. Di samping itu, dia juga merupakan pengusaha yang tak mau neko-neko.
"Saya kenal orang itu. Kamajaya saya rasa seorang patriot ya. Pengusaha yang tidak biasa main kongkalikong," jelas Buya Syafii Maarif melalui rilis yang diterima Sindonews, Senin (6/10/2014).
Apalagi, Buya Syafii setuju bahwa Kementerian Pertanian harus diisi kaum profesional, sebagaimana sudah ditegaskan oleh Jokowi beberapa waktu lalu.
"Memang sepertinya harus begitu ya. Walaupun aspirasi partai harus juga dipertimbangkan," tandas mantan Ketua PP Muhammadiyah yang sebelumnya juga menjabat Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat memaparkan hasil riset “Uji Publik Kandidat Menteri Jokowi-JK” Jumat 3 Oktober 2014, Direktur IndoStrategi Andar Nubowo DEA menjelaskan, 75% responden mendukung Kamajaya untuk menjadi Menteri Agraria.
Dia mengalahkan Politikus PDIP Puti Guntur Soekarnoputra (12%) dan akademisi UGM Dwi Andreas Santosa (0%). Sementara 13% abstain.
Alasannya, Kamajaya seorang profesional yang rekam jejaknya jelas, teruji dan pro rakyat. "Dia konsisten berjuang untuk menghidupkan industri gula berbasis tebu dan pembela pembela ketahanan pangan/petani. Dia sesuai dengan visi misi Jokowi-JK perkuat pertanian dan agraria untuk kesejahteraan rakyat," jelas Andar.
Riset nasional IndoStrategi yang digelar 21 September hingga 1 Oktober 2014 ini menggunakan metode quesioner melalui telepon. Total responden sebanyak 380 tokoh yang terdiri dari birokrat, akademisi, profesional, dan aktivis.
Riset ini salah satunya bertujuan untuk menguji publik atas tokoh-tokoh yang dinominasikan sebagai kandidat menteri dalam Kabinet Jokowi-JK oleh berbagai lembaga riset.
Sebelumnya, Kamajaya juga muncul sebagai calon terkuat Menteri Pertanian dan Agraria dalam studi Institute for Transformation Studies (Intrans) mengungguli Rektor IPB Herry Suhardiyanto dan akademisi UGM Dwi Andreas Santosa.
Tokoh Nasional Buya Syafii Maarif ketika dimintai tanggapan temuan riset tersebut juga mengamini. Dia yakin, bos pabrik gula di Blora, Jawa Tengah, itu akan memberdayakan dan memajukan petani Indonesia dengan baik kalau diberi kepercayaan.
Alasannya, Kamajaya selama ini sudah membuktikan kepeduliannya kepada petani, terutama petani gula. Di samping itu, dia juga merupakan pengusaha yang tak mau neko-neko.
"Saya kenal orang itu. Kamajaya saya rasa seorang patriot ya. Pengusaha yang tidak biasa main kongkalikong," jelas Buya Syafii Maarif melalui rilis yang diterima Sindonews, Senin (6/10/2014).
Apalagi, Buya Syafii setuju bahwa Kementerian Pertanian harus diisi kaum profesional, sebagaimana sudah ditegaskan oleh Jokowi beberapa waktu lalu.
"Memang sepertinya harus begitu ya. Walaupun aspirasi partai harus juga dipertimbangkan," tandas mantan Ketua PP Muhammadiyah yang sebelumnya juga menjabat Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat memaparkan hasil riset “Uji Publik Kandidat Menteri Jokowi-JK” Jumat 3 Oktober 2014, Direktur IndoStrategi Andar Nubowo DEA menjelaskan, 75% responden mendukung Kamajaya untuk menjadi Menteri Agraria.
Dia mengalahkan Politikus PDIP Puti Guntur Soekarnoputra (12%) dan akademisi UGM Dwi Andreas Santosa (0%). Sementara 13% abstain.
Alasannya, Kamajaya seorang profesional yang rekam jejaknya jelas, teruji dan pro rakyat. "Dia konsisten berjuang untuk menghidupkan industri gula berbasis tebu dan pembela pembela ketahanan pangan/petani. Dia sesuai dengan visi misi Jokowi-JK perkuat pertanian dan agraria untuk kesejahteraan rakyat," jelas Andar.
Riset nasional IndoStrategi yang digelar 21 September hingga 1 Oktober 2014 ini menggunakan metode quesioner melalui telepon. Total responden sebanyak 380 tokoh yang terdiri dari birokrat, akademisi, profesional, dan aktivis.
Riset ini salah satunya bertujuan untuk menguji publik atas tokoh-tokoh yang dinominasikan sebagai kandidat menteri dalam Kabinet Jokowi-JK oleh berbagai lembaga riset.
Sebelumnya, Kamajaya juga muncul sebagai calon terkuat Menteri Pertanian dan Agraria dalam studi Institute for Transformation Studies (Intrans) mengungguli Rektor IPB Herry Suhardiyanto dan akademisi UGM Dwi Andreas Santosa.
(kri)