Yanti Nurliati, Pendidik Desa Tertinggal
A
A
A
JAKARTA - Minimnya tenaga pengajar di Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat, membuat Yanti Nurliati tergerak menjadi guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah tahun 2002.
Lokasi desa yang terpencil, menjadi faktor beberapa guru tak bisa bertahan lama di desa ini. Tapi Yanti sudah melakoninya selama 12 tahun.
Setiap hari, wanita kelahiran Cianjur 26 Maret 1976 ini harus menempuh medan yang sulit berjarak 17 kilometer. Begitupun dengan para muridnya, yang harus berjalan naik turun bukit menuju sekolah.
Sebagai pengembangan usahanya melahirkan generasi muda yang berpendidikan, di 2008, dari biaya sendiri ia mendirikan sekolah PAUD gratis untuk masyarakat di desanya. Alhasil dari kegiatan PAUD, anak-anak tak perlu kesulitan lagi jika ingin masuk SD.
Selain sebagai guru honorer, peran Yanti sangat berarti bagi masyarakat di Kecamatan Cidahu, Cianjur. Minimnya tenaga medis dan jauhnya pusat pelayanan kesehatan, membuat Yanti yang berbekal pendidikan D1 bidang pekarya kesehatan, sering diminta mengobati masyarakat.
Bahkan tak jarang sehabis mengajar, Yanti menyempatkan diri berkunjung ke desa lain untuk memberikan pelayanan kesehatan. Kepercayaan masyarakat terhadap sosok Yanti bertambah dengan penunjukannya sebagai ketua PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat) di Kadusunan Kampung Singkup.
Yanti memberanikan diri mengajukan pinjaman Rp100 juta ke pemerintah daerah yang digunakan untuk pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Resiko melakukan tagihan keliling kampung setiap bulan pun dilakukan dengan senang hati, demi terwujudnya kesejahteraan yang merata di setiap warga.
Lokasi desa yang terpencil, menjadi faktor beberapa guru tak bisa bertahan lama di desa ini. Tapi Yanti sudah melakoninya selama 12 tahun.
Setiap hari, wanita kelahiran Cianjur 26 Maret 1976 ini harus menempuh medan yang sulit berjarak 17 kilometer. Begitupun dengan para muridnya, yang harus berjalan naik turun bukit menuju sekolah.
Sebagai pengembangan usahanya melahirkan generasi muda yang berpendidikan, di 2008, dari biaya sendiri ia mendirikan sekolah PAUD gratis untuk masyarakat di desanya. Alhasil dari kegiatan PAUD, anak-anak tak perlu kesulitan lagi jika ingin masuk SD.
Selain sebagai guru honorer, peran Yanti sangat berarti bagi masyarakat di Kecamatan Cidahu, Cianjur. Minimnya tenaga medis dan jauhnya pusat pelayanan kesehatan, membuat Yanti yang berbekal pendidikan D1 bidang pekarya kesehatan, sering diminta mengobati masyarakat.
Bahkan tak jarang sehabis mengajar, Yanti menyempatkan diri berkunjung ke desa lain untuk memberikan pelayanan kesehatan. Kepercayaan masyarakat terhadap sosok Yanti bertambah dengan penunjukannya sebagai ketua PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat) di Kadusunan Kampung Singkup.
Yanti memberanikan diri mengajukan pinjaman Rp100 juta ke pemerintah daerah yang digunakan untuk pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Resiko melakukan tagihan keliling kampung setiap bulan pun dilakukan dengan senang hati, demi terwujudnya kesejahteraan yang merata di setiap warga.
(kri)