Abaikan Kearifan Lokal, Ancaman Bagi Bangsa

Kamis, 18 September 2014 - 01:04 WIB
Abaikan Kearifan Lokal, Ancaman Bagi Bangsa
Abaikan Kearifan Lokal, Ancaman Bagi Bangsa
A A A
JAKARTA - Tindakan pemerintah yang belum maksimal terkait kearifan lokal budaya Indonesia dinilai bisa menjadi ancaman bagi bangsa. Padahal kearifan lokal yang kuat akan berdampak pada kuatnya karakter bangsa.

“(Tanpa kearifan lokal) saat bangsa kehilangan identitasnya, maka bersiap akan kehilangan segala-galanya,” kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Sindonews, usai acara Roundtable Discussion Koran Sindo, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Kehilangannya, lanjut Dedi, berupa kehilangan aset ekonomi, akses politik, dan tergusurnya masyarakat lokal. “Ini ancaman bagi kita sebenarnya. Pemerintah mesti tegas dalam membuat peraturan yang melindungi situs-situs maupun kearifan lokal,” tambah Dedi.

Pemerintah diharapkan memberikan ruang yang luas juga bagi kaum tradisional dalam mengekspresikan dan mengenalkan budaya asli mereka ke masyarakat luas.

“Kaum tradisional bisa diberikan modal dan pemahaman tentang pemasaran yang kuat jadi proses penguatan kearifan lokal bisa maksimal. Misalkan, diberikan sarana untuk membuat kerajinan dan memasarkannya lewat jaringan UKM yang ada,” tuturnya.

Saat dikaitkan antara kearifan lokal dengan kemodernan, Dedi menjelaskan bangsa Indonesia memiliki peluang untuk maju dengan kebudayaan yang dipunyai.

“Modernitas mengajarkan kita bangkit. Modernitas mengajarkan kita untuk bisa saling jual dan beli. Ketika orang luar menjual kebudayaannya kepada kita, maka kita harus menjual kebudayaan yang kita miliki pada mereka."

"Itulah yang namanya modernitas. Tetapi kalau hanya orang luar saja yang menjual dan kita membelinya dengan cara menjual aset kita, itu bukan modernitas tetapi kolonial,” tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3540 seconds (0.1#10.140)