Demokrasi yang Terpasung di MK
A
A
A
JAKARTA - Aksi teatrikal bertajuk 'Demokrasi yang Terpasung' digelar di depan halaman Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari ini.
Aksi teatrikal ini diusung oleh pendukung dan simpatisan capres-cawapres Prabowo-Hatta yang tergabung dalam Taruna Juang Indonesia (Taji).
Dalam teatrikal itu, lima aktivis Taji melumuri wajahnya dengan cat warna merah dan putih. Mereka membawa keranda dan tiga bendera kuning tanda kematian. Seorang lagi kardus kotak bertuliskan "KPU" dengan tangan terikat dan terbelenggu.
Sambil mengitari keranda mayat, seorang demonstran yang tengah menunduk lesu menaburkan bunga tuju rupa. Mereka berduka, atas pemasungan proses demokrasi di negeri ini.
Penanggung jawab Taji, Suryadi Sanubari, mengatakan aksi teatrikal ini adalah bentuk dari kondisi rakyat hari ini yang telah menjadi korban kepentingan individu, kelompok, dan kekuasaan.
Terbelahnya kesatuan bangsa dan negara mengakibatkan melemahnya daya juang dan semangat nasionalisme sebagai garda kebangsaan.
"Kami kembali mengingatkan, proses demokrasi Indonesia yang berkomitmen terhadap kedaulatan rakyat merupakan tanda bahwa bangsa ini telah merdeka dan berdaulat," kata Suryadi di depan Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).
Dengan demikian, imbuh Suryadi, kokohnya demokrasi yang ditandai dengan pemilu yang bersih dan berintegritas menjadi sebuah prasyarat bagi Indonesia yang adil, berdaulat dan sejahtera.
"Semoga MK dapat mengeluarkan putusan yang adil dan menjadikan demokrasi kita semakin kokoh," kata Suryadi.
Aksi teatrikal ini diusung oleh pendukung dan simpatisan capres-cawapres Prabowo-Hatta yang tergabung dalam Taruna Juang Indonesia (Taji).
Dalam teatrikal itu, lima aktivis Taji melumuri wajahnya dengan cat warna merah dan putih. Mereka membawa keranda dan tiga bendera kuning tanda kematian. Seorang lagi kardus kotak bertuliskan "KPU" dengan tangan terikat dan terbelenggu.
Sambil mengitari keranda mayat, seorang demonstran yang tengah menunduk lesu menaburkan bunga tuju rupa. Mereka berduka, atas pemasungan proses demokrasi di negeri ini.
Penanggung jawab Taji, Suryadi Sanubari, mengatakan aksi teatrikal ini adalah bentuk dari kondisi rakyat hari ini yang telah menjadi korban kepentingan individu, kelompok, dan kekuasaan.
Terbelahnya kesatuan bangsa dan negara mengakibatkan melemahnya daya juang dan semangat nasionalisme sebagai garda kebangsaan.
"Kami kembali mengingatkan, proses demokrasi Indonesia yang berkomitmen terhadap kedaulatan rakyat merupakan tanda bahwa bangsa ini telah merdeka dan berdaulat," kata Suryadi di depan Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).
Dengan demikian, imbuh Suryadi, kokohnya demokrasi yang ditandai dengan pemilu yang bersih dan berintegritas menjadi sebuah prasyarat bagi Indonesia yang adil, berdaulat dan sejahtera.
"Semoga MK dapat mengeluarkan putusan yang adil dan menjadikan demokrasi kita semakin kokoh," kata Suryadi.
(hyk)