Manusia Membantu Manusia

Kamis, 14 Agustus 2014 - 13:35 WIB
Manusia Membantu Manusia
Manusia Membantu Manusia
A A A
Manusia membantu manusia bukan sekadar istilah yang kini akrab di telinga masyarakat Indonesia. Yang dimaksudkan istilah dari manusia membantu manusia (MMM) adalah terjemahan bebas dari Mavrodi Mondial Moneybook yang merupakan bentuk “investasi” dengan menggunakan skema piramida mirip sistem yang dipakai dalam bisnis multi level marketing.

Keberadaan MMM belum begitu lama di Indonesia, tetapi langsung mendapat respons tinggi dari masyarakat karena menjanjikan keuntungan di atas 30% per bulan. Hasil investasi yang begitu tinggi dapat langsung menyejahterakan sesama anggota sehingga lahirlah istilah manusia membantu manusia. Keuntungan investasi yang dijanjikan memang sungguh menggiurkan.

Tak heran dalam sekejap peserta MMM mulai menjamur apalagi belum pernah terdengar seorang anggota MMM melapor kepada polisi karena tertipu. Justru informasi yang marak pada sejumlah media massa adalah kabar sukses dari peserta MMM yang meraup untung begitu besar sehingga para anggota mengklaim MMM telah membuat hidup mereka lebih tenang karena secara finansial teratasi.

Namun, sejauh mana aktivitas investasi ini bakal bertahan atau memberi keuntungan besar kepada anggota? Kalangan yang paham akan seluk-beluk investasi pasti sulit memberi penjelasan bagaimana menjamin kelanjutan aktivitas MMM. Dengan janji imbal investasi yang tinggi, sudah jelas memiliki risiko yang tinggi pula. Kelahiran MMM dibidani oleh Sergey Mavrodi pada Februari 1994 di Rusia.

Dalam waktu hitungan bulan, Sergey yang menawarkan MMM dengan skema investasi piramida atau sering disebut dengan Ponzi Scheme sukses memikat masyarakat Rusia. Bagaimana tidak, MMM yang menghimpun dana masyarakat menjanjikan imbal investasi hingga 1.000% setahun. Bisnis Sergey Mavrodi tak selamanya mulus. Setelah lima bulan beroperasi, tepatnya Juli 1994, MMM dibekukan oleh Pemerintah Rusia karena tuduhan penggelapan pajak.

Para anggota pun kelimpungan, MMM terlilit utang hingga 100 triliun rubel. Puluhan investor yang tak bisa lagi menarik dananya berakhir dengan bunuh diri. Pada September 1997 MMM dinyatakan bangkrut. Namun, pria Rusia itu tak patah arang. Bisnis MMM malah dihadirkan di India pada 2011. Kini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia yang berharap mendapat hasil investasi besar dalam waktu yang singkat.

Mengapa masyarakat begitu mudah menerima bentuk investasi dengan risiko tinggi? Menjamurnya berbagai bentuk investasi terutama yang menjanjikan hasil investasi yang besar boleh jadi terkait keinginan sebagian masyarakat yang berhasrat mendapat kekayaan secara instan. Peluang itulah yang ditangkap penyelenggara investasi yang memang tujuan utamanya mengambil dana masyarakat secara ilegal.

Ada kekhawatiran, sistem MMM yang mengandalkan perputaran dana di antara para anggota pada titik tertentu terjadi stagnasi. Siapa yang bertanggung jawab menjamin anggota bisa mendapatkan hasil investasi? Meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai MMM yang menawarkan imbal investasi 30% per bulan tidak lazim, namun baru tahap mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati.

Padahal, sebagaimana ditegaskan Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Soetiono, MMM tidak mengantongi izin resmi dari OJK. MMM bukan lembaga jasa keuangan yang harus diatur dan diawasi OJK. Dengan demikian, segala risiko yang timbul kemudian hari, OJK bebas dari kewajiban memberikan perlindungan. Peserta investasi ala MMM memang belum ada yang melapor karena merasa dirugikan, namun pihak berwenang tidak boleh melipat tangan sebelum menelan korban.

Terlepas dari kekhawatiran MMM bermasalah kemudian hari, membuktikan bahwa banyak masyarakat yang terperangkap pada investasi bodong karena tingkat edukasi keuangan di negeri ini masih minim. Buktinya, iming-iming investasi dengan hasil tinggi begitu laris tanpa memperhitungkan risiko yang mengancam di depan mata.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7505 seconds (0.1#10.140)
pixels